Festival Anak Sholeh 2025: Pendidikan Karakter yang Berkembang di LDII Wonogiri

Di kota Wonogiri, Jawa Tengah, festival Anak Sholeh (FAS) 2025 telah menyuguhkan pertunjukan yang menarik bagi generasi penerus Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Acara ini, yang diadakan setiap dua tahun sekali, bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan pendidikan generasi penerus LDII.

Kegiatan di Kompleks Pondok Pesantren Bairuha

Festival Anak Sholeh 2025 diadakan di Kompleks Pondok Pesantren Bairuha, SDIT Budi Utomo, dan SMP Budi Utomo, Jatipurno, Wonogiri. Kegiatan ini yang menargetkan anak-anak usia PAUD dan SD diikuti sekitar 400 peserta dari seluruh TPQ LDII di wilayah timur Kecamatan Jatipurno.

Abdul Syukur: Antusiasme dan Dukungan Orang Tua Meningkat

Ketua panitia FAS 2025, Abdul Syukur, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah menarik perhatian yang besar. “Kami melihat generasi penerus semakin percaya diri mengikuti kompetisi. Panitia yang berjumlah lebih dari 30 orang bersama 20 dewan juri berusaha memberikan arena berkompetisi yang edukatif dan adil,” ujarnya.

Perlombaan yang Beragam

Perlombaan yang diselenggarakan mencakup berbagai kategori seperti adzan-ikomah, mewarnai, hafalan Al-Qur’an, tartil, cerita islami, menulis pegon, kaligrafi, dan lomba cerdas cermat. Pembina PPG Jatipurno, Teguh Saroso, menyebut FAS sudah berkembang menjadi ruang pertumbuhan karakter.

FAS: Ruang Pembiasaan Moral Anak

“FAS bukan sekadar lomba, tetapi ruang pembiasaan moral anak. Kami ingin peserta memahami adab, kemandirian, serta disiplin yang kelak menguatkan fondasi perjalanan mereka sebagai generasi penerus,” tuturnya.

29 Karakter Generasi Unggul

Teguh juga menyebut 29 karakter generus LDII merupakan formula pendidikan yang dirancang agar anak-anak memiliki akhlak yang kuat sekaligus kompetensi masa depan. “Kompetisi ini hanya pintu awal. Yang lebih penting ialah bagaimana para orang tua dan pendidik terus menguatkan karakter tersebut dalam keseharian anak-anak,” katanya.

Strategi LDII untuk Membina Generasi

Ketua DPD LDII Wonogiri, Sutoyo, memberikan perhatian besar terhadap penyelenggaraan FAS 2025. Ia menyebut kegiatan ini menjadi bagian strategi LDII untuk membina generasi yang siap menghadapi perubahan sosial.

“LDII melihat pendidikan karakter sebagai investasi jangka panjang. FAS mengajarkan anak untuk berkompetisi tanpa saling menjatuhkan, belajar dengan gembira, serta mengembangkan kecintaan pada Al-Qur’an,” ucapnya.

Generasi Unggul: Sikap Mental dan Kemampuan Bekerja Sama

Sutoyo menambahkan, generasi unggul tidak lahir dari kemampuan akademik saja, tetapi dari sikap mental yang stabil, kemampuan bekerja sama, serta kemauan memperbaiki diri. “LDII terus mendorong TPQ dan guru pembina menciptakan pola pendidikan yang sehat. Anak-anak perlu dukungan lingkungan yang kondusif agar tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak dan berprestasi. Wonogiri berkomitmen memperkuat ekosistem ini,” tutupnya.

Lebih baru Lebih lama