Semarang (26/1) – Musyawarah Wilayah (Muswil) VIII LDII Jawa Tengah menjadi momentum penting untuk memperkuat persatuan dan kebangsaan di tengah dinamika global. Acara yang berlangsung pada 25–26 Januari 2025 di Patra Jasa Hotel & Convention, Semarang, ini dihadiri oleh 312 peserta dari seluruh DPD LDII se-Jawa Tengah.
Mengusung tema “Peningkatan Peran LDII sebagai Penggerak Moderasi Beragama di Era Disrupsi,” muswil kali ini berfokus pada penyusunan program strategis lima tahun ke depan, dengan penekanan pada penguatan moderasi beragama dan kebangsaan.
Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga persatuan sebagai pondasi kebangsaan. “Persatuan adalah kunci untuk menghadapi kompleksitas masalah kebangsaan. Jawa Tengah, dengan keguyubannya, bisa menjadi teladan nasional,” ujarnya.
KH Chriswanto juga menggarisbawahi pentingnya pembangunan sumber daya manusia (SDM) berwawasan kebangsaan. Ia mengibaratkan Indonesia sebagai kapal besar yang membutuhkan stabilitas untuk tetap berlayar. “Tanpa wawasan kebangsaan, stabilitas akan terganggu, termasuk dalam aspek ibadah,” katanya.
Salah satu fokus utama LDII adalah literasi digital, terutama dalam melindungi generasi muda dari disinformasi. Kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan diperkuat untuk membangun kesadaran digital di kalangan anak muda.
Lebih lanjut, KH Chriswanto juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dan energi bersih. LDII berencana mengembangkan sorgum di Blora seluas 200 hektare sebagai solusi ketahanan pangan. “Sorgum ini potensial, sekali tanam bisa panen tiga kali, dan seluruh bagiannya bermanfaat,” ungkapnya. Di bidang energi terbarukan, LDII berkomitmen untuk melakukan dakwah bil hal, yaitu dakwah melalui tindakan nyata yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Ketua DPW LDII Jawa Tengah, Singgih Tri Sulistiyono, mengingatkan tantangan era disrupsi, yang memutarbalikkan fakta, memicu polarisasi sosial, dan memperkeruh hubungan antarwarga. “Moderasi beragama harus menjadi solusi utama untuk menghindari ekstremisme dan konflik sosial,” jelas Singgih.
Ia juga menekankan pentingnya toleransi dan dialog konstruktif untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat multikultural. “Dengan moderasi beragama, kita bisa menjaga harmoni dalam masyarakat sekaligus mendukung program pemerintah,” tambahnya.
Muswil ini juga bertujuan agar LDII Jawa Tengah dapat menjadi mitra strategis pemerintah dalam menjaga persatuan dan menghindarkan masyarakat dari konflik sosial. Singgih mengajak semua pihak melanjutkan semangat Pilkada damai untuk mewujudkan Jawa Tengah yang lebih makmur dan berkeadilan.
“Kerja sama dengan pemerintah, ormas lain, dan seluruh elemen bangsa adalah kunci keberhasilan. Dengan semangat persatuan, kita bisa membangun Indonesia yang lebih sejahtera,” pungkasnya.