TRIBUNNEWS.COM,
JAKARTA - Majelis Taujih Wal Irsyad DPP LDII bekerja sama dengan
DPW LDII Jawa Timur akan menggelar Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017, di
Masjid Al Akbar, Surabaya, Senin (25/12/2017).
Acara
yang sudah dihelat keempat kalinya ini, baru pertama kali diselenggarakan di
Surabaya, Jawa Timur.Sebelumnya,
pada 2016, acara ini digelar di Jakarta Islamic Center yang diikuti 11.000
penghafal Alquran.“Acara
ini menjadi kebanggaan kami, karena untuk pertama kalinya digelar di Surabaya.
Sebelumnya, acara ini tiga kali digelar di Jakarta. Peserta yang ikut dalam
acara ini berjumlah 20.603 penghafal Alquran,”
ujar H Moch Amrodji, Ketua Panitia Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017 dalam
keterangannya.Peserta halaqoh, menurut
Amrodji, merupakan utusan dari masing-masing DPD LDII se-Jawa Timur. Bahkan
dari luar Jawa Timur, seperti Bali, Lombok, Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), dan
Samarinda.Acara
ini terselenggara berkat dukungan berbagai pihak, di antaranya MUI Jawa Timur,
Pemprov Jawa Timur, dan pengurus Masjid Al Akbar.Bagi
LDII, acara ini merupakan syiar untuk mendorong para generasi muda mencintai Alquran.“Kami
juga memanfaatkan acara ini untuk bersilaturahim dengan para tokoh agama,
ormas, pemerintah, dan tokoh-tokoh masyarakat lainnya,” imbuh Amrodji.Dengan
demikian memperkuat ukhuwah Islamiyah dalam membangun Indonesia.Menurut
Amrodji, Indonesia pada 2030 memperoleh bonus demografi, di mana 70 persen
penduduk Indonesia adalah mereka yang berusia produktif. Namun
bonus demografi ini menjadi masalah, ketika pada tahun itu, generasi mudanya
tidak memiliki sifat yang religius.“Acara
ini untuk mengukur sejauh mana hafalan Alquran para tahfidz. Sekaligus
merupakan strategi LDII, untuk melahirkan generasi profesional yang religius,”
papar Amrodji.Program tahfidz Alquran,
menurut Amrodji, dilaksanakan pula di sebagian besar DPD LDII di seluruh
Indonesia.Bagi
LDII, program tahfidz merupakan salah satu fokus utama pembinaan
karakter generasi muda penerus bangsa.Menurut
Ketua DPW LDII Jatim Amien Adhy, program DPP LDII untuk menciptakan generasi
yang profesional religius, merupakan program jangka panjang.Salah
satu praktik mencetak generasi religius, yaitu dengan mengadakan
program tahfidz di kabupaten/kota.“Targetnya,
kami bisa menghasilkan generasi qurani, yaitu generasi yang berperilaku dan
berbudi pekerti sebagaimana yang ada dalam Alquran,” papar
Amien.Amien
mencontohkan, peradaban yang agung bisa runtuh dalam sekejap bila masyarakat
dan pemimpinnya tidak memiliki ketakwaan terhadap Allah.Hal
itu bisa dilihat dalam sejarah Mesir, Persia, hingga imperium Roma.Mereka
penguasa dunia dengan peradaban agung, namun hancur karena ditelan kesombongan,
kemaksiatan, dan mengingkari Allah.
“Dunia saat ini sangat maju dan kian canggih, namun korupsi, penindasan sesama, bahkan menistakan agama. Ini merupakan sejarah yang berulang mengenai ciri-ciri runtuhnya peradaban,” papar Amien.Hal inilah yang dihindari LDII. Sebagai bagian umat Islam di Indonesia, LDII merasa memiliki tanggung jawab yang besar, agar Indonesia di masa depan adalah Indonesia yang makmur dan berkeadilan, memiliki peradaban besar, sekaligus negeri yang dipenuhi insan-insan yang bertakwa kepada Allah.“Sebagaimana gambaran baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur, negeri yang maju namun penuh pengampunan dan rahmat dari Allah,” ucap Amien.Dengan menjadi penghafal Alquran, ketika generasi ini sekolah lalu bekerja dan berkarier di berbagai bidang, sifat qurani atau religius ini melekat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam ranah profesional mereka, baik di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.Amien berharap besar, acara ini merupakan syiar Islam sebagai bentuk kepedulian LDII terhadap Indonesia di masa mendatang, sekaligus penguatan empat pilar bangsa berupa Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.Amien juga menambahkan, warga LDII dan masyarakat di Jawa Timur bisa menyaksikan acara ini secara live melalui kanal youtube.com/ldiijatim dan www.ldiijatim.tv.“Agar para orangtua dan generasi muda termotivasi dan memiliki semangat untuk menghafal dan mengamalkan Alquran,” harap Amien.
“Dunia saat ini sangat maju dan kian canggih, namun korupsi, penindasan sesama, bahkan menistakan agama. Ini merupakan sejarah yang berulang mengenai ciri-ciri runtuhnya peradaban,” papar Amien.Hal inilah yang dihindari LDII. Sebagai bagian umat Islam di Indonesia, LDII merasa memiliki tanggung jawab yang besar, agar Indonesia di masa depan adalah Indonesia yang makmur dan berkeadilan, memiliki peradaban besar, sekaligus negeri yang dipenuhi insan-insan yang bertakwa kepada Allah.“Sebagaimana gambaran baldatun thayyibatun wa rabbun ghaffur, negeri yang maju namun penuh pengampunan dan rahmat dari Allah,” ucap Amien.Dengan menjadi penghafal Alquran, ketika generasi ini sekolah lalu bekerja dan berkarier di berbagai bidang, sifat qurani atau religius ini melekat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam ranah profesional mereka, baik di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya.Amien berharap besar, acara ini merupakan syiar Islam sebagai bentuk kepedulian LDII terhadap Indonesia di masa mendatang, sekaligus penguatan empat pilar bangsa berupa Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI.Amien juga menambahkan, warga LDII dan masyarakat di Jawa Timur bisa menyaksikan acara ini secara live melalui kanal youtube.com/ldiijatim dan www.ldiijatim.tv.“Agar para orangtua dan generasi muda termotivasi dan memiliki semangat untuk menghafal dan mengamalkan Alquran,” harap Amien.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dua Puluh Ribu Penghafal Alquran Ada di Halaqoh Kubro Tahfidzul Quran 2017 di Surabaya, http://www.tribunnews.com/regional/2017/12/25/dua-puluh-ribu-penghafal-alquran-ada-di-halaqoh-kubro-tahfidzul-quran-2017-di-surabaya?page=3.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Posting Komentar