Kalau kamu mengikuti perkembangan dunia AI, dua nama ini pasti pernah lewat di timeline kamu: chat.z.ai dan blackbox.ai. Keduanya sama-sama keren, sama-sama digadang sebagai “masa depan AI”, tapi ternyata mereka datang dari dua dunia yang agak berbeda. Satu fokus di percakapan dan konten, satunya lagi hidup di dunia para programmer dan kode.
Bayangkan mereka seperti dua superhero: chat.z.ai si komunikator ulung, bisa ngobrol tentang apa saja dari puisi sampai strategi bisnis. Sementara blackbox.ai si jenius logika, yang makanannya adalah baris-baris kode dan debugging seharian. Tapi… kalau keduanya bertemu di satu arena, siapa yang lebih unggul?
Asal-usul Dua Raksasa AI
Sebelum membandingkan kemampuan mereka, kita harus tahu dulu dari mana mereka datang. chat.z.ai adalah produk dari Beijing Zhipu Huazhang Technology Co., Ltd. yang sebelumnya dikenal dengan Zhipu AI. Mereka ini bagian dari gelombang besar startup AI dari Tiongkok yang menantang dominasi Barat dalam dunia kecerdasan buatan. Chat.z.ai memakai otak besar yang disebut GLM-4.5 — versi open-source dari model besar buatan Zhipu. Bayangkan ChatGPT, tapi versi Mandarin-fluent, open-source, dan punya DNA akademik dari Tsinghua University.
Sementara itu, blackbox.ai muncul dari jalur yang lebih "barat". Ia lahir dari komunitas developer yang haus efisiensi. Fokusnya jelas: bantu coder nulis lebih cepat, lebih akurat, dan lebih pintar. Dari laporan publik, blackbox.ai sudah dipakai lebih dari 12 juta developer di seluruh dunia, dan bahkan mencatat revenue tahunan sekitar 31 juta dolar AS. Gila, kan?
Filosofi yang Berbeda: Kreativitas vs Presisi
Kalau dipersonifikasikan, chat.z.ai itu seperti penulis kreatif yang juga jago ngomong. Ia bisa bikin artikel, slide, bahkan nulis script film. Nggak cuma dalam bahasa Inggris, tapi juga Mandarin, Indonesia, dan lainnya. Model GLM-4.5 miliknya punya kemampuan memahami konteks yang panjang, cocok buat diskusi mendalam.
Sebaliknya, blackbox.ai itu seperti engineer tenang tapi jenius. Ia nggak banyak ngomong, tapi kalau diminta bantu bikin fungsi Python, query SQL, atau debug API — hasilnya presisi dan cepat. Ia juga bisa terintegrasi langsung dengan VSCode, GitHub, dan berbagai IDE favorit developer. Jadi nggak heran kalau developer menyebutnya “teman kerja yang nggak tidur.”
Pengalaman Menggunakan Kedua AI
Ketika kamu membuka chat.z.ai, tampilannya ringan dan sederhana. Tanpa ribet daftar, kamu bisa langsung ngetik, ngobrol, dan ngetes kemampuan AI-nya. Mau nulis artikel SEO, bikin ide bisnis, atau cari inspirasi desain — tinggal ketik aja. Dan karena modelnya multilingual, percakapan dalam bahasa Indonesia juga cukup lancar.
blackbox.ai terasa beda. Begitu kamu login, kamu disambut dashboard yang kelihatan seperti terminal developer — penuh potensi dan fitur teknikal. Kamu bisa minta AI-nya nulis kode dari nol, membenahi error, atau bahkan generate dokumentasi otomatis. Bahkan beberapa pengembang bilang hasilnya lebih cepat dari GitHub Copilot.
