Hari Kesaktian Pancasila 2025: LDII Dorong Generasi Muda Jadikan Pancasila Sebagai Gaya Hidup

Jakarta - Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, LDII mengajak seluruh masyarakat, khususnya generasi muda, untuk menjadikan Pancasila sebagai way of life dan living ideology.

Makna Historis Hari Kesaktian Pancasila

Guru Besar Ilmu Sejarah UNDIP, Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum., menjelaskan pentingnya memaknai Hari Kesaktian Pancasila untuk mengenang peristiwa G30S 1965.

"Peristiwa tersebut mengancam eksistensi Pancasila sebagai dasar negara. Saat itu, sekelompok anggota militer yang dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan kudeta dengan menculik dan membunuh para jenderal dan perwira TNI AD serta korban-korban lain," ujar Prof. Singgih.

Ia menambahkan bahwa peringatan 1 Oktober menandai keberhasilan pemerintah mematahkan G30S, menegaskan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Peringatan ini diatur melalui Keputusan Presiden No. 153 Tahun 1967.

"Ancaman terhadap Pancasila itu nyata dan pernah terjadi. Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya sekadar dihafal, tetapi diinternalisasi dan diwujudkan dalam setiap sendi kehidupan sehari-hari, terutama oleh anak-anak muda sebagai pewaris bangsa," tegasnya.

Pancasila Sebagai Perekat Kebhinekaan

Dengan tema nasional "Pancasila sebagai Perekat Kebinnekaan untuk Indonesia Maju," LDII berharap generasi muda menjadikan Pancasila sebagai gaya hidup.

"Kita jadikan Hari Kesaktian Pancasila sebagai titik tolak memperkuat komitmen dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Mari kita laksanakan kerja nyata tidak hanya dalam pembangunan fisik, tetapi juga dengan memperkokoh mental kebangsaan, moralitas, dan persatuan yang kokoh," tegas Singgih.

LDII mewujudkan komitmen terhadap Pancasila melalui pengembangan nilai-nilai luhur dalam pendidikan, sosial-budaya, ekonomi, dan digitalisasi generasi muda.

"LDII melihat peringatan ini sebagai momentum untuk memperkuat ketahanan nasional. Nilai Pancasila diharapkan mampu menjadi fondasi menghadapi tantangan global: radikalisme, konflik identitas, penetrasi budaya asing, hingga disrupsi teknologi," kata Singgih.

Menjaga Ukhuwah Wathoniyah

Ia berharap Pancasila menjadi pedoman membangun Indonesia yang kuat secara politik, ekonomi, budaya, dan bermartabat.

"LDII menegaskan pentingnya menjaga ukhuwah wathoniyah (persaudaraan kebangsaan) serta meningkatkan kewaspadaan terhadap bentuk perang modern atau proxy war di mana masyarakat Indonesia diadu domba agar saling bertikai," pungkasnya.

Dukungan LDII Jember

Ketua DPD LDII Kabupaten Jember, Akhmad Malik Afandi, mendukung penuh arahan tersebut.

"Kami di Jember sangat setuju dengan Prof. Singgih. Tantangan generasi muda saat ini berbeda, ancaman terhadap ideologi bisa datang melalui berbagai kanal, termasuk media sosial dan budaya asing yang tidak sesuai," kata Akhmad Malik.

Pancasila Sebagai Way of Life di Jember

Menjadikan Pancasila sebagai way of life berarti memastikan akhlakul karimah, semangat gotong royong, dan toleransi menjadi karakter utama generasi muda LDII di Jember.

"LDII Jember berkomitmen untuk terus membina generasi muda agar menjadi profesional religius, yang tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga kuat dalam pemahaman Pancasila. Ini adalah bentuk nyata kita menjaga kesaktian ideologi negara," tutupnya.

Lebih baru Lebih lama