Digitalisasi Transaksi di Pondok Pesantren Wali Barokah, 4000-an Santri Jadi Sasaran

Pondok Pesantren Wali Barokah Digitalkan Transaksi 4.000-an Santri


KEDIRI. Pondok Pesantren Wali Barokah, yang berlokasi di Kediri, telah memulai era baru dalam manajemen keuangan mereka. Dalam kemitraan dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), pesantren ini telah mendigitalkan transaksi untuk lebih dari 4.000 santrinya. Inovasi ini tidak hanya memudahkan santri dalam melakukan transaksi, tetapi juga membantu pengurus dalam mengelola keuangan pesantren.

“Penggunaan smart card merupakan langkah pondok pesantren kami, dalam mendigitalisasi transaksi dan memungkinkan segala transaksi tanpa uang tunai atau cashless,” ungkap Ketua Yayasan Wali Barokah KH Achmad Fawwas Abdul Aziz. “Resiko santri kehilangan uang semakin rendah dan memudahkan para pengurus dan orangtua santri dalam pengelolaan pembiayaan untuk pondok pesantren.”

Dengan adanya smart card, para santri tidak lagi was-was kehilangan uang. Para pengurus pondok pesantren juga makin mudah dalam mengelola keuangan untuk keperluan pondok pesantren. Sebab, semuanya telah terdigitalisasi.

Selain kemudahan dalam transaksi, smart card juga memberikan manfaat lain. “Penggunaan kartu cerdas tersebut, selain untuk belanja, dapat digunakan untuk memonitor ketertiban kegiatan santri. Dengan kartu ini kita gunakan juga untuk absensi kegiatan belajar serta jadwal makan,” ujar Ahmad Fawwaz.

Penerapan teknologi pembayaran cashless di Pondok Pesantren Wali Barokah tidak berjalan dengan instan. Sebelum diterapkan dengan mulus, sudah dilakukan sejumlah uji coba dan juga penataan sistem yang digunakan. “Kita mulai uji coba sejak akhir 2021 dan baru sekarang, 1-2 bulan terakhir berjalan tanpa kendala,” tutur Achmad Fawwas.


Kolaborasi dengan BSI

Vice President Islamic Ecosystem Business Solutions Group BSI, Emir Syafial, mengatakan bahwa peluncuran smart card tersebut adalah kolaborasi terbaik BSI dengan Ponpes Wali Barokah. “Smart card BSI ini dalam rangka pelaksanaan program digitalisasi pesantren atau digitren, untuk mempermudahkan wali santri, santri, pengurus, pengelola pesantren dan dapat memitigasi resiko,” kata Emir Syafial.

Menurut Emir Syafial, pihaknya akan ke pesantren-pesantren lain, salah satunya Pondok Pesantren Lirboyo. Targetnya pada 2024, pondok-pondok pesantren dapat menggunakan smart card. “Ponpes Wali Barokah menjadi percontohan, karena telah merasakan manfaatnya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ketua DPP LDII Ardito Bhinadi, mengatakan bahwa kerja sama LDII dengan BSI selain penggunaan smart card tersebut juga QRIS berbasis masjid. Selain itu, BSI membantu transaksi Baitul Maal wa Tamwil (BMT), dan UBMart. “Kerja sama dengan BSI merupakan langkah konkrit mewujudkan pengabdian LDII dalam bidang ekonomi syariah," kata Ardito Bhinadi.

Sekda Kota Kediri Bagus Alit yang mewakili Pj. Wali Kota Zanariah mengapresiasi penerapan smart card di Ponpes Wali Barokah. Menurutnya, inovasi tersebut akan membawa Ponpes Wali Barokah pesantren berbasis digital. "Dengan adanya smart card ini, diharapkan para santri makin bijak dalam mengelola keuangan dan insya Allah terhindar dari berbagai macam risiko yang ada di transaksi uang tunai,” terangnya.

Dengan digitalisasi transaksi ini, Pondok Pesantren Wali Barokah telah membuka jalan baru dalam manajemen keuangan pesantren. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam memanfaatkan teknologi untuk memudahkan kehidupan sehari-hari santri dan pengurus pesantren. Dengan ini, mereka telah menunjukkan bahwa tradisi dan teknologi dapat berjalan beriringan dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik dan lebih aman bagi para santri.

Post a Comment

Previous Post Next Post