Menyambut Kemenangan dengan Khusyuk: Menggali Makna dan Tata Cara Shalat Idul Fitri 1443 H


Di penghujung Ramadhan yang penuh berkah, suasana menyambut kemenangan Idul Fitri 1445 H mulai terdengar. Bulan penuh ampunan ini telah menempa jiwa dan raga, mengantarkan kita menuju hari kemenangan yang dinanti. Di momen istimewa ini, mari sejenak merenungkan makna Idul Fitri dan mempersiapkan diri untuk menyambutnya dengan penuh khusyuk.

Shalat Idul Fitri merupakan salah satu ibadah penting yang menandai berakhirnya Ramadhan. Pelaksanaannya sarat makna, melambangkan rasa syukur atas limpahan rahmat dan karunia Allah SWT. Di balik kesederhanaan gerakannya, terkandung nilai spiritual yang mendalam, mengingatkan kita tentang esensi kembali ke fitrah dan kesucian.

Namun, di tengah euforia Idul Fitri, tak jarang kita terjebak dalam rutinitas tanpa memahami makna di baliknya. Dengan memahami esensi dan tata caranya, diharapkan kita dapat melaksanakan ibadah ini dengan penuh kekhusyukan dan meraih manfaatnya secara maksimal.

Memulai berpuasa karena melihat bulan, demikian juga saat Ramadhan berakhir sebab melihat bulan

أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو بِشْرٍ عَنْ أَبِي عُمَيْرِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ عُمُومَةٍ لَهُ أَنَّ قَوْمًا رَأَوْا الْهِلَالَ فَأَتَوْا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَمَرَهُمْ أَنْ يُفْطِرُوا بَعْدَ مَا ارْتَفَعَ النَّهَارُ وَأَنْ يَخْرُجُوا إِلَى الْعِيدِ مِنْ الْغَدِ

Telah mengabarkan kepada kami 'Amr bin 'Ali dia berkata; telah menceritakan kepada kami Yahya dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Bisyr dari Abu 'Umair bin Anas dari bibinya, bahwa ada suatu kaum yang melihat hilal ( masuknya bulan Syawal), lalu mereka datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam. Kemudian beliau Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam memerintahkan mereka untuk berbuka puasa setelah hari agak siang dan keluar ke tempat shalat Id (hari raya) besoknya.  HR An Nasai 1539


Mandi sebelum berangkat shalat ied

حَدَّثَنَا جُبَارَةُ بْنُ الْمُغَلِّسِ حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ تَمِيمٍ عَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْتَسِلُ يَوْمَ الْفِطْرِ وَيَوْمَ الْأَضْحَى

Telah menceritakan kepada kami Jubarah Al Mughallis berkata, telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Tamim dari Maimun bin Mihran dari Ibnu Abbas dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mandi pada hari raya iedul Fitri dan iedul Adlha. "


Berjalan kaki menuju tempat sholat ied

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ سَعْدِ بْنِ عَمَّارِ بْنِ سَعْدٍ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ أَبِيهِ عَنْ جَدِّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَخْرُجُ إِلَى الْعِيدِ مَاشِيًا وَيَرْجِعُ مَاشِيًا

Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin 'Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Sa'd bin 'Ammar bin Sa'd berkata, telah menceritakan kepadaku Bapakku dari Bapaknya dari Kakeknya berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat menuju shalat ied dengan berjalan, demikian juga ketika kembali. "


Tidak ada adzan dan iqomah

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَهَنَّادٌ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ سِمَاكٍ يَعْنِي ابْنَ حَرْبٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غَيْرَ مَرَّةٍ وَلَا مَرَّتَيْنِ الْعِيدَيْنِ بِغَيْرِ أَذَانٍ وَلَا إِقَامَةٍ

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abi Syaibah dan Hannan, keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Al Ahwash dari Simak yaitu Ibnu Harb dari Jabir bin Samurah berkata; aku shalat ied bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidak hanya satu kali dan tidak pula dua kali, tanpa ada adzan dan iqomat.


