“Insya Allah ke depan kami bersama rekan-rekan FKPQ siap berkolaborasi dengan teman-teman FKDT dalam acara dan program lain,” kata Gus Abduh yang juga ustadz di Ponpes Al Ishlah Bandar Kidul Kediri.
Informasi penting yang perlu diketahui, bahwa di Kota Kediri terdapat 270 lembaga TPQ/LPQ. Setiap tahun, lembaga-lembaga tersebut menyelenggarakan program peningkatan mutu pendidikan Alquran melalui Majelis Tahsin Qiroat Alquran. Saat ini, angkatan kedua program tersebut akan diwisuda pada pertengahan Juni 2023. Selanjutnya, akan ada program Tahsin lagi untuk gelombang berikutnya, yang bisa diikuti oleh para pendidik dari LPQ maupun MDT.
Selain program Tahsin, ada juga program Musabaqoh Tilawatil Quran bagi anak-anak TPQ/LPQ. Program ini telah menghasilkan santri-santri berbakat di bidang tilawah, khat, tahifdz, dan lain-lain, seperti Subhi Arya Saputra dari TPQ Mambaun Nasyiin Burengan yang menjadi qori dalam acara tersebut. Bakatnya terlatih oleh para tutor tilawah dari program Qurma (Quran Massive).
Program Qurma diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) para pendidik/guru TPQ/LPQ. Gus Abduh berharap program ini terus dijalankan oleh Pemkot Kediri dan diikuti oleh para pelajar TPQ untuk melanjutkan pembinaan agamanya di MDT.
Ketua FKDT Kota Kediri, Gus Iing, juga berharap FKDT dan FKPQ dapat memainkan peran yang lebih aktif, khususnya dalam memfasilitasi agar pelajar di Kota Kediri dapat mempelajari agama yang baik dan memiliki akhlakul karimah.
“Kami juga ingin seperti daerah-daerah lain yang mengambil kebijakan Wajib Ngaji di TPQ dan Madin Bagi Siswa Sekolah Formal,” kata Gus Iing yang juga pengasuh Ponpes Almahrusiyah Lirboyo Kota Kediri.
Gus Iing juga mendorong lembaga penyelenggara diniyah Madin untuk bisa melegalformalkan lembaganya, agar guru-guru Madin bisa sejahtera melalui program bantuan insentif dari pemerintah. Gus Iing meyakini dengan sejahteranya guru-guru Madin akan dapat meningkatkan kompetensi dalam mendidik santrinya. “Harapan kami yang ditambah tidak hanya nominalnya, tetapi juga kuotanya,” ungkap Gus Iing.
Sementara itu, Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto dalam sambutannya menyampaikan, penunjukan Ponpes Wali Barokah untuk membantu memfasilitasi kegiatan tersebut disambut dengan baik dan antusias. “Hal ini merupakan ladang amal solih bagi kami, hidup akan terasa indah jika bisa saling membantu, saling taawun,” ujar KH Sunarto.
KH Sunarto menuturkan bahwa saling membantu tidak sekadar retorika belaka. Hal ini dibuktikan dengan hubungan antar sesama muslim di Kota Kediri yang cukup solid, bisa saling memahami dan menghormati, di diwujudkan dalam acara tersebut.
“Orang iman itu selalu menghormati tamu. Untuk itu saya menyambut gembira dan menghaturkan bersyukur kepada Gus Iing dan Gus Abduh atas amanat yang diberikan beliau berdua kepada kami dalam membantu penyelenggaran acara ini”, ucap KH Sunarto.
Acara Halalbihalal dan Sarasehan tersebut dikemas ala pesantren dengan duduk lesehan, serta tidak membeda-bedakan antara satu dengan yang lain, termasuk dalam hal penyambutan.
Semula panitia acara dari FKPQ dan FKDT Kota Kediri akan mengundang 300 orang. Namun, yang dapat hadir hanya 130 orang. “Bagi kami hal itu tidak menjadi masalah, toh ini tahap awal dalam sebuah acara yang digagas FKPQ dan FKDT,” lanjut KH Sunarto. (Mzdha)