Peringatan Hari UMKM Nasional tahun ini mengusung tema “Republik UMKM: Menuju Indonesia Emas 2045”, menandai tekad bersama untuk memacu pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah sebagai tulang punggung ekonomi nasional.
Sejak ditetapkan pada 25 Mei 2016 di Yogyakarta melalui Kongres Nasional UMKM dan Temu Nasional II Pendamping UMKM, peringatan setiap 12 Agustus menjadi simbol komitmen kolektif pelaku usaha, pendamping, dan pemangku kepentingan dalam memperkuat kemandirian ekonomi bangsa. Tanggal ini dipilih bertepatan dengan hari lahir Drs. Mohammad Hatta (1902), Bapak Koperasi Indonesia sekaligus penggagas ekonomi kerakyatan.
Dari forum bersejarah tersebut lahir Piagam Yogyakarta yang memuat “Sapta Upaya Memperkokoh Pilar-Pilar UMKM untuk Akselerasi Kemandirian Bangsa.” Isinya menegaskan bahwa UMKM bukan hanya urusan ekonomi, tetapi gerakan sosial untuk membangun kesejahteraan dari desa hingga kota, dari usaha keluarga hingga pasar global.
UMKM, Mesin Ekonomi Rakyat
Saat ini, UMKM di Indonesia berjumlah sekitar 65 juta unit dan menyerap 97 persen tenaga kerja nasional. Sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai lebih dari 60 persen, menjadikannya sektor strategis dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Hari UMKM Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi momentum konsolidasi lintas sektor—pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat—untuk mengatasi tantangan permodalan, pemasaran, teknologi, dan manajemen.
Lahirnya Kementerian UMKM
Kesadaran akan peran vital UMKM mendorong pemerintah membentuk Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada 2024, di era Presiden Prabowo Subianto, melalui Peraturan Presiden Nomor 196 Tahun 2024.
Sebelumnya, urusan UMKM berada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM. Namun, kebutuhan percepatan pertumbuhan ekonomi—terutama untuk merespons jumlah pelaku UMKM yang masif—membuat pemerintah membentuk lembaga khusus yang fokus pada pembinaan, pendampingan, dan fasilitasi UMKM.
Kementerian ini mengemban visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045” dengan misi yang meliputi: memperkuat kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, dan ekonomi kreatif; membangun ekosistem usaha yang inklusif; memajukan SDM dan teknologi; serta memastikan pemerataan ekonomi hingga ke desa-desa.
Tema 2025: Republik UMKM, Gerakan Kolektif
Tema “Republik UMKM” mencerminkan semangat gotong royong ekonomi, di mana setiap pelaku usaha menjadi bagian dari kekuatan nasional yang saling menopang. Dengan mengintegrasikan inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi antar sektor, UMKM diharapkan mampu menembus pasar ASEAN hingga global.
Berbagai kegiatan digelar untuk memperingati Hari UMKM 2025, termasuk pameran produk unggulan daerah, diskusi publik, pelatihan kewirausahaan, dan business matching antara UMKM dan investor. Kegiatan ini bukan hanya memamerkan produk, tetapi juga memperluas jaringan dan memperkuat kapasitas bisnis.
Menuju Indonesia Emas 2045
Dengan dukungan regulasi yang tepat, pendampingan yang konsisten, dan pemanfaatan teknologi digital, UMKM dapat menjadi motor utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
Hari UMKM 2025 menjadi pengingat bahwa pembangunan ekonomi nasional tidak hanya ditentukan oleh konglomerasi besar, tetapi juga oleh jutaan usaha kecil yang tumbuh di setiap sudut negeri. Seperti semangat Bung Hatta, ekonomi kerakyatan adalah fondasi yang memastikan kemakmuran bukan hanya milik segelintir, tetapi menjadi hak seluruh rakyat.
