" Ngelmu iku kalakone kanthi laku, lekase lawan kas, tegese kas nyantosani, setya budya pangekese durangkara "
Artinya ilmu itu bisa dipahami/ dikuasai harus dengan cara, cara pencapaiannya dengan cara 'kas', artinya kas berusaha keras memperkokoh karakter, kokohnya budi (karakter) akan menjauhkan diri dari watak angkara. ( Serat Wulangreh - Sri Susuhunan Pakubuwana IV )
Pendidikan itu gak cuman sekedar menjadikan siswa - siswi 'pinter' dalam ilmu pengetahuan tok, namun seharusnya juga bertanggung jawab terhadap pembinaan 'moral dan budi pekerti'.
Para pinisipuh terkadang 'nggunem' " Lha iyo dadi wong Jawa tapi wes ora 'njawani' "
Ateges, melupakan perilaku/adat ketimuran yang menjunjung tinggi nilai - nilai moral dan budi pekerti. Wes ora ngerti 'tatakrama lan unggah ungguh' maneh. Kasare, padha pethakilan lan pecicilan , :)
Dan keluarga adalah tempat terbaik bagi orang tua untuk memberikan pendidikan 'tatakrama' kepada anak - anak.
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: «مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ مِنْ نُحْلٍ أفضل من أدب حسن» رواه الترمذي
" Tiada pemberian orang tua kepada anaknya yang lebih utama daripada (mendidik) budi pekerti yang baik "
وقال النبي صلى الله عليه وسلم: «إن الأنبياء لم يورثوا دينارًا ولا درهمًا وإنما ورثوا العلم، فمن أخذه أخذ بحظ وافر» رواه الترمذي
" Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar dan Dirham ( Harta ), akan tetapi mereka mewariskan ILMU. Maka barangsiapa yang mengambil ILMU tersebut, sesungguhnya dia telah mendapatkan bagian yang sempurna "
Pondok Karakter, Untuk Generus Profesional Religius
Baca juga : Pondok Karakter Dot Com Pembangunan Karakter Profesional Religius
Pondok Karakter, Untuk Generus Profesional Religius
Tanggal 15 September 2020, DPP LDII melaunching https://pondokkarakter.com/ yang merupakan latform e-learning yang dikelola oleh Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan Lembaga Dakwah slam Indonesia. Platform ini berisikan bahan pembelajaran daring yang bertujuan untuk membangunkarakter Profesional Religius, yaitu memiliki Tri Sukses, 6 Thobiat Luhur, dan 4 Tali Keimanan
Tri Sukses adalah kemampuan berupa Alim Faqih, Berakhlaqul Karimah dan Mandiri
6 Thobiat Luhur adalah 6 karakter yang terdiri atas Jujur, Amanah, Kerja Keras dan Hemat, Rukun, Kompak dan Kerjasama yang Baik.
4 Tali Keimanan adalah 4 perilaku untuk mempertahankan keimanan yaitu,
Bersyukur, Berdo'a, Mengagungkan, dan Mempersungguh.
Keberhasilan Pembinaan Generasi Penerus bangsa ini, menjadi kewajiban seluruh elemen negara; Pemimpin, Profesional Pendidikan, Ulama, Guru, dan tentu saja para orang tua. Kerjasama 5 unsur tersebut harus seiring sejalan, ber visi misi yang sama untuk mewujudnyatakan Generasi Penerus Bangsa barkarakter.
" Allohumaj'al auladana auladan sholihin, hafidzina lilqur'an wa sunnah, fuqoha fiddin, mubarokan hayatuhum fiddunya wal akhiroh "
Jakarta (22/09) - Departemen Pendidikan Umum dan Pelatihan (PUP) DPP LDII melalui tim Educational Clearing House (ECH) menyelenggarakan soft launching sebuah platform website pendidikan “Pondok Karakter” secara daring, pada Selasa malam (22/09). Menurut tim ECH, Pondok Karakter merupakan platform berisi pelatihan pengembangan karakter, guna membantu program kerja DPP LDII membangun masyarakat yang profesional dan religius. Platform edukasi ini, diisi oleh 263 tenaga pendidik dan Penggerak Pembina Generus (PPG).
