Hari Santri: LDII Soroti Peran Pesantren di Tengah Tantangan Zaman

JAKARTA. Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) menjadi momentum refleksi peran pondok pesantren di tengah sorotan publik. DPP LDII mengingatkan kontribusi besar santri dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa, serta menekankan pentingnya adaptasi pesantren terhadap perkembangan zaman.

Refleksi Hari Santri: Kontribusi Pesantren Tak Terbantahkan

Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, menegaskan bahwa jasa pondok pesantren dalam memperjuangkan dan membangun Republik Indonesia tidak boleh dilupakan.

"Terlepas dari segala kontroversi yang mendera pondok pesantren, kita tidak bisa melupakan jasa pondok pesantren dan para santrinya dalam memperjuangkan, mendirikan dan membangun republik ini," tuturnya.

Ia mengajak seluruh elemen umat untuk tidak terjebak dalam generalisasi yang merugikan dunia pendidikan Islam.

"Kita harus bisa memilah antara oknum dan lembaga. Pesantren telah berjasa besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk generasi berakhlak, dan menanamkan cinta tanah air. Maka jangan sampai marwah pesantren ternodai oleh kesalahan segelintir pihak," tegasnya.

Penguatan Tata Kelola Pesantren: Adaptasi Tanpa Hilangkan Jati Diri

KH Chriswanto menekankan pentingnya penguatan tata kelola pesantren agar lebih adaptif terhadap zaman tanpa meninggalkan jati diri keislaman. Pembinaan, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan pesantren perlu diperkuat agar semakin dipercaya masyarakat.

"Kementerian Agama bersama ormas-ormas Islam perlu memperkuat pembinaan, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan pesantren. Dengan begitu, pesantren akan semakin dipercaya masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang unggul dan berintegritas," tambahnya.

Santri Era Digital: Teladan Moral, Unggul Teknologi

Lebih lanjut, KH Chriswanto mengingatkan bahwa santri masa kini harus siap menghadapi tantangan era digital dan globalisasi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai akhlaqul karimah.

"Santri harus menjadi teladan dalam moral, tapi juga unggul dalam teknologi, ekonomi kreatif, dan kontribusi sosial. Inilah semangat “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” yang sesungguhnya," tutupnya.

Pesantren dan Tantangan Zaman: Keseimbangan Ilmu Agama dan Keahlian

Senada dengan KH Chriswanto, Pengasuh Ponpes Al Ubaidah Kertosono, Habib Ubaidillah Al Hasany, menekankan pentingnya santri dalam meneruskan semangat juang para pendahulu dalam konteks zaman yang berbeda.

"Santri punya peran besar dalam perjuangan kemerdekaan. Kemudian bagaimana seharusnya santri masa kini meneruskan semangat juang para pendahulu dalam konteks zaman yang berbeda," ungkapnya.

Ia menekankan perlunya keseimbangan antara pendidikan agama dan penguasaan keahlian yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

"Para santri diharapkan tidak hanya fokus pada pendidikan agama saja, walaupun itu memang yang utama dan terutama. Tetapi fiddunyaa khasanah, wafil akhirati khasanah, harus seimbang dan ada keseimbangan," ujarnya.

Pesantren Harus Hadir dengan Solusi Nyata

Habib Ubaidillah mengingatkan bahwa santri perlu peka terhadap berbagai tantangan bangsa, mulai dari krisis moral, radikalisme, hingga kesenjangan sosial-ekonomi. Pesantren harus hadir dengan solusi nyata terhadap persoalan bangsa, tanpa meninggalkan jati diri dan nilai-nilai keislaman.

"Para santri harus mampu menjawab tantangan ini, meyakinkan bahwa santri siap menghadapi permasalahan hidup dan kehidupan di abad modern," pesannya.

... "Pesantren harus mampu menawarkan solusi yang komprehensif untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini," tutupnya.

(Arbi-Lines)

Lebih baru Lebih lama