LDII Papua Tengah: Semangat Santri Mengawal Indonesia di Hari Santri Nasional 2025

Nabire. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Papua Tengah menunjukkan komitmennya dalam membangun bangsa dengan berpartisipasi aktif dalam upacara peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025. Acara yang berlangsung di Masjid Agung Al-Falah Nabire ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Forkopimda Kabupaten, pimpinan Ormas Islam, pimpinan pondok pesantren, dan siswa madrasah.

LDII Papua Tengah Dukung Penuh Semangat Nasionalisme di Hari Santri

Upacara peringatan HSN dipimpin oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Kemasyarakatan, SDM, dan Pengembangan Otonomi Khusus, Ukkas, S.Sos., M.KP., yang mewakili Gubernur Papua Tengah. Tahun ini, HSN mengusung tema besar: “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia.”

Tema ini mencerminkan semangat para santri dalam menjaga persatuan bangsa dan berperan aktif dalam membangun peradaban modern yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Kehadiran Ketua DPW LDII Provinsi Papua Tengah, H. Nuryadi, S.Pd., M.Pd., bersama tokoh agama, kiai, dan santri, menjadi bukti nyata dukungan LDII terhadap semangat nasionalisme dan penguatan nilai keagamaan di kalangan generasi muda.

Nuryadi menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga keutuhan bangsa dan berkontribusi pada pembangunan daerah, khususnya dalam pendidikan dan pembinaan moral.

“Santri tidak hanya menjaga nilai-nilai keagamaan, tetapi juga menjadi motor penggerak pembangunan yang berlandaskan akhlak dan semangat kebangsaan,” ujarnya.

Hari Santri: Simbol Kesetiaan dan Pengabdian Santri pada Bangsa

Dalam amanat Gubernur Papua Tengah yang dibacakan oleh Ukkas, Hari Santri disebut sebagai simbol kesetiaan, keikhlasan, dan pengabdian santri terhadap agama, bangsa, dan negara.

“Sejarah mencatat, dari pesantren lahir semangat perjuangan. Dari santri tumbuh keberanian dan keikhlasan dalam membela kemerdekaan. Santri adalah representasi dari kekuatan moral bangsa,” ucap Ukkas.

Ukkas menekankan bahwa santri di era modern harus menjadi pelopor perubahan dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa kehilangan identitas Islam. Nilai-nilai kesantrian sangat relevan dengan pembangunan Papua Tengah yang fokus pada pemberdayaan SDM.

“Menata Papua Tengah berarti menata SDM-nya. Di sinilah pesantren berperan penting sebagai pusat pembentukan karakter, pemberdayaan ekonomi umat, serta benteng moral di tengah perubahan zaman,” jelasnya.

Santri Diharapkan Jadi Pribadi yang Kreatif dan Inovatif

Ukkas mengajak para santri untuk menjadi pribadi yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perkembangan zaman, serta membawa nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam kehidupan bermasyarakat.

“Kebangkitan santri hari ini adalah kebangkitan moral bangsa. Dan kebangkitan moral bangsa adalah fondasi bagi kemajuan Indonesia, termasuk Papua Tengah yang kita cintai ini,” tegasnya.

Apresiasi juga disampaikan kepada para kiai, ustadz, dan pengasuh pesantren atas dedikasi mereka dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia, berilmu, dan cinta tanah air. (Arbi-Lines)

Lebih baru Lebih lama