Terpilih Sebagai Ketua DPW LDII Sumut, Hasoloan Simanjutak Sampaikan Pentingnya Perjuangan dan Pengorbanan bagi Organisasi

ldii sumut


Medan, LDII (2/1). Musyawarah Wilayah VI Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) memutuskan memilih H. Hasoloan Simanjuntak sebagai Ketua DPW LDII Sumut periode 2022-2027 pada Senin (31/1).

Dalam sambutannya, Hasoloan Simanjuntak mengatakan keberhasilan yang sudah diraih DPW LDII Sumatera Utara berkat perjuangan dan pengorbanan dari kepengurusan yang sudah berjalan sebelumnya.

“Kami sudah berkembang sampai sejauh ini, bukanlah hal yang mudah. Saya sendiri ikut merasakan betapa pentingnya perjuangan dan pengorbanan, tidak kenal lelah. Ibaratnya proses perjuangan ini hampir-hampir tidak kami rasakan lagi siang atau malam,” ujarnya.

Ia mengucapkan selamat kepada para pengurus DPW LDII Sumatera Utara periode 2022-2026 yang sebelumnya dipimpin oleh Agus Purwanto. Hasoloan Simanjuntak juga memberikan apresiasi kepada Agus Purwanto. Ia berharap kepada pengurus yang lama agar tidak bosan-bosan untuk memberi bantuan, dukungan, dan doa untuk perjuangan DPW LDII Sumut untuk lima tahun kedepan.

“Kalau bapak-ibu tanya hati saya dari lubuk yang terdalam, apakah saya mau? Mampu? Sanggupkah untuk memimpin DPW LDII Sumatera Utara? Hati kecil saya tidak kuat. Saya tidak pernah bermimpi dan meminta jadi ketua DPW. Tapi dengan amanah yang diberikan, saya hanya bisa taat,” ujarnya.

Usai Hasoloan Simanjuntak memberikan sambutan, Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso kemudian memberikan pengarahan sekaligus mengucapkan selamat pada kepengurusan yang baru. Ia menilai, kepengurusan yang baru menunjukan kekekompakan. Ia juga yakin, ke depan DPW LDII Sumatera Utara akan berkembang semakin baik dan memberikan kontribusi yang nyata.

KH Chriswanto Santoso kembali berpesan kepada pengurus sebelumnya terutama Agus Purwanto, yang karena alasan kesehatan tak mencalonkan diri sebagai ketua. “Saya mohon walau anda sudah bukan ketua lagi, tetap membimbing kepengurusan yang baru agar prestasinya bisa melampaui Pak Agus,” ujarnya.

KH Chriswanto Santoso kemudian memberikan wejangan pada kepengurusan yang baru. Dalam kerja sama, ada empat unsur yang harus dipenuhi. Pertama harus ada pengorbanan. Tidak mungkin mengakomodasi pemikiran seluruh pengurus bila tidak ada pengorbanan.

“Ibarat tim sepak bola dalam piala AFF, saya lihat pemain ada peluang untuk gol, namun siap berkorban untuk kemenangan secara team work. Ketika menjadi pemain belakang, jangan pernah berpikir untuk menjadii top score. Seperti itulah pengorbanan yang dilakukan untuk kemenangan sebuah tim,” ujarnya

“Ketika kita meluangkan waktu, kerja keras, menyepakati keputusan yang mungkin tidak setuju, itulah pengorbanan kita. Semua kesepakatan hasil musyawarah itulah yang harus dijunjung tinggi dan dilaksanakan,” ia menambahkan.

KH Chriswanto kemudian menjelaskan pada semua orang, harus selalu melihat sisi positif alias husnudzon. Tidak mungkin membuat tim jika melihat sisi negatif. Selalu belajar melihat orang dari sisi positif. “Anda tidak bisa membuat tim dan bekerjasama jika selalu melihat sisi negatif. Gunakan kelebihan seorang pengurus untuk mengeksekusi pekerjaan sesuai kelebihannya,” ujarnya.

Taat terhadap asas dan aturan main dalam organisasi juga harus ditanamkan dalam benak. Hasil organisasi harus ditaati untuk menjaga kerukunan dan kekompakan. “Karena yang dibutuhkan adalah kerja sama bukan cuma sekedar pengurus yang cakap. Keempat adalah komunikasi, sering-seringlah musyawarah untuk menghindari kesalahpahaman,” ujarnya. (Red)

Post a Comment

Previous Post Next Post