
PASURUAN. Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo, menekankan pentingnya menjaga stabilitas dan kerukunan di tengah era digital saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Pasuruan, Minggu (19/10), di Auditorium Mpu Sindok, Gedung Pemkab Pasuruan.
Jaga Stabilitas Daerah: Bupati Pasuruan Soroti Ancaman Medsos
Rusdi Sutejo, yang akrab disapa Mas Rusdi, menegaskan bahwa stabilitas keamanan, kenyamanan, ketenteraman, dan kedamaian adalah fondasi utama pembangunan daerah. Ia menyoroti maraknya akun media sosial yang menyebarkan opini tanpa dasar dan berpotensi memecah belah masyarakat.
“Penting menjaga stabilitas dan kerukunan di tengah tantangan era digital yang semakin kompleks. Keberhasilan pembangunan di tingkatan pusat hingga desa tidak lepas dari suasana masyarakat yang aman, nyaman, dan tenteram,” ungkap Rusi.
Bijak Bermedsos, Hindari 'Ustadz Google'
Bupati Rusdi juga mengingatkan bahaya belajar agama hanya dari internet atau 'Ustadz Google', karena tidak semua pemahaman di dunia maya itu benar.
“Kami menyoroti fenomena maraknya akun media sosial yang menyebarkan opini dan komentar tanpa dasar, yang berpotensi memecah belah masyarakat. Karena itu, kami mengajak seluruh elemen umat untuk tetap bersikap sejuk, santun, dan bijak dalam menyikapi perbedaan,” jelasnya.
“Dakwah harus bertransformasi mengikuti perkembangan teknologi, namun tetap berpijak pada nilai-nilai kebersamaan dan kedamaian. Ia juga mengapresiasi peran LDII dalam mendukung pendidikan agama serta menjaga kerukunan umat di Kabupaten Pasuruan. Alhamdulillah, pendidikan agama di Kabupaten Pasuruan tidak kalah dengan daerah lain. Ini juga berkat kontribusi LDII,” ujarnya.
LDII Diminta Fokus pada Kemajuan Daerah dan Kebangsaan
Rusdi berpesan agar perbedaan pandangan tidak menjadi sumber perpecahan dan mengajak seluruh ormas fokus pada kegiatan positif yang mendorong kemajuan daerah.
“Beda keyakinan dalam hal furu’iyah tidak masalah. Yang penting kita satu dalam bernegara, menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945. Kami mengajak seluruh organisasi kemasyarakatan, termasuk LDII, untuk fokus pada kegiatan positif yang mendorong kemajuan organisasi dan pembangunan daerah,” ungkapnya.
Ketua DPW LDII Jawa Timur, Moch. Amrodji Konawi, menekankan pentingnya LDII memperkuat peran kebangsaan dan menjalin komunikasi lintas organisasi keagamaan.
“Pelaksanaan Musda merupakan bagian dari upaya LDII di tingkat daerah dalam menjalankan arahan Dewan Pimpinan Pusat (DPP), khususnya dalam mensosialisasikan delapan klaster kontribusi LDII untuk bangsa," jelasnya.
Perkuat Kebangsaan dan Jalin Harmoni Antarumat
Amrodji juga mengingatkan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta menggambarkan LDII sebagai "saudara muda" bagi NU dan Muhammadiyah.
“Dua parameter keberhasilan organisasi, yakni ketika LDII diundang dalam kegiatan ormas lain, dan sebaliknya, ormas lain turut hadir dalam kegiatan LDII. Kehadiran bersama ini menunjukkan adanya harmoni dan persaudaraan antarumat yang perlu terus kita jaga,” tegasnya.
“Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah adalah dua saudara tua kami yang lahir sebelum kemerdekaan RI, sementara LDII lahir tahun 1972. Karena itu, LDII perlu terus bergandengan tangan dengan keduanya di bawah naungan rumah besar Majelis Ulama Indonesia,” ujarnya.
Amrodji berharap kepengurusan LDII ke depan mampu terus mengembangkan dakwah yang menebarkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.
“Kita punya tugas bersama untuk mengajak dalam kebaikan dan menjauhkan dari kemungkaran. Ini bukan hanya tugas LDII, tapi juga tanggung jawab semua ormas Islam,” tutupnya.