Ajakan Bersyukur di Tiap Mengawali Pengajian

bersyukur


Pengajian adalah salah satu kegiatan ibadah yang sangat bermanfaat bagi umat Islam. Dengan mengaji, kita dapat mempelajari dan memahami isi Alquran, hadis, dan ilmu-ilmu agama lainnya. Selain itu, pengajian juga dapat meningkatkan ukhuwah islamiyah, silaturahim, dan kebersamaan antara sesama muslim.

Namun, sebelum kita mengaji, ada satu hal yang sangat penting yang harus kita lakukan, yaitu bersyukur. Hal ini nampak di setiap mengawali pengajian seorang Muballigh mengingatkan kepada para hadirin jamaah untuk mengingat nikmat yang telah diberikan Allah dan kemudian ajakan untuk mensyukurinya.

Bersyukur kepada Allah SWT adalah merupakan perintah yang ada dalam Alquran. Allah SWT berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)

Ayat ini menunjukkan bahwa bersyukur adalah salah satu bentuk mengingat Allah SWT, dan Allah SWT akan mengingat orang-orang yang bersyukur. Bersyukur juga merupakan lawan dari kufur, yaitu mengingkari nikmat Allah SWT. Allah SWT telah memberikan kita banyak nikmat, baik yang tampak maupun yang tersembunyi, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari. Oleh karena itu, kita wajib mensyukuri nikmat-nikmat tersebut dengan ucapan, perbuatan, dan hati.

Bersyukur dengan ucapan adalah dengan mengucapkan Alhamdulillah, yaitu memuji dan mengakui bahwa segala nikmat yang kita miliki berasal dari Allah SWT. Bersyukur dengan perbuatan adalah dengan menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk ketaatan dan kebaikan, serta tidak menyalahgunakannya untuk kemaksiatan dan keburukan. Bersyukur dengan hati adalah dengan merasa senang, puas, dan ridha dengan nikmat-nikmat yang Allah SWT berikan, serta tidak merasa sombong, iri, atau tamak.

Salah satu nikmat yang harus kita syukuri adalah kesempatan waktu longgar untuk mengaji. Mengaji adalah nikmat yang sangat besar, karena dengan mengaji kita dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperoleh ilmu yang bermanfaat, dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Oleh karena itu, mari kita bersyukur atas nikmat mengaji ini dengan cara menghargai waktu, menghormati guru, mengikuti aturan, dan berpartisipasi aktif dalam pengajian. Jangan sampai kita menyia-nyiakan nikmat ini dengan cara terlambat, bermalas-malasan, mengganggu, atau tidak mengikuti pelajaran. Ingatlah bahwa Allah SWT akan menambah nikmat bagi orang-orang yang bersyukur, dan akan mengurangi atau menghilangkan nikmat bagi orang-orang yang tidak bersyukur. Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)


Selain ayat yang sudah diuraikan sebelumnya, ada beberapa ayat lain dalam Alquran yang berbicara tentang tema bersyukur atas nikmat Allah SWT, antara lain:

  • Surat An-Naml ayat 40:

قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ ۚ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَٰذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ ۖ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ ۖ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ

“Berkata orang yang mempunyai sebagian ilmu dari Al Kitab: "Aku akan membawanya kepadamu sebelum berkedip mata kamu". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di sisinya, berkatalah ia: "Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba aku, apakah aku bersyukur atau mengingkari (nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”

Ayat ini menceritakan tentang kisah Nabi Sulaiman AS yang diberi nikmat oleh Allah SWT berupa kekuasaan, kekayaan, dan keilmuan yang luar biasa. Salah satu contohnya adalah ketika ia dapat memindahkan singgasana Ratu Balqis dari Yaman ke Palestina dalam sekejap mata dengan bantuan seorang hamba yang memiliki ilmu dari Al Kitab. Nabi Sulaiman AS menyadari bahwa semua itu adalah karunia Allah SWT yang menguji dirinya, apakah ia akan bersyukur atau tidak. Ia pun mengucapkan bahwa barangsiapa yang bersyukur, maka ia hanya mendapatkan kebaikan untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka Allah SWT tidak membutuhkan pujian atau pengakuan dari makhluk-Nya.Baik, saya akan melanjutkan artikel yang saya buat sebelumnya dengan menambahkan ayat lain tentang tema bersyukur:

  • Surat Luqman ayat 31:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً ۗ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلَا هُدًى وَلَا كِتَابٍ مُنِيرٍ

“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu, tanpa petunjuk, dan tanpa kitab yang menerangi.”

Ayat ini mengajak kita untuk memperhatikan nikmat-nikmat Allah SWT yang ada di langit dan di bumi, yang Allah SWT tundukkan untuk kepentingan kita. Nikmat-nikmat tersebut meliputi segala sesuatu yang kita butuhkan untuk hidup, seperti udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain. Nikmat-nikmat tersebut juga meliputi hal-hal yang tidak kita lihat, tetapi kita rasakan, seperti kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, keimanan, dan lain-lain. Allah SWT telah menyempurnakan nikmat-Nya untuk kita, baik yang tampak maupun yang tersembunyi. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Allah SWT atas semua nikmat-Nya, dan tidak membantah atau meragukan keesaan dan kekuasaan-Nya.

Post a Comment

Previous Post Next Post