
YOGYAKARTA. LDII DIY memperkuat komitmennya dalam mendukung program pemerintah melalui inisiatif penguatan manajemen talenta untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Program Talent Scouting yang digagas Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPP LDII menjadi langkah strategis untuk melahirkan generasi profesional religius yang siap berkontribusi bagi bangsa.
LDII DIY Perkuat Ekosistem Talent Scouting
Ketua DPP LDII Bidang PUP, Basseng, menjelaskan bahwa talenta adalah individu dengan kompetensi luar biasa, kecerdasan komprehensif, kemampuan memprediksi masa depan di bidangnya, serta memahami strategi konkret untuk mewujudkan visi tersebut.
Talenta bukan hanya pintar, tapi mampu menjadi ikon dan menghasilkan karya nyata yang diakui secara nasional maupun internasional.
Hal itu disampaikan Basseng saat memberikan materi pada Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) LDII DIY, Sabtu (18/10).
Fokus pada Empat Bidang Utama
Menurut Basseng, peresmian Asosiasi Dosen LDII DIY dan penguatan Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) menandai fase kelembagaan dalam pencetakan generasi bertalenta. Talenta yang dibidik meliputi empat bidang utama: riset dan inovasi, seni dan budaya, olahraga, serta agama Islam.
Tahapan Implementasi Program Talent Scouting
Program Talent Scouting dirancang dalam tiga tahap. Jangka pendek fokus pada pemetaan dan pencarian bibit unggul dari tingkat SMP, SMA, hingga mahasiswa di PPM. Jangka menengah (2025–2026) akan dibentuk kelembagaan khusus di bawah Biro PUP. Dalam jangka panjang, lembaga ini diharapkan menjadi talent pool profesional yang terintegrasi dengan ekosistem pendidikan nasional.
SDM Bertalenta untuk Pembangunan Nasional
LDII tidak bisa dipisahkan dari NKRI. Kontribusi terhadap negara harus ditingkatkan melalui desain besar talenta nasional,
tegas Basseng. SDM bertalenta ini akan didorong untuk mengikuti kompetisi, meraih beasiswa, serta dipantau kiprahnya di dunia kerja melalui monitoring dan evaluasi (monev).
Struktur Organisasi dan Sistem Pembinaan Talenta
Struktur organisasi lembaga talenta terdiri dari sekretariat, mentor dan coach, serta empat bidang utama: pencarian bibit, pengembangan, monitoring-evaluasi, dan perluasan akses beasiswa. Sistemnya dirancang melalui proses matching antara bibit bertalenta, mentor sesuai bidang, dan coach sebagai motivator.
Ini merupakan terobosan baru di ranah civil society. Belum ada organisasi lain yang menginisiasi talent in the civil society seperti yang dilakukan LDII,
pungkasnya.
Dengan manajemen talenta yang terstruktur dan profesional, LDII optimis dapat memperkuat posisi umat dalam pembangunan nasional dan membawa generasi penerus menjadi motor kemajuan bangsa.