Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalsel Arsyadi di Banjarmasin, Jumat, mengatakan, arsitektur kubah yang mirip tanggui sudah menjadi ciri khas Masjid Sabilal Muhtadin sehingga tidak mungkin diubah.
"Pembuatan kubah tanggui pada dasarnya jauh lebih rumit dibanding membangun kubah lainnya. Walau demikian, arsitektur tersebut tetap akan dipertahankan," katanya.
Menurut dia, kubah tanggui merupakan manivestasi dari budaya asli Banjar dan menjadi salah satu ciri kemegahan masjid yang kini dalam proses renovasi.
Selain kubah masjid, kubah menara, dan beberapa sisi bangunan lainnya, kata Arsyadi, tetap dipertahankan seperti aslinya.
Untuk pembangunan dalam masjid, seperti lantai dan dinding, dia mengatakan bahwa bagian itu kemungkinan akan mengalami perubahan arsitektur menjadi lebih megah.
Pembangunan masjid yang berusia 30 tahun tersebut dilakukan karena kondisi masjid rusak parah, atap bocor, dan lantai yang mulai miring.
Proyek pembangunan tersebut mendapat alokasi dana sekitar Rp 39,8 miliar dari dua tahun anggaran APBD Kalsel yang pelaksanaannya dilakukan PT Waskita Karya cabang Kalsel dengan nilai kontrak Rp 37,9 miliar.
Sementara itu, ia juga mengatakan bahwa proses pembangunan aula masjid yang sudah dimulai beberapa bulan lalu sudah selesai.
"Saat masjid dibongkar, shalat berjamaah dan kegiatan keagamaan lainnya dipindahkan ke aula, hingga Februari 2010," katanya.
Aula tersebut, lanjut dia, selanjutnya akan dimanfaatkan, baik untuk kegiatan bisnis maupun kegiatan keagamaan lainnya.
"Terserah pengurus masjid mau dimanfaatkan untuk apa aula tersebut, bisa untuk pernikahan maupun lainnya," katanya.