Santun Berbicara Walaupun Melalui Media Chat: Adab Islami dalam Era Digital
LDII Sampit – Di era digital yang serba cepat ini, komunikasi manusia banyak berlangsung melalui media chat. WhatsApp, Telegram, Messenger, hingga media sosial menjadi ruang utama kita berinteraksi. Namun, ada satu hal yang sering dilupakan: kesantunan berbicara. Padahal, Islam sejak dahulu telah mengajarkan bahwa setiap kata yang keluar, baik lisan maupun tulisan, harus dijaga dan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.
Adab Berbicara dalam Islam: Landasan Utama Kesantunan
Islam menekankan pentingnya menjaga lisan. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa salah satu penyebab manusia masuk neraka adalah lisan yang tidak dijaga. Hal ini tentu berlaku pula ketika kita menggunakan media chat. Kalimat yang kita ketikkan adalah representasi dari lisan kita di dunia digital.
1. Menjaga Ucapan dari Kata-Kata Kasar
Kata-kata yang kasar, meski hanya dalam bentuk chat, tetap memiliki dampak besar pada perasaan orang lain. Oleh sebab itu, seorang muslim harus terbiasa menahan diri dan memilih kata yang santun.
2. Menghindari Ghibah dan Fitnah
Chat sering kali dijadikan sarana menyebarkan gosip atau fitnah. Padahal, ghibah diharamkan dalam Islam. Allah berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12:
3. Berkata dengan Jujur dan Tidak Berlebihan
Jujur adalah kunci utama dalam setiap komunikasi. Rasulullah SAW menegaskan bahwa kejujuran akan membawa kepada kebaikan, sedangkan dusta membawa kepada kebinasaan. Bahkan dalam chat, kebohongan kecil bisa memutus tali persaudaraan.
Etika Berbicara Melalui Media Chat dalam Islam
Etika digital menjadi sangat penting di era sekarang. Jika dulu adab berbicara hanya terkait tatap muka, kini seorang muslim harus memiliki etika menulis dalam chat. Berikut adalah beberapa prinsip yang diajarkan Islam:
Prinsip Etika Chat Islami:
- Sopan Santun: gunakan kata-kata lembut, hindari singkatan yang bisa menyinggung.
- Salam: mulailah percakapan dengan salam, karena salam adalah doa dan syiar Islam.
- Tidak Membalas dengan Emosi: jika marah, lebih baik menunda balasan agar tidak menyesal.
- Tepat Waktu: balaslah pesan dengan bijak, jangan mengabaikan tanpa alasan.
- Privasi: jaga kerahasiaan orang lain, jangan menyebarkan chat pribadi.
Kesantunan dalam Semua Kondisi
Kesantunan bukan hanya berlaku saat suasana hati sedang baik. Justru, ujian kesantunan adalah ketika hati sedang emosi, lelah, atau tersinggung. Dalam kondisi itulah, seorang muslim dituntut menahan diri agar tidak menuliskan kata-kata yang menyakitkan.
Relevansi untuk Generasi Gen Z dan Milenial
Generasi Gen Z adalah generasi yang hidup dengan teknologi. Hampir seluruh interaksi sosial mereka dilakukan via media digital. Maka, menjaga kesantunan dalam chat bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan. Kesantunan adalah identitas muslim yang berakhlak mulia.
Tips Praktis untuk Gen Z
- Gunakan emoji dengan bijak, jangan berlebihan hingga terkesan tidak serius.
- Hindari menulis dengan huruf kapital penuh, karena bisa dianggap sedang marah.
- Sertakan ucapan terima kasih dan maaf, meskipun percakapan dilakukan via chat singkat.
- Selalu cross-check sebelum mengirim pesan, agar tidak ada kata-kata yang menyinggung.
Adab Islami dalam Media Chat: Bukan Sekadar Formalitas
Banyak yang menganggap etika chat hanyalah formalitas. Namun, bagi seorang muslim, hal ini adalah bagian dari ibadah. Setiap kata yang diketikkan bisa bernilai pahala atau dosa. Maka, menjaga adab bukan sekadar etika sosial, melainkan bentuk ketakwaan.
Penutup
Kesantunan berbicara adalah cermin akhlak seorang muslim. Dalam dunia digital, santun berbicara berarti santun menulis di media chat. Islam telah memberi pedoman jelas: berkata yang baik atau diam. Jika prinsip ini dipegang teguh, maka interaksi digital pun akan menjadi sarana dakwah dan kebaikan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang mampu menjaga lisan, menjaga tulisan, dan tetap santun berbicara dalam segala kondisi, baik di dunia nyata maupun di dunia digital.


