Kediri (26/8) – Ribuan santri, guru, dan pengurus Pondok Pesantren Wali Barokah (PPWB) Kota Kediri memadati halaman pesantren di Burengan, Pesantren, Kota Kediri, Minggu pagi (17/8) untuk mengikuti upacara bendera Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Refleksi Kemerdekaan dan Kontribusi Nyata
“Momen kemerdekaan ini hendaknya kita jadikan bahan evaluasi. Yang pertama, kontribusi apa yang telah kita lakukan untuk bangsa dan negara melalui Ponpes Wali Barokah. Kedua, tekad apa kita bisa lakukan untuk memberikan kontribusi yang lebih baik lagi untuk bangsa dan negara,” jelas Ketua Ponpes Wali Barokah, KH Sunarto.
KH Sunarto menegaskan pentingnya santri, pengurus, dan guru untuk bersemangat mengisi kemerdekaan dengan karya nyata. Menurutnya, Ponpes Wali Barokah akan terus berusaha mengawal agar masalah moralitas tetap terjaga dengan baik. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan, kebersamaan, dan kekompakan sesuai dengan tema kemerdekaan tahun ini.
Menguatkan Karakter Santri
Lebih lanjut, KH Sunarto menekankan bahwa pesantren akan terus membekali santri agar memiliki karakter kuat dan siap menjadi generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia.
Ukhuwah dan Asta Cita
“HUT ini dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperkuat ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah. Dengan iman, persaudaraan, dan kontribusi nyata, *insya Allah* LDII akan terus mewujudkan komitmennya dalam memacu implementasi program delapan klaster kontribusinya untuk bangsa. Sehingga membantu pemerintah dalam mencapai target-target pembangunan yang telah ditetapkan dalam Asta Cita,” tegas Wakil Ketua Ponpes Wali Barokah, Agus.
Santri Sebagai Agen Perubahan
Agus juga mengingatkan agar santri menjadi agen perubahan dengan menjaga nilai spiritual, moderasi beragama, toleransi, serta persatuan bangsa.
“Moderasi beragama bukan hanya tentang menjalankan agama dengan baik, tetapi juga tentang memahami dan menghargai perbedaan. Toleransi antar umat beragama bukan hanya tentang menerima perbedaan, tetapi juga tentang membangun hubungan yang harmonis dan saling menghargai,” jelasnya.
Ia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang mencontohkan hubungan baik dengan sesama muslim maupun lintas golongan.
“Dengan demikian wajib bagi kita untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan merawat kebhinekaan yang ada, agar bangsa ini tetap kokoh bersatu eksis abadi selama-lamanya hingga akhir zaman, sebagaimana semboyan kita : Bhinneka Tunggal Ika, NKRI harga mati,” tutupnya.
