Sekolah Virtual Kebangsaan Jilid II: Memperkuat Ideologi dan Persatuan Bangsa di Era Digital
DPP LDII kembali menyelenggarakan Sekolah Virtual Kebangsaan Jilid II pada Sabtu (23/8), bertempat di GSG Ponpes Minhaajurrosidin Jakarta. Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, memberikan sambutan dan sekaligus membuka acara tersebut.
Urusan Kebangsaan di Era Digital
Urusan kebangsaan merupakan topik yang tidak pernah ada habisnya,
"Terutama di tengah kemajuan teknologi digital ini urusan kebangsaan juga semakin peka, semakin rawan, semakin mudah bangsa ini dipecah belah,"ungkapnya. Perkembangan ini membuat bangsa semakin rawan terpecah belah, baik akibat geopolitik dan geokonomi global maupun dinamika internal. Kebebasan berpendapat yang difasilitasi algoritma digital sering kali menimbulkan risiko penyebaran informasi negatif. Misalnya, seseorang yang memiliki kecenderungan negatif akan terus “dimomokkan” oleh konten kebencian melalui teknologi digital. Fenomena ini menunjukkan bahwa you are what you are thinking – Anda adalah apa yang Anda pikirkan.
Dampak Artificial Intelligence dan Proxy War Digital
Kehadiran Artificial Intelligence (AI), seperti Meta dari Amerika dan Deep-Seq dari China, menambah kompleksitas situasi kebangsaan. Perbedaan algoritma AI dapat memengaruhi pandangan masyarakat secara signifikan. Hal ini juga terkait dengan proxy war yang berkembang di dunia digital, yang menjadi bagian dari konflik global modern, termasuk campuran perang fisik, informasi, dan strategi jarak jauh.
Kerawanan Kebangsaan Indonesia
Indonesia, dengan ribuan pulau, beragam suku, agama, dan bahasa, termasuk wilayah yang sangat rawan perpecahan. Contohnya, bahasa Arab yang satu kini digunakan di 24 negara berbeda. Keragaman ini membuat stabilitas kebangsaan menjadi prioritas utama, karena ketidakstabilan akan berdampak pada pelaksanaan ibadah dan dakwah. LDII menempatkan urusan kebangsaan sebagai program prioritas pertama untuk menjaga ketertiban dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ideologi Pancasila sebagai Bingkai Persatuan
Sekolah Virtual Kebangsaan menekankan pentingnya pemahaman ideologi sebagai landasan kebangsaan. Pancasila menjadi bingkai persatuan di tengah ribuan perbedaan di Indonesia. Sila pertama tentang Ketuhanan menjadi landasan moral, sila ketiga Persatuan Indonesia menjadi bingkai utama, sementara sila kedua dan keempat mengatur kemanusiaan dan demokrasi, dan sila kelima menegaskan tujuan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Pelaksanaan Sekolah Virtual Kebangsaan
Sekolah Virtual Kebangsaan dijalankan secara hybrid, dengan ribuan peserta mengikuti secara daring. Kegiatan ini menghadirkan narasumber ahli di bidang sejarah, ideologi, militer, politik, dan pertahanan, termasuk:
- Profesor Dr. Dr. Andes Singgih Trusulis Tiongho M.Hum – Editor utama penyusunan sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan.
- Dr. Dhanil Anzar Simanjuntak – Jubir Presiden dan pengamat militer-politik pertahanan.
- Jaksa Agung Muda Intelijen Kejaksaan Agung – Narasumber bidang hukum dan keamanan.
- Gubernur Lembanas Dr. TB Aceh Hasan Safili – Narasumber strategi kebangsaan.
Acara ini bertujuan memberikan wawasan mendalam bagi seluruh warga LDII dan masyarakat Indonesia tentang ideologi, persatuan, dan strategi menghadapi tantangan digital serta global. Sekolah Virtual Kebangsaan Jilid II secara resmi dibuka. Kegiatan ini menjadi wadah penting dalam memperkuat identitas bangsa, menjaga persatuan, dan menegakkan NKRI, sehingga dakwah dan ibadah dapat dijalankan dalam koridor yang aman dan kondusif.
