Sampit (31/12/2025)
Menutup tahun 2025, Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Kotawaringin Timur menggelar Pengajian Akhir Tahun yang berlangsung di Masjid Al Barokah, Sampit, Rabu (31/12). Kegiatan ini diikuti oleh warga LDII, khususnya generasi muda.
Pengajian akhir tahun ini menjadi momentum penting untuk melakukan muhasabah diri, sekaligus memperkuat iman dan ketakwaan di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Materi yang disampaikan menyoroti dalil-dalil tentang kerusakan akhir zaman serta bagaimana sikap seorang muslim dalam menyikapinya.
Kemaksiatan Nyata, Iman Diuji
Dalam sesi materi, disampaikan bahwa kondisi akhir zaman saat ini ditandai dengan kemaksiatan yang tampak nyata dan bertebaran di muka bumi. Perbuatan dosa tidak lagi dilakukan secara sembunyi-sembunyi, bahkan kerap dianggap sebagai bagian dari gaya hidup.
Arus informasi yang begitu deras, pengaruh media sosial, serta perubahan pola pergaulan menjadi tantangan besar bagi generasi muda. Tanpa landasan agama yang kuat, seseorang akan mudah terjerumus dalam perbuatan yang menjauhkan diri dari nilai-nilai Islam.
Ajakan Meningkatkan Kepahaman dan Ibadah
Pada sesi lanjutan, Mubaligh Daniel dan Mubaligh Harianto mengajak pemuda dan pemudi LDII untuk tidak larut dalam arus kerusakan zaman. Keduanya menekankan pentingnya meningkatkan kepahaman agama, ketakwaan, dan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
Generasi muda diingatkan agar senantiasa berupaya:
- Memperdalam pemahaman Al-Qur’an dan hadits.
- Menjaga shalat dan ibadah wajib dengan disiplin.
- Memperbanyak amal ibadah sunnah.
- Menghindari perbuatan dosa serta menjauhi kemaksiatan.
Membumikan 29 Karakter Luhur LDII
Pada sesi nasihat agama, Dewan Penasehat LDII Kotawaringin Timur, M. Siroj, memberikan penekanan khusus pada pentingnya pembinaan karakter. Ia mengajak generasi muda LDII untuk tidak hanya memahami agama secara teori, tetapi juga membumikan karakter, adab, dan budi pekerti luhur dalam kehidupan sehari-hari.
“Terkumpul dalam 29 karakter luhur jamaah LDII yang sudah diketahui bersama,” ungkap M. Siroj, menegaskan bahwa karakter luhur tersebut harus tercermin dalam sikap, tutur kata, dan pergaulan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di dunia digital.
Nilai-nilai tersebut menjadi ciri khas pembinaan LDII dalam membentuk generasi yang berakhlak mulia, berilmu, mandiri, dan bertanggung jawab.
Pengajian Akhir Tahun 2025 ini diharapkan mampu menjadi penguat tekad bagi warga LDII, khususnya generasi muda, untuk terus menjaga iman dan ketakwaan di tengah tantangan akhir zaman. Dengan berpegang teguh pada ajaran Islam serta mengamalkan 29 karakter luhur LDII, generasi muda diharapkan mampu menjadi teladan dan membawa kebaikan di tengah masyarakat.
Akhir zaman boleh penuh ujian, namun iman dan akhlak harus tetap menjadi pegangan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan untuk istiqamah dalam ketaatan. Aamiin.



