Logo dan Tema HUT ke-1220 Kabupaten Kediri Tahun 2024



Hari Jadi Kabupaten Kediri: Sejarah dan Makna

Kabupaten Kediri adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.386,05 km2 dan jumlah penduduk sekitar 1,5 juta jiwa. Kabupaten ini terdiri dari 26 kecamatan dan 294 desa. Ibu kota kabupaten ini adalah Kota Kediri, yang juga merupakan kota terbesar di kabupaten ini.

Kabupaten Kediri memiliki hari jadi yang ditetapkan pada tanggal 25 Maret 804 Masehi. Hari jadi ini didasarkan pada prasasti Harinjing A yang merupakan sumber sejarah tertua yang menyebutkan nama Kediri. Prasasti ini ditemukan di Desa Harinjing, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Prasasti ini berisi tentang pemberian tanah perdikan oleh Raja Rake Layang Dyah Tulodong kepada Bagawantabhari, seorang pejabat kerajaan yang berjasa.

Nama Kediri sendiri memiliki beberapa asal-usul yang berbeda. Ada yang mengatakan bahwa nama ini berasal dari kata “KEDI” yang artinya “MANDUL” atau “Wanita yang tidak berdatang bulan”. Menurut kamus Jawa Kuno Wojo Wasito, 'KEDI" berarti Orang Kebiri Bidan atau Dukun. Di dalam lakon Wayang, Sang Arjuno pernah menyamar Guru Tari di Negara Wirata, bernama “KEDI WRAKANTOLO”. Bila kita hubungkan dengan nama tokoh Dewi Kilisuci yang bertapa di Gua Selomangleng, “KEDI” berarti Suci atau Wadad.

Ada juga yang mengatakan bahwa nama Kediri berasal dari kata “DIRI” yang berarti Adeg, Angdhiri, menghadiri atau menjadi Raja (bahasa Jawa Jumenengan). Untuk itu dapat kita baca pada prasasti “WANUA” tahun 830 saka, yang diantaranya berbunyi : " Ing Saka 706 cetra nasa danami sakla pa ka sa wara, angdhiri rake panaraban", artinya : pada tahun saka 706 atau 734 Masehi, bertahta Raja Pake Panaraban.

Nama Kediri banyak terdapat pada kesusatraan Kuno yang berbahasa Jawa Kuno seperti : Kitab Samaradana, Pararaton, Negara Kertagama dan Kitab Calon Arang. Demikian pula pada beberapa prasasti yang menyebutkan nama Kediri seperti : Prasasti Ceber, berangka tahun 1109 saka yang terletak di Desa Ceker, sekarang Desa Sukoanyar Kecamatan Mojo. Dalam prasasti ini menyebutkan, karena penduduk Ceker berjasa kepada Raja, maka mereka memperoleh hadiah, “Tanah Perdikan”. Dalam prasasti itu tertulis “Sri Maharaja Masuk Ri Siminaninaring Bhuwi Kadiri” artinya raja telah kembali kesimanya, atau harapannya di Bhumi Kadiri.

Prasasti Kamulan di Desa Kamulan Kabupaten Trenggalek yang berangkat tahun 1116 saka, tepatnya menurut Damais tanggal 31 Agustus 1194. Pada prasasti itu juga menyebutkan nama, Kediri, yang diserang oleh raja dari kerajaan sebelah timur. “Aka ni satru wadwa kala sangke purnowo”, sehingga raja meninggalkan istananya di Katangkatang (“tatkala nin kentar sangke kadetwan ring katang-katang deni nkir malr yatik kaprabon sri maharaja siniwi ring bhumi kadiri”).

Menurut bapak MM. Sukarto Kartoatmojo menyebutkan bahwa “hari jadi Kediri” muncul pertama kalinya bersumber dari tiga buah prasasti Harinjing A-B-C, namun pendapat beliau, nama Kadiri yang paling tepat dimuculkan pada ketiga prasasti. Alasannya Prasti Harinjing A tanggal 25 Maret 804 masehi, dinilai usianya lebih tua dari pada kedua prasasti B dan C, yakni tanggal 19 September 921 dan tanggal 7 Juni 1015 Masehi. Dilihat dari ketiga tanggal tersebut menyebutkan nama Kediri ditetapkan tanggal 25 Maret 804 M. Tatkala Bagawantabhari memperoleh anugerah tanah perdikan dari Raja Rake Layang Dyah Tulodong yang tertulis di ketiga prasasti Harinjing.

Nama Kediri semula kecil lalu berkembang menjadi nama Kerajaan Panjalu yang besar dan sejarahnya terkenal hingga sekarang. Kerajaan Panjalu atau Kediri adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha yang berdiri di Jawa Timur pada abad ke-10 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Jayabaya (1135-1157 M) yang dikenal sebagai raja yang sakti dan bijaksana. Kerajaan ini juga melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Airlangga, Ken Arok, Ken Dedes, dan Mpu Prapanca.

Selanjutnya ditetapkan surat Keputusan Bupati Kepada Derah Tingkat II Kediri tanggal 22 Januari 1985 nomor 82 tahun 1985 tentang hari jadi Kediri, yang pasal 1 berbunyi " Tanggal 25 Maret 804 Masehi ditetapkan menjadi Hari Jadi Kediri. Surat keputusan ini merupakan pengakuan resmi dari pemerintah terhadap sejarah dan identitas Kabupaten Kediri. Hari jadi ini juga menjadi momentum untuk mengenang dan menghormati para leluhur yang telah membangun dan mempertahankan Kabupaten Kediri.

Hari jadi Kabupaten Kediri juga memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Kediri. Hari jadi ini menjadi simbol kebanggaan, kebersamaan, dan kecintaan terhadap tanah kelahiran. Hari jadi ini juga menjadi ajang untuk melestarikan dan mengembangkan budaya, seni, dan tradisi Kediri yang khas dan unik. Hari jadi ini juga menjadi motivasi untuk terus berusaha dan berkarya demi kemajuan dan kesejahteraan Kabupaten Kediri. sumber kedirikab.go.id

Seperti tahun sebelumnya, pemerintah kabupaten akan merilis Logo dan Tema HUT ke-1220 Kabupaten Kediri. Saat ini masih belum ditemukan di sumber web kabupaten. 

Post a Comment

Previous Post Next Post