Nanoselulosa Rumput Laut: Inovasi Pelembap Wajah Alami Karya Ilmuwan Makassar

MAKASSAR. Tri Widayati Putri, ilmuwan asal Makassar, Sulawesi Selatan, berhasil menciptakan inovasi pelembap wajah alami berbasis nanoselulosa dari rumput laut, membuka potensi baru dalam industri kosmetik yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Inovasi Nanoselulosa: Pelembap Alami dari Rumput Laut

Penelitian disertasi Tri Widayati Putri mengantarkannya meraih gelar Doktor dengan fokus pada pengembangan humektan alami dari sumber daya laut, khususnya rumput laut jenis Caulerpa racemosa.

Menjaga kelembapan kulit wajah adalah kebutuhan utama, tak hanya bagi perempuan, laki-laki juga semakin menyadari pentingnya perawatan kulit. Tak heran, bisnis kosmetik pelembap kulit menjadi pasar yang sangat besar. Dari riset bahan baku pelembap (humektan) alami berbasis nanoselulosa, Tri Widayati Putri berhasil meraih gelar Doktor pada akhir tahun 2025.

Wida, yang juga seorang dosen dan Ketua Program Studi Teknologi Hasil Perikanan di Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa, melihat potensi besar dalam pemanfaatan bahan alami sebagai alternatif pengganti bahan kimia sintetis dalam produk kosmetik.

Potensi dan Keunggulan Nanoselulosa Rumput Laut

Wida menjelaskan bahwa nanoselulosa dari rumput laut memiliki sejumlah keunggulan signifikan dibandingkan bahan sintetis.

Menurut Wida, selulosa dari rumput laut memiliki biokompatibilitas yang baik dengan jaringan kulit manusia serta memiliki kapasitas retensi dan permeabilitas air yang tinggi, sehingga potensial digunakan sebagai bahan aktif pelembap alami (humektan). Keunggulan lain dari selulosa asal rumput laut adalah sifat bioaktifnya, yang berpotensi memberikan manfaat tambahan bagi kesehatan kulit.

Proses ekstraksi nanoselulosa menggunakan metode microwave juga sejalan dengan prinsip green chemistry dan clean production, meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan menghasilkan produk yang lebih ramah lingkungan.

Dampak Positif bagi Lingkungan dan Ekonomi Biru

Inovasi Wida tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan kulit, tetapi juga berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan pengembangan ekonomi biru di Indonesia.

Penelitian disertasi Wida juga merupakan langkah strategis dalam mengurangi ketergantungan terhadap humektan yang berasal dari bahan kimiawi sintetis, yang sejalan dengan SDG 12: Konsumsi dan Produksi Bertanggung Jawab karena mengurangi ketergantungan pada bahan sintetis. Lebih lanjut, ke depannya hilirisasi hasil penelitian ini akan mendorong pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan, dan mengembangkan potensi ekonomi biru (blue economy) di Indonesia yang sangat erat kaitannya dengan SDG 14: Ekosistem Laut karena pemanfaatan rumput laut secara bijak mendukung blue economy.

Saat ini, hasil penelitian Wida sedang dalam proses pengajuan paten dan HAKI, serta telah dipresentasikan di konferensi internasional, membuktikan potensi besar inovasi ini untuk dikembangkan lebih lanjut.

Harapan untuk Pengembangan Kosmetik Alami Berkelanjutan

Wida berharap penelitiannya dapat mendorong pengembangan nanoselulosa rumput laut sebagai humektan alami yang berkelanjutan, serta memberikan peluang bagi masyarakat pesisir untuk meningkatkan nilai ekonomi produk lokal berbasis rumput laut.

Ia juga berharap masyarakat pesisir dan pelaku usaha akan dapat memanfaatkan peluang pengembangan rumput laut dan memperluas pemanfaatan hasil laut ke arah produk bernilai tambah tinggi, meningkatkan nilai ekonomi dan daya saing produk berbasis rumput laut lokal, serta sekaligus menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat pesisir. Semuanya itu sebagai implementasi nyata dari konsep blue economy yang berorientasi pada pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Ke depan, Wida berencana untuk melakukan hilirisasi dan komersialisasi nanoselulosa rumput laut, serta berkolaborasi dengan industri kosmetik lokal dan lembaga penelitian untuk memperkuat aspek penerapan produk dan keberlanjutan teknologi ekstraksinya.

Lebih baru Lebih lama