Warga LDII Raih Indonesian Breeder Award 2025 — Ketum LDII Tegaskan Komitmen Kedaulatan Pangan

<a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=LDII&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview>Warga LDII</a> Raih <a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=Indonesian+Breeder+Award+2025&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview><a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=Indonesian+Breeder+Award+2025&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview>Indonesian Breeder Award 2025</a></a> — <a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=Ketum+LDII&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview>Ketum LDII</a> Tegaskan Komitmen <a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=define+Kedaulatan+Pangan&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview><a target="_blank" href="https://www.google.com/search?ved=1t:260882&q=define+Kedaulatan+Pangan&bbid=3999798148527752148&bpid=4956349401779544612" data-preview>Kedaulatan Pangan</a></a>

Persoalan pangan bukan sekadar masalah mencukupi kebutuhan hidup bangsa. Lebih luas lagi, pangan menjadi komoditas strategis sekaligus senjata dalam diplomasi — dan itulah pesan kuat dari Ketua Umum DPP LDII saat menyikapi pencapaian warga LDII dalam ajang Indonesian Breeder Award 2025.

Dalam pernyataannya, KH Chriswanto Santoso menegaskan bahwa perhatian terhadap sektor pangan harus menyentuh aspek kebijakan yang lebih luas — karena mengabaikannya bukan sekadar meningkatkan impor, melainkan juga berisiko mengganggu kedaulatan bangsa. 1

“Di tengah tekanan perubahan iklim dan alih fungsi lahan, Indonesia tengah berjuang mewujudkan swasembada pangan. Sebagai langkah untuk membangun kedaulatan pangan. Kebijakan tersebut harus didukung oleh seluruh elemen bangsa, baik pemikiran, tenaga, maupun kritik yang membangun,” tutur Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso.

KH Chriswanto juga mengingatkan pengalaman Indonesia pada era pertengahan 1990-an ketika target swasembada tercapai, namun langkah lanjutan terganjal oleh perubahan kebijakan ekonomi pada akhir 1990-an yang berdampak pada hilangnya subsidi penting bagi sektor pertanian. “Kebijakan tersebut mematikan petani yang pondasi usahanya lemah. Akibatnya, pertanian secara nasional tertatih-tatih akibat rentenir, jalur pasok berkepanjangan, monopoli perusahaan pertanian raksasa, yang berakibat pada kesejahteraan petani dan peternak. Termasuk program swasembada pangan,” tuturnya. 2

Di samping itu, KH Chriswanto menyampaikan bahwa di sejumlah kawasan maju seperti Uni Eropa dan Amerika Utara, subsidi bagi petani adalah bagian kebijakan untuk menjaga produktivitas domestik dan kemampuan ekspor — konteks yang menurutnya relevan saat negara menghadapi persaingan geopolitik yang memanfaatkan pangan sebagai alat tekan. 3

Penghargaan untuk Warga LDII: Rubiyo Raih IBA 2025

LDII menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas penghargaan yang diraih Ketua DPP LDII, Rubiyo — pemenang Indonesian Breeder Award (IBA) 2025 Kategori Social Impact. Penghargaan IBA 2025 sendiri diselenggarakan oleh Perhimpunan Ilmu Pemuliaan Indonesia (PERIPI) bekerja sama dengan IPB University dan PT East West Seed Indonesia (EWINDO) di IPB International Convention Center (IICC), Bogor, pada 19 November 2025. 4

Rubiyo adalah warga LDII Bogor yang juga Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tersebut mengungkapkan, IBA merupakan penghargaan tertinggi ilmuwan insan pemulia atas karyanya, sebagai pemulia yang mempunyai dampak besar terhadap kemajuan IPTEK, pembangunan ekonomi, dan sosial.

Dalam keterangan lanjutan, Rubiyo menyatakan bahwa timnya berhasil merakit varietas unggul kakao dan kopi yang kini menjadi kekayaan intelektual dan telah diadopsi oleh petani, perusahaan perkebunan, serta pihak lain. Secara teknis, ia menyebut bahwa produktivitas kakao dapat meningkat dari 1.000 kg menjadi 2.500 kg biji kering per tahun per hektar pada varietas yang dikembangkan. 5

Konteks Nasional: Kebutuhan Pemulia Tanaman

Kepala BRIN, Arif Satria, menyoroti ketersediaan pemulia tanaman sebagai isu krusial: Indonesia diperkirakan hanya memiliki sekitar 1.000 pemulia tanaman, dan dari jumlah itu hanya sekitar 250 yang aktif — menandakan kebutuhan besar akan regenerasi dan dukungan terhadap profesi tersebut. Pernyataan dan dukungan BRIN menegaskan pentingnya kolaborasi antara lembaga riset, perguruan tinggi, industri benih, serta masyarakat untuk mempercepat kemandirian benih nasional. 6

Acara IBA 2025 memberi penghormatan pada para pemulia yang bekerja dalam kesunyian laboratorium dan rumah kaca, tetapi menghasilkan kontribusi yang menyentuh jutaan petani melalui benih unggul yang mereka hasilkan. 7

Pesan Untuk Warga LDII dan Pemangku Kepentingan

Menanggapi fenomena global dan tantangan domestik tersebut, Ketua Umum DPP LDII mendorong warga LDII untuk terus berinovasi di bidang pertanian — menegaskan bahwa peran warga sipil dan profesional LDII dapat memperkuat ketahanan sekaligus kedaulatan pangan nasional. 8

DPP LDII juga mengajak seluruh elemen bangsa untuk mendukung kebijakan strategis yang pro-petani, memperkuat jejaring hilir-ke-hulu, serta membangun ekosistem benih yang independen agar ketahanan pangan tidak lagi rawan intervensi eksternal.

Lebih baru Lebih lama