LDII dan Lemhannas: Perkuat Ketahanan Nasional di Era Multipolar

LDII menggelar Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) menghadirkan Gubernur Lemhannas RI, TB. Ace Hasan Syadzily, membahas media siber dan ketahanan nasional dalam menghadapi geopolitik global. Acara di Jakarta, Sabtu (23/8/2025) ini menekankan pentingnya ketahanan nasional di tengah pergeseran tatanan dunia.

Ace Hasan Syadzily memaparkan pergeseran tatanan dunia dari unipolar ke multipolar, ditandai rivalitas AS-UE vs China-Rusia. Konflik global, termasuk perang Rusia-Ukraina dan meningkatnya ketegangan di Indo-Pasifik, menjadi sorotan. Kebijakan proteksionis AS memicu inflasi global, sementara China memperluas pengaruhnya melalui BRI. "Situasi global saat ini sangat dinamis dan penuh ketidakpastian, apalagi dengan terpilihnya kembali Presiden Trump dan kebijakan America First. Ini menuntut Indonesia untuk lebih waspada dan mandiri,” jelas Ace.

Ketahanan nasional, menurut Ace, bukan hanya soal militer. Ancaman berasal dari media siber, disinformasi digital, dan tekanan geoekonomi. Ia menekankan pentingnya delapan aspek ketahanan nasional: ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, demografi, geografi, dan kekayaan alam. "Ketahanan nasional tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan militer. Ancaman datang dari media siber, disinformasi digital, serta tekanan geoekonomi yang membuat Indonesia rawan jadi pasar bagi negara lain,” tegasnya. Indonesia, dengan sumber daya alam melimpah dan posisi geografis strategis, perlu dikelola dengan kemandirian ekonomi dan kesadaran geopolitik.

Ace mengapresiasi peran LDII dalam membangun kesadaran kebangsaan. Ormas Islam seperti LDII berperan penting dalam membentengi bangsa dari infiltrasi ideologi transnasional dan disinformasi. “LDII bisa berkontribusi langsung dalam memperkuat ketahanan nasional: mulai dari literasi digital, menjaga ruang siber dari hoaks, hingga menyebarkan semangat kebangsaan di tengah generasi muda," ujarnya.

Lebih baru Lebih lama