Hari Puisi Nasional diperingati setiap tahunnya pada tanggal 28 Mei di Indonesia. Tanggal ini dipilih sebagai penghormatan kepada seorang penyair besar Indonesia yang bernama Chairil Anwar. Chairil Anwar lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Sumatera Utara dan meninggal pada usia yang masih sangat muda yaitu 27 tahun pada tanggal 28 April 1949 di Jakarta.
Chairil Anwar dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka Indonesia pada masanya dan dianggap sebagai salah satu pelopor Angkatan '45, sebuah gerakan sastra yang muncul di Indonesia pada era kemerdekaan. Karya-karyanya banyak dianggap sebagai karya sastra modern pertama di Indonesia yang menggambarkan perasaan dan emosi secara bebas dan tidak terkekang oleh norma-norma sastra tradisional.
Sebagai penghormatan dan pengakuan atas jasa-jasanya dalam bidang sastra, maka pada tanggal 28 Mei 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Puisi Nasional. Tanggal ini juga menjadi hari peringatan wafatnya Chairil Anwar yang dianggap sebagai pahlawan dalam dunia sastra Indonesia. Melalui peringatan ini diharapkan dapat memupuk dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya sastra dan puisi dalam memperkaya budaya dan identitas bangsa.
Chairil Anwar memiliki banyak karya puisi yang terkenal di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah: Aku, Kerikil Tajam, Di Atas Bukit, Tiga Menguak Takdir, Krawang-Bekasi, Selamat Pagi, Kita Semua Sama, Diponegoro,Ibu.
Berikut salah satu karyanya berjudul IBU
Pernah aku ditegur
Katanya untuk kebaikan
Pernah aku dimarah
Katanya membaiki kelemahan
Pernah aku diminta membantu
Katanya supaya aku pandai
Ibu...
Pernah aku merajuk
Katanya aku manja
Pernah aku melawan
Katanya aku degil
Pernah aku menangis
Katanya aku lemah
Ibu...
Setiap kali aku tersilap
Dia hukum aku dengan nasihat
Setiap kali aku kecewa
Dia bangun di malam sepi lalu bermunajat
Setiap kali aku dalam kesakitan
Dia ubati dengan penawar dan semangat
dan bila aku mencapai kejayaan
Dia kata bersyukurlah pada Tuhan
Namun...
Tidak pernah aku lihat air mata dukamu
Mengalir di pipimu
Begitu kuatnya dirimu...
Ibu...
Aku sayang padamu...
Tuhanku....
Aku bermohon pada-Mu
Sejahterahkanlah dia
Selamanya...
Baca : Syair untuk IBU, Li Ummika Haqqun
Puisi-puisi Chairil Anwar ditandai dengan gaya penulisan yang sangat ekspresif, penuh dengan emosi dan perasaan. Karya-karyanya sering menggambarkan kegelisahan, kebingungan, dan rasa sedih yang mendalam, yang tercermin dari kehidupannya yang singkat namun penuh dengan pengalaman yang intens. Dalam puisi-puisinya, Chairil Anwar juga sering menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna, sehingga puisi-puisinya mudah dipahami oleh banyak orang dan sangat berkesan.
Indonesia memiliki banyak pengarang puisi terkenal yang karya-karyanya diakui secara nasional maupun internasional. Beberapa di antaranya adalah: Sapardi Djoko Damono, Taufik Ismail, Sutardji Calzoum Bachri, WS Rendra, Amir Hamzah, Goenawan Mohamad, Emha Ainun Nadjib, dan lainya.
Pengarang-pengarang ini terkenal karena karya-karya puisi mereka yang kaya akan makna dan emosi, serta mampu menggambarkan keindahan bahasa Indonesia secara khas dan unik. Selain itu, mereka juga sering mengangkat tema-tema yang penting dalam kehidupan manusia, seperti cinta, kemanusiaan, dan perjuangan, sehingga karya-karya mereka seringkali menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang. Puisi-puisi mereka sering dianggap sebagai warisan budaya yang berharga bagi bangsa Indonesia.