Shalat dahulu baru kemudian Khutbah

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ حَنْبَلٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ وَمُحَمَّدُ بْنُ بَكْرٍ قَالَا أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ أَخْبَرَنِي عَطَاءٌ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَمِعْتُهُ يَقُولُ إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَامَ يَوْمَ الْفِطْرِ فَصَلَّى فَبَدَأَ بِالصَّلَاةِ قَبْلَ الْخُطْبَةِ ثُمَّ خَطَبَ النَّاسَ فَلَمَّا فَرَغَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَزَلَ فَأَتَى النِّسَاءَ فَذَكَّرَهُنَّ وَهُوَ يَتَوَكَّأُ عَلَى يَدِ بِلَالٍ وَبِلَالٌ بَاسِطٌ ثَوْبَهُ تُلْقِي فِيهِ النِّسَاءُ الصَّدَقَةَ قَالَ تُلْقِي الْمَرْأَةُ فَتَخَهَا وَيُلْقِينَ وَيُلْقِينَ وَقَالَ ابْنُ بَكْرٍ فَتَخَتَهَا

Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Hanbal telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq dan Muhammad bin Bakr keduanya berkata; telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij telah mengabarkan kepadaku 'Atha` dari Jabir bin Abdullah dia berkata; -saya mendengar dia (Jabir) berkata- sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri pada hari raya fithri, lalu beliau mengerjakan shalat, beliau memulai shalat sebelum berkhutbah, setelah itu barulah beliau berkhutbah di hadapan manusia. Tatkala Nabi Allah shallallahu 'alaihi wasallam selesai khutbah, beliau turun lalu mendatangi kaum wanita, beliau memberi peringatan kepada mereka sambil bersandar kepada tangan Bilal, sedangkan Bilal sendiri membentangkan secarik kain sebagai tempat sedekah yang di sumbangkan oleh kaum perempuan." Kata Jabir; "Ada seorang wanita yang melepas cincinnya dan melemparnya ke (kain tersebut), kemudian mereka bergantian melepaskan perhiasannya." HR Abu Dawud 964


Tak ada shalat sunah sebelum dan setelah shalat ied

حَدَّثَنَا أَبُو عَمَّارٍ الْحُسَيْنُ بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ أَبَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الْبَجَلِيِّ عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ حَفْصٍ وَهُوَ ابْنُ عُمَرَ بْنِ سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ خَرَجَ فِي يَوْمِ عِيدٍ فَلَمْ يُصَلِّ قَبْلَهَا وَلَا بَعْدَهَا وَذَكَرَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَلَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى وَهَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Telah menceritakan kepada kami Abu 'Amar Al Husain bin Huraits telah menceritakan kepada kami Waki' dari Aban bin Abdullah Al Bajali dari Abu Bakar bin Hafsh dia adalah Ibnu Umar bin Sa'ad bin Abu Waqash, dari Ibnu Umar bahwa dia keluar (menuju tempat shalat) pada hari raya id, dengan tidak mengerjakan shalat sebelumnya maupun setelahnya. Dia menyebutkan bahwa Nabi Shallahu 'alaihi wa sallam mengerjakan seperti itu. Abu Isa berkata, ini adalah hadits hasab shahih. HR At Tirmidzi 494


Sholat Ied, 7 takbir rakaat pertama dan 5 takbit rakaat kedua

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الطَّائِفِيَّ يُحَدِّثُ عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ قَالَ قَالَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ التَّكْبِيرُ فِي الْفِطْرِ سَبْعٌ فِي الْأُولَى وَخَمْسٌ فِي الْآخِرَةِ وَالْقِرَاءَةُ بَعْدَهُمَا كِلْتَيْهِمَا

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Al Mu'tamir dia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abdurrahman Ath Thaifi menceritakan dari Amru bin Syu'aib dari ayahnya dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: takbir pada waktu shalat Iedul fithri tujuh kali pada rakaat pertama dan lima pada rakaat terakhir dan bacaan AlQur'an setelah itu semua. HR Abu Dawud 971


Post a Comment

Previous Post Next Post