Gelang Ajar Penyusunan Buku Saku Pramuka


Gelang Ajar Penyusunan Buku Saku Pramuka
http://www.ldii.or.id/id/news/organisasi-3/d/2356-gelang-ajar-penyusunan-buku-saku-pramuka.html

Sako Sekawan Persada Nusantara menggelar 'Gelang Ajar' dalam rangka penyusunan buku panduan latihan pemenuhan Syarat Kecakapan Umum (SKU) pada 2-3 April 2019 bertempat di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Pondok Gede Jakarta Timur.
Acara yang digelar selama dua hari ini dibuka oleh Prasetyo Sunaryo selaku Mabi Sako Sekawan Persada Nusantara dan diikuti oleh 77 peserta dari Sakoda Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
“Dalam menyikapi era millenial saat ini, anak-anak lebih cenderung menggunakan gadget sehingga tidak melatih pikir-rasa-aksi (think-feel-act). Karena itu, Pramuka berperan banyak untuk latihan-latihan yang mengasah pikir-rasa-aksi tersebut, salah satunya permainan bola bekel, itu adalah salah satu permainan yang mengintegrasi pikir-rasa-aksi,” ujar Prasetyo dalam sambutannya di pembukaan 'Gelang Ajar' Sako Sekawan Persada Nusantara (SPN).
'Gelang Ajar' kali ini mengacu pada SKU tingkat siaga yang dikeluarkan oleh Kwarnas untuk dibedah dan diselaraskan sesuai dengan program dan tujuan Sako SPN dalam membina generasi penerus melalui Pramuka yang mengintegrasi pada pikir-rasa-aksi untuk menghadapi era 4.0.
SKU yang dibahas nantinya akan menjadi acuan bagi pembina dalam pengajaran dan pembinaan peserta didik. Maka dari itu, Sako SPN menyusun materi pengajaran yang menarik dan menyenangkan melalui Pramuka yang disusun dalam satu buku panduan.
Sebelum kegiatan, peserta diberikan pembekalan tentang profesional religius oleh H. Basseng selaku pakar LDII bidang pendidikan sebagai dasar Sako SPN selama membedah SKU agar memiliki satu visi dan misi pembinaan.
Basseng mengatakan, “Sako adalah sebagai bagian integral yang memiliki keunggulan tersendiri yaitu pendidikan diluar kelas atau non-klasikal dan tidak harus tatap muka.” Berdasarkan pendapat tersebut Sako adalah sarana bagi para pembina untuk dapat menjadikan peserta didik yang profesional religius yaitu berprestasi dengan melaksanakan pekerjaan dengan baik dan memiliki akhlakul karimah yang baik juga berbudi pekerti luhur.

Dalam acara ini, peserta dibagi menjadi tiga komisi. Komisi satu membahas tentang keagamaan dan emosional, komisi dua membahas tentang sosial, dan komisi tiga membahas tentang intelektual dan fisik. Setiap komisi berdiskusi dan mencari metode juga praktek yang harus dilakukan seorang pembina ketika mengajar pramuka tingkat siaga.
Hasil diskusi dari setiap komisi dipresentasikan dan dipraktekkan untuk menghasilkan persetujuan bersama dan juga menjadi kegiatan yang benar-benar bermanfaat untuk peserta didik.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pembina di tingkat cabang dan gugus depan dalam mengajar pramuka tingkat siaga dan membantu mengembangkan membina generasi penerus. Selain itu juga menekankan kembali pada masyarakat bahwa pramuka itu penting dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan kegiatan yang dapat mengubah karakter peserta didik untuk menjadi lebih baik sehingga tercapai karakter yang profesional religius yang dibutuhkan oleh setiap perusahaan di era 4.0 ini.
Diharapkan para pembina dapat menuangkan ide-ide dan permainan yang kreatif sehingga hasil akhirnya dapat terwujudnya sebuah buku panduan untuk membantu membina generasi penerus. Selain itu, buku panduan ini diharapkan pula dapat digunakan oleh para pembina untuk dapat mengembangkan peserta didiknya menjadi Pramuka yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.(tami/khoir/lines)

Post a Comment

Previous Post Next Post