Tanamkan Pentingnya Ideologi Pancasila, Ponpes Dahlan Ikhsan Helat Nobar G30S/PKI

 

Tanamkan Pentingnya Ideologi Pancasila, Ponpes Dahlan Ikhsan Helat Nobar G30S/PKI

Blitar (6/10). Pondok Pesantren (Ponpes) Dahlan Ikhsan, Blitar, Jawa Timur menggelar nonton bareng film dokumenter pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam Gerakan 30 September 1965, pada Jumat (30/9). Hal ini sebagai upaya menanamkan rasa nasionalisme dan memberikan pemahaman akan pentingnya ideologi Pancasila.

Peristiwa tragis itu menjadi catatan kelam bangsa Indonesia itu, menurut Ketua Pondok Pesantren Dahlan Ikhsan, Jupri Zakaria adalah momen penting bagi bangsa Indonesia. Perjuangan para pahlawan revolusi dalam mempertahankan Pancasila sangat patut diteladani generasi muda.

“Film idiputarkan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pemahaman kebangsaan. Atau nasionalisme generasi muda LDII. Agar mereka dapat memahami bahwa untuk menegakkan negara sangat mahal harganya,” tuturnya.

Jupri mengungkapkan pemutaran dokumenter G30S/PKI diadakan setiap tahun untuk mengenang sejarah 57 tahun yang lalu. Mengenang saat Indonesia mengalami belasungkawa atas kekejaman para PKI yang telah menculik serta membunuh secara tragis para pahlawan revolusi.

Walapun acara ini berlangsung hingga larut malam, para santri tetap mengikuti sampai selesai. Hisyam Muklis, salah seorang santri di pondok pesantren itu misalnya, ia banyak mengambil manfaat dengan diputarnya film G30S/PKI. Ia mengungkapkan film itu dapat menjadi media dalam menanamkan bahwa ideologi Pancasila tidak boleh digantikan. Akan  tetapi harus dijaga dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Diputarkan film tersebut bisa menambahkan wawasan kami dalam hal kebangsaan. Dan dapat menambah rasa nasionalisme dalam diri kami, ” ucapnya saat mengikuti acara tersebut.

Jupri Zakaria mengatakan, sejarah sangat penting untuk diketahui generasi muda. Supaya generasi muda bisa mewarisi jiwa nasionalis, patriotis dan jiwa heroik para pahlawan bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Sehingga peristiwa sejarah kelam pada 30 September 1965 tersebut dapat menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi di masa mendatang.

Post a Comment

Previous Post Next Post