Menurut Ketua Departemen PUP, Sarji, Pondok Karakter fokus terhadap cara membangun karakter. “Ini adalah landasan utama bagi para pengajar, pendidik, khususnya yang membuat platform ini,” ujarnya. Menambahkan pernyataan Sarji, Ketua DPP LDII yang membawahi Bidang PUP, Basseng, menjelaskan Pondok Karakter sebagai platform e-learning ini, ditujukan pada satuan pendidikan di lingkungan LDII.
“Landasan hukumnya memiliki tiga tahapan yang sudah dilalui; terminology profesional religius untuk pengembangan SDM yg dikenalkan pada 2011 di Munas LDII Surabaya, target profesional religius itu sendiri, dan penekanan pada dimensi digital sebagai adaptasi terhadap industri 4.0 yang pada lokakarya nasional lalu sudah dijelaskan,” katanya. Menurutnya, pondok karakter ini mengawinkan digital dengan substansi profesional religius,” kata Basseng melanjutkan. Bagaimana Membangun Karakter? Generasi penerus atau disingkat generus, diawali dari usia dini hingga usia nikah. Ada institusi yang secara internal diberi amanah untuk membina generus yakni PPG (Penggerak Pembina Generus).
Ketika generus ini berada dalam satuan sekolah di lingkungan LDII, perlu sarana pembinaan karakter. Pembinaan karakter yang dimaksud berada di lembaga pendidikan yang bernaung di bawah LDII, dalam bentuk boarding school, Pondok Pesantrean Mahasiswa (PPM), Pondok Pesantren Pelajar dan Mahasiswa (PPPM), dan sekolah. “Ketika karakter sudah terbangun, ilmu yang ada bisa diterima,” ujar Basseng. Menurut Basseng terdapat dua sistem dalam instansi pendidikan dalam lingkungan LDII, yakni kurikulum pondok dan kurikulum sekolah. Bidang PUP mengidentifikasi enam aktor pendidikan yang berpotensi membentuk karakter. “Keenam aktor ini yang perlu menyamakan persepsi dalam hal ini adalah; pengelola yayasan--penting memahami definisi pendidikan karakter, kepala sekolah, guru, pamong pendidikan--pelaku pendidikan yg perlu diberikan atribut, lalu tenaga sekolah, serta orang tua,” imbuhnya. Basseng menekankan, mendidik bukan hanya tanggung jawab guru saja, semua yang berperan bergerak bersama menuju titik pendidikan karakter. “Nantinya diluncurkan ke publik pada tanggal 28 Oktober bertepatan dengan Sumpah Pemuda, sebagai perkenalan bahwa LDII memiliki kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang profesional religius,” katanya mengakhiri.
Bagaimana Platform Pondok Karakter Secara Teknis? Pondok Karakter mirip platform edukasi lainnya, namun berbeda dari sisi materi. Bila platform edukasi memaparkan mata pelajaran, sementara Pondok Karakter lebih ke arah pengembangan karakter. Untuk materi, terdapat video-video pelatihan sebagai contoh, target pencapaian, dan artikel-artikel pendukung. Platform ini memiliki empat menu utama; Artikel, Pelatihan, Grup, dan Forum. Sementara ini yang dimanfaatkan adalah menu pelatihan, yang di dalamnya terdapat panel pembagian kategori sesuai enam aktor pendidik. Pengguna bisa menekan tombol video pelatihan atau artikel berisi materi pengembangan karakter -- setelah melakukan login dengan email dan password yang terkonfirmasi oleh admin. Jika belum memiliki akun, maka pengguna baru akan diarahkan dulu ke halaman login. Materi-materi seterusnya akan bertambah sesuai kebutuhan tiap kategori. “Instansi-instansi elemen pendidikan bisa ikut mengisi konten untuk Pondok Karakter ini,” kata Thonang Effendi pembina tim yang turut merancang platform Pondok Karakter. “Keunggulannya adalah adanya fasilitas social learning, sehingga transfer knowledge berlangsung cepat,” ia menambahkan.