Berhitung Ala Jawa: Belajar Angka 1–25 dalam Bahasa Jawa

Berhitung Ala Jawa: Belajar Angka 1–25 dalam Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia, kaya akan filosofi, sastra, dan nilai budaya. Salah satu bagian yang paling menarik untuk dipelajari adalah cara berhitung ala Jawa. Bukan sekadar menyebut angka, tetapi juga memahami ritme, karakter bunyi, dan nuansa yang menyertainya.

✨ Kisah Singkat: Belajar Angka Bersama Mbah Wiryo

Di sebuah desa kecil di lereng Gunung Lawu, hiduplah seorang kakek bernama Mbah Wiryo, seorang penjaga budaya yang selalu mengajarkan anak-anak desa tentang kearifan Jawa. Setiap sore, Mbah Wiryo berkumpul di pendopo kecil sambil membawa papan tulis kayu, lalu memulai pelajaran berhitung ala Jawa.

"Le, cah ayu… ayo rungokna, angka iku dudu mung cacah. Nanging, saben tembung nduwé urip lan wejangané," begitu katanya dengan lembut. Anak-anak pun mengangguk sambil duduk bersila.

Dari sinilah petualangan berhitung ala Jawa dimulai—lebih dari sekadar angka, tetapi juga mengenal keindahan budaya.

📘 Daftar Angka 1–25 dalam Bahasa Jawa

Angka Bahasa Jawa Pelafalan
1Sijisi-ji
2Lorolo-ro
3Telute-lu
4Papatpa-pat
5Limoli-mo
6Eneme-nem
7Pitupi-tu
8Woluwo-lu
9Sangasa-nga
10Sepuluhse-pu-luh
11Sewelasse-we-las
12Rolasro-las
13Telulaste-lu-las
14Patbelaspat-be-las
15Limolasli-mo-las
16Nembelasnem-be-las
17Pitulaspi-tu-las
18Wolulaswo-lu-las
19Songolasso-ngo-las
20Rongpuluhrong-pu-luh
21Selikurse-li-kur
22Rolikurro-li-kur
23Telulikurte-lu-li-kur
24Patlikurpat-li-kur
25Selawese-la-we

🎋 Makna Filosofis Berhitung Ala Jawa

Mbah Wiryo sering berkata: “Angka iku dudu mung simbol, nanging tuntunan supaya urip tertata.” Dalam filosofi Jawa, urutan angka mengajarkan harmoni, ketertiban, dan kesabaran.

  • Siji → lambang permulaan
  • Papat → arah mata angin, simbol keseimbangan
  • Sepuluh (Puluh) → awal kemandirian
  • Likur → fase kedewasaan
  • Selawe → simbol daya dan semangat

Berhitung ala Jawa bukan hanya mempelajari kata, tetapi memahami bahwa hidup berjalan teratur, pelan-pelan, *sethithik demi sethithik dadi bukit*—sedikit demi sedikit menjadi bukit.

🌾 Hari di Mana Anak-anak Menguasai “Likur”

Ketika pelajaran memasuki angka 21 hingga 25, anak-anak biasanya terlihat bingung. “Mbah, nopo kok jenenge dadi selikur, rolikur, lan sakpanunggalane?” Mbah Wiryo tersenyum sambil menepuk bahu mereka.

“Likur kuwi tegesé li-kur… liwat sekawan: lewat angka empat. Mulai 21 tekan 29, kabeh nganggo -likur.” Anak-anak pun tertawa karena baru memahami rahasianya.

Sore itu, suara mereka bergema di pendopo: “Selikur… rolikur… telulikur… patlikur… selawe!” Dan Mbah Wiryo berkata, “Wis pinter kabeh saiki…”

🎉 Manfaat Mengajarkan Berhitung Ala Jawa pada Anak

  • Melestarikan budaya lokal.
  • Mengenalkan kedisiplinan melalui ritme angka.
  • Melatih kemampuan bahasa daerah sejak dini.
  • Membentuk rasa bangga terhadap identitas Jawa.
  • Menyenangkan dan mudah diingat.

Berhitung ala Jawa adalah bagian kecil dari kekayaan budaya Nusantara yang perlu dilestarikan. Dengan mengajarkan angka dari siji hingga selawe, kita tidak hanya belajar bahasa, tetapi juga mengambil filosofi ketertiban, kesabaran, dan kebijaksanaan.

Lebih baru Lebih lama