Kisah Musnahnya Sang Pangeran Cinta






Detik-detik berganti dengan detik

Menit pun silih berganti

Hari-hari pun terus berganti

Bulan-bulan juga terus berganti

Zaman-zaman pun terus berubah

Hidup ini juga pasti mati


Sepenggal bait awal dari lirik lagu Pangeran Cinta yang dipopulerkan oleh Dewa 19. Merupakan satu lagu andalan grup band bergenre rock yang dimotori oleh musisi ber tangan dingin Dhani Ahmad Prasetyo dalam album ketujuh berlabel Laskar Cinta.


Entah ilham apa sejatinya yang terbersit dalam benak sang pencipta lagu tersebut, namun sekilas menyimak liriknya seperti menggambarkan hakikat kedalaman cinta seseorang. Simak saja di bait berikutnya, 




Semua ini pasti akan musnah

Tetapi tidak cintaku padamu

Karena aku sang pangeran cinta



Bila hati sudah sedemikian rupa diselimuti rasa sayang teramat besar, apa mau dikata. Bahkan Gombloh dulu mengatakan, " bila cinta sudah melekat, tai kucingpun berubah jadi coklat. "

  

Mendayu dalam pilu jalinan asmara sehidup semati jadi incaran pengagum seni tulis menjadi tema yang tak ada habisnya.


Romeo dan Juliet kisah tragedi asmara karya William Shakespeare atau kisah percintaan antara Lebonna dan Paerengan di Tana Toraja. Atau barangkali duka tiada putus kandasnya cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri. 


Elok memang. 


Kembali ke Pangeran Cinta yang tak musnah cintanya, toh harus mengakui pada akhirnya fisik lah yang akan musnah. Diungkap dalam bait lanjutan,





Malam malam diganti dengan pagi

Pagi pun jadi siang

Tahun-tahun pun berganti abad

Yang muda pun pasti menjadi tua




Musim-musim pun terus berganti

Hidup ini juga pasti mati

Tak akan ada yang abadi

Tak akan ada yang kekal





۞ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم مِّن ضَعْفٍۢ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ ضَعْفٍۢ قُوَّةًۭ ثُمَّ جَعَلَ مِنۢ بَعْدِ قُوَّةٍۢ ضَعْفًۭا وَشَيْبَةًۭ ۚ يَخْلُقُ مَا يَشَآءُ ۖ وَهُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْقَدِيرُ


Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. [Surat Ar-Rum (30) ayat 54]


Lemah saat baru terlahir dari rahim ibu, kekuatan setahap demi setahap tersusun dalam raga, hingga tumbuh dewasa. Dan usia bertambah dari tahun ke tahun, akhirnya tua dan mati.


Menghambakan diri pada cinta secara terukur dan pada tempatnya bagi seorang muslim adalah kewajiban melekat yang seharusnya tidak boleh ditinggalkan.

عَنْ أَنَسٍ قَالَ مَرَّ رَجُلٌ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِنْدَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ جَالِسٌ فَقَالَ الرَّجُلُ وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي لَأُحِبُّ هَذَا فِي اللَّهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرْتَهُ بِذَلِكَ قَالَ لَا قَالَ قُمْ فَأَخْبِرْهُ تَثْبُتْ الْمَوَدَّةُ بَيْنَكُمَا فَقَامَ إِلَيْهِ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ أَنِّي أُحِبُّكَ فِي اللَّهِ أَوْ قَالَ أُحِبُّكَ لِلَّهِ فَقَالَ الرَّجُلُ أَحَبَّكَ الَّذِي أَحْبَبْتَنِي فِيهِ 


Dari [Anas] berkata; ada seorang laki-laki lewat di majlis Nabi Shallallahu'alaihi wasallam yang waktu itu sedang duduk seorang laki-laki lain. 

Laki-laki (yang pertama) berkata; wahai Rasulullah, saya mencintai orang ini karena Allah. 

Maka Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bertanya, "Apakah kau telah memberitahukan kepadanya hal itu?" dia berkata; belum. 

(Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam) bersabda: "Berdirilah dan beritahukan kepadanya, niscaya hubungan kalian akan langgeng". 

Lalu dia berdiri dan memberitahukannya dengan berkata; "Sesungguhnya saya mencintaimu karena Allah" atau berkata; "Saya menyukaimu karena Allah". 

Maka laki-laki tadi berkata; "Semoga Allah mencintai kamu yang cinta padaku karena-Nya". 

HR Ahmad


Dan niscaya seorang hamba yang membalut dirinya dengan cinta kepada Allah dan Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam akan lebih sangat bermanfaat bagi dirinya, untuk kehidupan dunia dan akhirat.

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا قَالَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ 

Dari [Anas bin Malik] bahwa seorang arab badui datang kepada Nabi Shallallahu'alaihi wasallam sambil berkata; kapankah kiamat? 

(Beliau Shallallahu'alaihi wasallam) menjawab, "Apa yang telah kau siapkan?" 



Dia menjawab; "cinta allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya."

Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Kau bersama dengan yang kau cintai."


HR Musllim


 


NB. Pernikahan Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih adalah pemaksaan perjodohan yang sangat rumit. Bauran antara cinta, penolakan, balas budi, dan ketaaatan. Sekedar saran, jangan menyelesaikan masalah dengan membuat masalah.

Cuplikan kalimat ayah Nurbaya yang patut direnungi, 

"Aku tahu Nur, bahwa engkau tidak suka kepada Datuk Maringgih," kata ayahku pada malam itu kepadaku. “Pertama umurnya telah tua, kedua karena rupanya tak elok, ketiga karena tabiatnya yang keji” Selanjutnya sang ayah berkata, “Aku tahu hatimu pada Samsu dan hatinya kepadamu. Aku pun tiada lain, melainkan itulah yang aku cita-citakan dan kuharapkan siang dan malam, yakni akan melihat engkau duduk bersama-sama dengan Samsu kelak, karena ialah jodohmu yang sebanding dengan engkau…Nurbaya, sekali-kali aku tiada berniat, hendak memaksa engkau. Jika tak sudi engkau, sudahlah, tak mengapa. Biarlah harta yang masih ada ini hilang ataupun aku masuk penjara sekalipun, asal jangan bertambah-tambah pula duka citamu…”



 


Post a Comment

Previous Post Next Post