Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari cobaan yang menyulitkan, kesengsaraan yang menderitakan, takdir yang buruk dan cacian musuh." HR Bukhari
Cukup miris menyimak berita akhir-akhir ini. Awal tahun 2021 dilalui dengan berbagai musibah berskala besar di tanah air, sementara pandemi masih belum usai. 9 Januari 2021 dunia penerbangan digemparkan dengan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air JT-182 Kejadian terjadi beberapa menit setelah lepas landas dari ibu kota Jakarta. Dikabarkan seluruh awak pesawat dan penumpang menjadi korban saat pesawat meledak menghantam permukaan laut di Kepulauan Seribu.
Tak lama beberapa hari kemudian disusul dengan Gempa bumi bermagnitudo 6,2 yang mengguncang Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021) pukul 01.28 WIB. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), akibat dari gempa ini adalah rusaknya sejumlah bangunan dan setidaknya 42 orang dilaporkan meninggal dunia.
Selanjutnya Banjir bandang tanggal 14/1/2021 yang menerjang tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan (Kalsel) selama beberapa hari terakhir telah menewaskan lima orang dan membuat 112.709 orang lainnya kehilangan tempat tinggal hingga mengungsi. Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 7 Kabupaten/Kota terdampak banjir itu terdiri dari Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kota Tanah Laut, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Tabalong.
Maka Bersabarlah Bagi Yang Ditimpa Musibah
Allah سبحانه وتعالى mengingatkan kepada mukmin untuk senantiasa bersabar dalam menghadapi musibah. Tidak ada yang lebih utama pada saat musibah itu datang, kemudian ia (yang tertimpa musibah) segera mengembalikan semua kepada Allah dengan mengucapkan kalimat istrija'
مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} [البقرة: 156] ، اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا
Apabila ada seorang muslim yang mengalami musibah, lalu dia mengucapkan kalimat seperti yang Allah perintahkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun’ ya Allah berikanlah pahala untuk musibahku, dan gantikan untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka Allah akan memberikan ganti untuknya dengan yang lebih baik. (HR. Muslim 918)
Sungguh tidak ada kemampuan manusia untuk menahan kehendak Allah سبحانه وتعالى manakala Allah سبحانه وتعالى menurunkan musibah di muka bumi. Karena benar adanya Allah memiliki kekuasaan yang meliputi langit, bumi dan seisinya. Kekuatan Nya teramat sangat dahsyat.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌۭ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. [Surat At-Taghabun (64) ayat 11]
Kapan, dimana, dan bagaimana musibah itu tak ada yang tahu pastinya. Manusia hanya sedikit bisa mengetahui tanda- tanda itu. Saat ia berfikir tak akan terjadi apapun, ternyata mendadak Allah menurunkan musibah. Saat yang lain bisa juga hal yang telah diperkirakan sebelumnya akan terjadi musibah ternyata Allah memberikan keadaan yang aman. Demikianlah, semua itu menjadi rahasia Allah سبحانه وتعالى. Telah tertulis dalam kitab qadar jauh ribuan tahun sebelum diciptakan langit dan bumi.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [Surat Al-Hadid (57) ayat 22]
Ternyata Musibah Juga Bisa Disebabkan Akibat Ulah Manusia
Sebagai Khaliq (Sang Pencipta) Allah سبحانه وتعالى men-design penciptaannya teramat sempurna, tak terkira oleh akal fikiran manusia akan detil bagian-bagiannya. Proses keberlangsungan kehidupan di muka bumi berjalan sesuai semestinya.
Lihatlah bagaimana manusia diciptakan dari air mani , yang terus tumbuh menjadi dewasa dengan jasad utuh dan kuat. Diberikan kelengkapan panca indera sebagai penuntun hidup untuk beraktifitas sehari - hari.
Lihatlah bagaimana Allah سبحانه وتعالى menumbuhkan tanaman dari biji-bijian. Berkembang dengan akar yang kuat, dan batangnya menjulang tinggi ke angkasa. Lalu sebagian bisa menghasilkan buah-buahan, sebagian lain bisa memberikan keteduhan dibawah rindang ranting-ranting.
Lihatlah bagaimana Allah menurunkan hujan dari langit, begitu segar dan tidak lah asin. Limpahan nikmat datang dari atas yang menyirami tanaman dan menghidupkan bumi.
Keseimbangan alam pun terbentuk. Interaksi antara organisme atau antara organisme dengan alam sekitar terjadi secara seimbang dan stabil sehingga terbentuk harmonisasi antara makhluk hidup dengan alam.
Perilaku taqwa umat manusia yang senantiasa menjaga kehidupan dan peduli di bumi berdampak pada terjaganya keseimbangan alam tersebut. Alam pun bersabahat. Namun sebaliknya, perilaku maksiat dan kebrutalan manusia dalam memanfaatkan fasilitas kehidupan di bumi secara berlebihan tanpa mengenal ampun dan batas, secara perlahan akan dapat menganggu keseimbangan alam tersebut.
Bumi menjadi kerontang saat tak lagi mempunyai hutan diatasnya.
Sungai dan laut akan bergejolak saat tumpukan sampah mendangkalkannya.
Dan yang semoga berharap tidak terjadi, saat Allah سبحانه وتعالى menurunkan nikmat hujan mendadak bisa berubah menjadi musibah.
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍۢ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَـٰبٍۢ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌۭ
Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. [Surat Al-Hadid (57) ayat 22]
وَمَآ أَصَـٰبَكُم مِّن مُّصِيبَةٍۢ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا۟ عَن كَثِيرٍۢ
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). [Surat Asy-Syura (42) ayat 30]
10 Langkah Siap Bencana
Sedia payung sebelum hujan, demikian bunyi pepatah. Manusia tidaklah harus putus asa terhadap apapun kejadian di kehidupan ini. Dengan anugerah berupa akal, rasa dan fikiran, manusia dapat membuat rekayasa beberapa hal sebagai untuk menjaga dan menghindari segala kemungkinan yang bakal terjadi di kemudian hari. Termasuk diantaranya adalah antisipasi apabila bencana datang.
Dilansir dari beritanews.com, H. Katno Hadi Ketua Senkom Mitra Polri memberikan beberapa tips terkait hal tersebut. Berikut 10 langkah yang dimaksud untuk dilaksanakan oleh siapa saja dalam mewaspadai terjadinya bencana:
1. Tidur berpakaian yang benar (lengkap), jangan hanya pakai sarung, apalagi permpuan.
2. Yang perempuan muslim Jilbab selalu siap.
3. Batteray Handphone selalu terisi cukup
4. Jangan kunci pintu kamar
5. Tidur Jangan pakai headset
6. Handphone, laptop, jam tangan, dompet atau barang berharga lainnya diletakkan pada tempat yang dapat segera diambil
7. Mobil dan Motor selalu diparkir dengan kepala menghadap keluar
8. Simpan kunci motor dan mobil di satu tempat yang mudah diambil
9. Menyiapkan pakaian yang cukup untuk 2-3 hari, terlipat rapi, termasuk pakaian dalam dll didalam tas atau koper yang tersimpan.
10. Sholat tepat waktu, dan jangan lupa berdoa sebelum tidur memohon lindungan dan keselamatan semua.