Hari Batik Nasional 2025 — Budaya Agung, Jaga Kelestariannya! 🎨🇮🇩
Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober memperingati pengukuhan batik oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (2 Oktober 2009). Di 2025, perayaan mengangkat kekayaan motif daerah, dengan fokus "Batik Merawit"—mengajak generasi muda melestarikan teknik dan nilai budaya dibalik motif batik.
Sejarah Singkat:
Pada 4 September 2008 batik didaftarkan agar bisa mendapatkan status sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH) atau Warisan Budaya Takbenda ke (UNESCO) di Jakarta. Pengajuan tersebut diterima secara resmi pada 9 Januari 2009 sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi.
Kemudian setelah diajukan, batik menjalani proses pengujian oleh UNESCO. Proses pengujian berlangsung mulai 11-14 Mei 2009. Pada tanggal 2 Oktober 2009, batik berhasil dikukuhkan dan juga resmi terdaftar sebagai warisan kemanusiaan karya agung budaya lisan dan nonbendawi.
Kemudian Tanggal 2 Oktober dipilih menjadi Hari Batik Nasional melalui Kepiutusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009. Dengan adanya hari peringatan ini, diharapkan masyarakat bisa menjada dan melestarikan batik asli Indonesia.
Tema & Ikon 2025 — Batik Merawit
Dalam perayaan 2025, Kemenperin bekerja sama dengan Museum Tekstil mengangkat tema “Batik Merawit” serta menjadikan Batik Tulis Merawit khas Cirebon sebagai ikon utama. Batik ini dikenal dengan motif halus yang dihiasi ornamen detail berupa goresan tipis pada latar berwarna terang.
Apa itu Merawit?
Proses merawit dilakukan menggunakan canting tembokan berisi malam panas untuk menghasilkan garis kecil yang rapat dan tak terputus di atas kain muda, dengan pembatas berwarna lebih tua atau gelap.
Melansir detik.com Menurut buku ‘Kebanggaan Indonesia Batik Menjadi Warisan Dunia’ karya Dodi Mawardi, Hari Batik Nasional adalah perayaan nasional dalam rangka memperingati penetapan batik sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbendawi.
Mengapa Batik Perlu Dilestarikan? — Dampak Budaya & Ekonomi
Batik bukan sekadar kain — ia menyimpan cerita daerah, filosofi simbol, dan teknik seni warisan leluhur. Pelestarian batik berarti mempertahankan mata pencaharian pengrajin lokal, menjaga identitas budaya, dan membuka peluang pariwisata budaya.
Langkah Praktis Melestarikan Batik (Komunitas & Sekolah)
- Integrasikan edukasi batik di sekolah dan sanggar seni lokal.
- Dukungan pembelian dari instansi pemerintah & swasta untuk pemesanan seragam batik.
- Workshop canting & pewarna alami yang melibatkan generasi muda.
- Digitalisasi motif dan katalog online—pastikan hak cipta motif dihormati.
Peran Pemerintah & Museum
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Museum Tekstil menjadi motor kolaborasi—mulai dari riset motif, pendanaan pelatihan, hingga pameran tematik yang mengangkat pengrajin lokal sebagai pembuat perubahan.
Bagaimana Generasi Z Bisa Ikut?
Generasi Z dapat menggabungkan batik dengan gaya modern: fashion streetwear batik, kolaborasi desain digital & printing yang etis, serta kampanye media sosial kreatif yang menyorot proses pembuatan batik tulis—menjadikan batik relevan tanpa menghilangkan nilai tradisi.
Jaga, Rawat, dan Rayakan
Hari Batik Nasional 2025 adalah momen bagi seluruh elemen bangsa — pemerintah, komunitas, pengrajin, dan generasi muda — untuk bersinergi menjaga kelestarian batik. Budaya agung ini adalah identitas kita; merawatnya adalah tugas bersama.