Perbandingan Empiris
Biar adil, yuk lihat data yang bisa kita kumpulkan dari berbagai sumber publik. Ini bukan angka absolut, tapi cukup buat kasih gambaran siapa unggul di mana:
| Kriteria | chat.z.ai | blackbox.ai |
|---|---|---|
| Fokus Utama | Percakapan, penulisan, konten kreatif | Pemrograman, debugging, otomatisasi kode |
| Model AI | GLM-4.5 / Z1-32B (Zhipu) | Model internal multi-engine, fokus code-based |
| Jumlah Pengguna (2025) | Belum dipublikasikan | 12 juta developer global |
| Kecepatan Rata-rata (pengujian vendor) | Estimasi 2–3 detik per respons | 4,5 menit per task (vs Copilot 9,7 menit) |
| Efisiensi Tim | – | +96% peningkatan efisiensi tugas berulang |
| Dukungan Bahasa | Multi-bahasa (EN, CN, ID) | Bahasa Inggris (utama) |
| Integrasi Ekosistem | Chat + File Parsing + Search | IDE + GitHub + API + Browser Extension |
| Trust & Keamanan Situs | Skor 80/100 (GridinSoft) | Keluhan minor soal billing (Reddit) |
Siapa yang Lebih Canggih?
Jawabannya tergantung kamu siapa.
Kalau kamu content creator, penulis, atau marketer digital yang butuh ide cepat dan percakapan natural, chat.z.ai bakal terasa luar biasa. Ia bisa bantu nulis artikel blog, ngerangkum dokumen, bikin caption IG, bahkan nulis puisi kalau kamu lagi mellow.
Tapi kalau kamu developer, blackbox.ai adalah teman sejati. Ia bisa bantu nulis kode JavaScript sehalus Copilot, debug error yang bikin stres, atau generate backend logic dalam hitungan detik. Bahkan kalau kamu baru belajar ngoding, blackbox.ai bisa jadi guru sabar yang ngajarin baris demi baris.
Pengalaman Lapangan & Opini Pengguna
Beberapa pengguna Reddit bilang:
“Me and my brother use it pretty regularly for coding help and boilerplate stuff … lately the responses just feel a bit sharper.”
Tapi ada juga yang ngomel:
“Despite canceling months ago, the charges and deductions have not stopped. Blackbox.ai failed to stop unauthorized charges.”
Artinya apa? Pengalaman pengguna itu subjektif. Kadang tergantung ekspektasi dan cara pakainya. Chat.z.ai lebih “ramah” untuk umum, sedangkan blackbox.ai memang dibuat untuk profesional.
Tren dan Masa Depan Keduanya
Chat.z.ai masih muda, tapi berkembang cepat. Dengan dukungan ekosistem Zhipu AI dan GLM-4.6 yang berjalan di chip buatan lokal China, mereka sedang membangun sesuatu yang besar. Kalau benar targetnya menuju AGI (Artificial General Intelligence), maka kita bisa lihat versi yang jauh lebih pintar beberapa tahun ke depan.
Blackbox.ai juga nggak kalah cepat. Dengan fokus pada AI untuk developer, mereka sudah punya basis pengguna besar dan potensi integrasi enterprise yang solid. Kalau mereka bisa memperbaiki sisi support dan transparansi billing, blackbox.ai bisa jadi pemimpin pasar di kategori “AI Coding Assistant”.
Dua Dunia, Dua Kekuatan
Setelah membahas panjang lebar, akhirnya kita sampai pada inti pertanyaan: siapa yang lebih unggul — chat.z.ai atau blackbox.ai?
Jawabannya: dua-duanya unggul, tapi di dunia yang berbeda.
- Chat.z.ai unggul di dunia percakapan, kreativitas, ide, dan eksplorasi bahasa.
- Blackbox.ai unggul di dunia kode, algoritma, debugging, dan efisiensi developer.
Kalau kamu ibaratkan mereka sebagai dua alat musik, chat.z.ai itu gitar — fleksibel, bisa dipakai di mana saja, cocok buat semua suasana. Sementara blackbox.ai itu piano — kuat, presisi, tapi butuh pemain yang tahu apa yang ia lakukan.
Pada akhirnya, masa depan AI bukan tentang siapa yang menang, tapi siapa yang bisa berkolaborasi. Bayangkan kalau kemampuan ngobrol alami chat.z.ai digabungkan dengan ketajaman logika blackbox.ai. Itu baru benar-benar AI super!
Baik kamu penulis, kreator, atau programmer — dunia AI kini terbuka lebar. Coba keduanya, rasakan sendiri bedanya. Karena satu hal yang pasti: AI bukan cuma alat, tapi teman berpikir.
Dan entah kamu memilih chat.z.ai atau blackbox.ai, keduanya sama-sama sedang mengubah cara kita bekerja, belajar, dan berkreasi.

