
KEDIRI. Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Kediri memperkuat tata kelola data pendidikan agama dengan menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) Wali Barokah. Inisiatif ini diwujudkan melalui Pembinaan Administrasi dan Pelatihan Education Management Information System (EMIS) yang menyasar para operator Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT).
Akurasi Data EMIS Jadi Fokus Utama
Pelatihan yang diikuti oleh 170 lembaga MDT ini dipusatkan di Gedung DMC Ponpes Wali Barokah. Kegiatan ini menekankan pentingnya akurasi data sebagai fondasi utama dalam penyaluran bantuan pendidikan.
Kepala Kantor Kemenag Kota Kediri, A Zamroni menegaskan:
Pentingnya validasi data EMIS. Data yang akurat merupakan unsur utama dalam penyaluran Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dan insentif pendidik yang bersumber dari Pemerintah Kota Kediri.
Zamroni menambahkan bahwa validitas data EMIS, terutama jumlah siswa dan guru, menjadi dasar penentuan besaran bantuan yang diberikan. Ia menekankan, karena anggaran berasal dari daerah, pertanggungjawabannya harus transparan dan datanya valid melalui EMIS.
MDT sebagai lembaga nonformal yang menopang kekurangan materi agama di sekolah formal memiliki peran strategis. Kami berharap kedepan MDT juga mendapat dukungan, seperti anggaran operasional per siswa, dari Pemerintah Pusat,
ungkapnya.
Tantangan dan Solusi Pembaruan Data
Zamroni mengakui bahwa pergantian operator yang sering terjadi di pesantren menjadi tantangan utama dalam pembaruan data. Pelatihan ini menjadi solusi untuk mengatasi kendala tersebut, termasuk memfasilitasi pendaftaran ulang bagi madrasah yang sempat terhenti.
Pelatihan ini diselenggarakan juga sebagai langkah strategis untuk memperkuat tata kelola lembaga pendidikan agama di Kota Kediri, sekaligus menyambut kebijakan nasional pembentukan Direktorat Jenderal Pondok Pesantren atau Ditjen Pesantren,
jelasnya.
Apresiasi dan Dukungan untuk Ditjen Pesantren
Sekretaris Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Kota Kediri, Fakhrur Rozi, memberikan apresiasi atas pelatihan EMIS ini. Ia juga menyambut baik rencana pembentukan Ditjen Pesantren di Kementerian Agama, yang telah disetujui oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Ditjen Pesantren hadir sebagai payung besar untuk memperkuat tata kelola, kelembagaan, dan pengembangan ekosistem pesantren secara nasional. Ini adalah kebijakan strategis yang kami sambut baik,
ujarnya.
Fakhrur Rozi menambahkan bahwa EMIS adalah database resmi yang mencakup berbagai informasi penting, seperti identitas lembaga, guru, santri (termasuk NIK), hingga fasilitas. Oleh karena itu, pelatihan rutin sangat dibutuhkan untuk menjaga akurasi data.
Operator dituntut untuk aktif dalam memperbarui data di EMIS supaya data tetap akurat,
imbuhnya.
Ponpes Wali Barokah Prioritaskan Akurasi Data
Sekretaris Ponpes Wali Barokah, Daud Soleh, menegaskan bahwa lembaganya selalu mengutamakan konsistensi pembaruan data.
Teman-teman operator di tempat kami selalu koordinasi untuk memaksimalkan akurasi data EMIS. Kami juga minta bimbingan dan pendampingan kepada Kemenag dan FKDT Kota Kediri. Ini bagian dari upaya memastikan hak lembaga dan pendidik terpenuhi,
pungkasnya.