Jakarta (27/5) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Indonesia, Abdul Mu’ti, memberikan apresiasi kepada Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) atas penyelenggaraan Pelatihan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kediri, pada 23-26 Mei 2025. Pelatihan ini sekaligus menjadi langkah awal untuk mewujudkan Sekolah Aman, Nyaman, dan Menyenangkan (SANM).
Abdul Mu’ti, yang hadir sebagai undangan khusus dan mengikuti kegiatan ini secara daring, mengungkapkan rasa terima kasihnya melalui kolom komentar Zoom. “Terima kasih kepada LDII yang telah menyelenggarakan pelatihan TPPK. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami pendidik dalam menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan bebas dari kekerasan. Semoga LDII terus menjadi pelopor dalam membina generasi muda berkarakter luhur,” tulisnya.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 1.800 peserta daring dan 200 peserta luring, yang berasal dari berbagai sekolah dan pondok pesantren yang berada di bawah binaan LDII. Para peserta dilatih untuk menjadi Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) di lembaganya masing-masing. Selain mengikuti sesi materi dari berbagai narasumber, peserta juga berlatih langsung mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pemangku lembaga pendidikan.
Kepala Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPP LDII, Thonang Effendi, mengungkapkan bahwa apresiasi dari Mendikdasmen ini akan menjadi langkah awal untuk melanjutkan audiensi dan memastikan pembentukan TPPK segera terwujud di seluruh lembaga pendidikan yang berada di bawah LDII.
Thonang menjelaskan bahwa pelatihan TPPK ini merupakan amanat dari Undang-Undang, serta menjadi bagian dari program kerja LDII yang tertuang dalam Munas dan Rakernas. “Ini diawali dari amanah Munas VII LDII tahun 2011, kemudian lanjut Munas VIII 2016 dan Munas IX 2021, Rakernas LDII 2018 dan 2023,” paparnya.
LDII memiliki sistem pendidikan yang integratif dan holistik, sesuai dengan tujuan Kemendikdasmen dalam menciptakan sekolah yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Thonang menekankan, keberhasilan menciptakan sekolah yang ideal ini bergantung pada pencegahan kekerasan yang menjadi prioritas. "Tantangannya adalah ketika masih ada kekerasan, maka sekolah aman, nyaman dan menyenangkan itu tidak akan terwujud. Untuk itu dibentuklah TPKK di masing-masing sekolah," tambahnya.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, beberapa lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan LDII akan mendapat bimbingan langsung untuk mengimplementasikan pembentukan TPPK. “Pasca pelatihan ini akan diambil tiga lembaga pendidikan untuk dibina langsung dalam pembentukan TPPK, yakni Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri, International Islamic Boarding School Baitul Manshurin Malang, dan Bina Indonesia Gemilang Boarding School Depok,” ungkap Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat DPP LDII, Muslim Tadjuddin Chalid.
Muslim juga menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari dukungan LDII terhadap kebijakan pemerintah, terutama dalam hal Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 yang mengatur Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Satuan Pendidikan. "Setiap satuan pendidikan, dari jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, wajib membentuk TPPK. Program perintisan Sekolah Aman, Nyaman, dan Menyenangkan (SANM) kami selaraskan sepenuhnya dengan kebijakan ini, demi menciptakan lingkungan belajar yang bebas dari kekerasan," tambah Muslim yang juga seorang dokter spesialis anestesiologi.
Menurutnya, penguatan pendidikan karakter sangat penting untuk mencegah terjadinya kekerasan di lingkungan pendidikan. Keberhasilan ini, kata Muslim, juga memerlukan peran serta seluruh pihak terkait, mulai dari guru, siswa, orang tua, hingga masyarakat dan pemerintah.