Siapa Saja yang Mencintaimu, Niscaya Dia Akan Menasehatimu

Siapa Saja yang Mencintaimu, Niscaya Dia Akan Menasehatimu


Peribahasa Arab “Siapa saja yang mencintaimu, niscaya dia akan menasehatimu”من أحبك نصحك menggambarkan betapa pentingnya sebuah nasihat bagi tiap diri yang mengaku sebagai seorang mukmin. Nasihat adalah salah satu bentuk dari dakwah, yaitu menyampaikan ajaran Islam kepada sesama. Nasihat juga merupakan salah satu kewajiban seorang muslim, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Agama adalah nasihat. Kami bertanya: ‘Kepada siapa?’ Beliau menjawab: ‘Kepada Allah, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan rakyatnya.’” (HR. Muslim)

Nasihat juga merupakan salah satu bukti dari rasa cinta dan kasih sayang antara sesama muslim. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim) Nasihat juga merupakan salah satu cara untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa. Allah SWT berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2)

Namun, tidak semua orang dapat memberikan atau menerima nasihat dengan baik dan benar. Terkadang seseorang bisa lupa, bahwa tiap diri memiliki kekurangan yang harus diperbaiki. Terkadang seseorang bisa tersinggung, marah, atau benci ketika dinasihati atau menasihati orang lain. Padahal, nasihat adalah ibadah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Lalu, bagaimana cara memberikan atau menerima nasihat yang baik dan benar? Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita ikuti:


Memberikan nasihat:

  • Niatkan karena Allah SWT. Sebelum memberikan nasihat, kita harus memurnikan niat kita karena Allah SWT, bukan karena riya, ujub, atau motif lainnya. Kita harus ingat bahwa nasihat adalah ibadah yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
  • Pilih waktu dan tempat yang tepat. Memberikan nasihat harus disesuaikan dengan waktu dan tempat yang tepat, agar tidak mengganggu atau menyinggung orang yang dinasihati. Sebaiknya memberikan nasihat secara pribadi dan rahasia, bukan secara terbuka atau umum, agar tidak menimbulkan fitnah atau malu.
  • Gunakan bahasa yang lembut dan sopan. Memberikan nasihat harus menggunakan bahasa yang lembut dan sopan, agar dapat diterima dengan baik oleh orang yang dinasihati. Jangan menggunakan bahasa yang kasar, keras, atau mengejek, agar tidak menimbulkan kemarahan atau benci.
  • Berikan contoh dan dalil. Memberikan nasihat harus disertai dengan contoh dan dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, agar dapat meyakinkan dan menguatkan orang yang dinasihati. Jangan memberikan nasihat berdasarkan pendapat atau hawa nafsu semata, agar tidak menimbulkan kerancuan atau kesalahpahaman.
  • Doakan kebaikan untuknya. Memberikan nasihat harus diakhiri dengan mendoakan kebaikan untuk orang yang dinasihati, agar Allah SWT memberinya hidayah dan taufik untuk mengikuti nasihat tersebut. Jangan mendoakan keburukan atau kesulitan untuknya, agar tidak menimbulkan kedengkian atau permusuhan.


Siapa Saja yang Mencintaimu, Niscaya Dia Akan Menasehatimu


Menerima nasihat:

  • Bersikap terbuka dan rendah hati. Menerima nasihat harus bersikap terbuka dan rendah hati, agar dapat mengakui kekurangan dan kesalahan kita. Jangan bersikap sombong atau angkuh, agar tidak menolak atau mengabaikan nasihat tersebut.
  • Dengarkan dengan baik dan sabar. Menerima nasihat harus mendengarkan dengan baik dan sabar, agar dapat memahami maksud dan tujuan dari nasihat tersebut. Jangan menyela atau memotong pembicaraan, agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik.
  • Tanyakan jika ada yang kurang jelas. Menerima nasihat harus bertanya jika ada yang kurang jelas, agar dapat memperjelas atau memperbaiki nasihat tersebut. Jangan diam atau pura-pura mengerti, agar tidak menimbulkan keraguan atau kebingungan.
  • Ucapkan terima kasih dan minta maaf. Menerima nasihat harus mengucapkan terima kasih dan minta maaf kepada orang yang memberi nasihat, agar menunjukkan rasa hormat dan penghargaan kita. Jangan mengeluh atau membantah, agar tidak menimbulkan sakit hati atau permusuhan.
  • Amalkan nasihat tersebut. Menerima nasihat harus mengamalkan nasihat tersebut, agar dapat memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas iman dan amal kita. Jangan menganggap remeh atau melupakan nasihat tersebut, agar tidak menimbulkan dosa atau kerugian.


Mengutip surat Al-Ashr salah satu surat yang paling ringkas, namun paling padat makna. Surat ini mengajarkan kita untuk selalu beriman, beramal saleh, saling menasihati dengan kebenaran dan kesabaran, agar kita tidak termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi. Mari kita renungkan dan amalkan isi surat ini dengan sebaik-baiknya.

Berikut adalah bacaan, terjemahan, dan tafsir singkat surat Al-Ashr:

وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ . إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Wal 'ashr. Innal insaana lafii khusr. Illal ladziina aamanuu wa’amilush shoolihaati watawaashou bilhaqqi watawaashou bish shobr

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

Ayat pertama: Allah SWT bersumpah dengan masa atau waktu, yang merupakan nikmat terbesar yang diberikan kepada manusia. Dengan waktu, manusia dapat melakukan berbagai aktivitas dan ibadah yang akan menentukan nasib mereka di akhirat. Namun, banyak manusia yang tidak menyadari nilai waktu dan menyia-nyiakannya dengan hal-hal yang sia-sia atau bahkan maksiat.

Ayat kedua: Allah SWT menyatakan bahwa seluruh manusia berada dalam kerugian, yaitu kerugian dunia dan akhirat. Kerugian dunia berarti kehilangan harta, kesehatan, kehormatan, atau hal-hal lain yang dicintai manusia. Kerugian akhirat berarti kehilangan surga dan mendapatkan neraka sebagai balasan atas perbuatan mereka di dunia.

Ayat ketiga: Allah SWT memberikan pengecualian bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. Mereka adalah orang-orang yang selamat dari kerugian dan mendapatkan keuntungan besar di dunia dan akhirat. Keempat hal ini adalah syarat untuk mencapai keselamatan dan kesuksesan sebagai seorang muslim.

Semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk orang-orang yang beriman, beramal saleh, saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran. 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama