Pengajian Akhir Tahun LDII merupakan salah satu program dakwah tahunan yang secara konsisten dilaksanakan oleh Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di berbagai wilayah Indonesia. Kegiatan ini lahir dari keprihatinan sekaligus tanggung jawab moral untuk menjaga umat—khususnya generasi muda—agar tidak larut dalam euforia pergantian tahun yang sering kali berujung pada perilaku menyimpang, pemborosan, bahkan kemaksiatan.
Mengutip nasehat Dewan Penasehat LDII Kotawaringin Timur pada acara pembukaan Festival Anak Sholeh (FAS),ia menegaskan bahwa hidup di era modern bukanlah perkara mudah. Dunia bergerak cepat, teknologi berkembang pesat, dan informasi datang tanpa batas.
“Dalam satu genggaman, kalian bisa melihat apa pun, mendengar apa pun, dan mengikuti siapa pun. Di sinilah tantangan terbesar generasi muda hari ini: bagaimana tetap menjadi anak saleh di tengah derasnya arus zaman,” pesannya kepada para peserta anak-anak generasi muda di Sampit.
Menjadi anak saleh, lanjutnya, bukan berarti harus sempurna. Anak saleh adalah mereka yang terus berusaha taat, mau belajar, mau memperbaiki diri, dan tidak malu untuk berubah menjadi lebih baik.
Alih-alih menutup mata terhadap realitas sosial, LDII justru menghadirkan pendekatan solutif: mengalihkan malam pergantian tahun menjadi momentum ibadah, muhasabah, pembinaan karakter, dan penguatan iman. Inilah wajah dakwah yang membumi—tidak reaktif, tidak menghakimi, namun menawarkan jalan yang lebih bermakna.
Memahami Makna Pengajian Akhir Tahun LDII
Pengajian akhir tahun LDII bukanlah bentuk perayaan tahun baru. Kegiatan ini juga tidak dimaksudkan sebagai tandingan budaya secara frontal. Sebaliknya, ia hadir sebagai alternatif Islami—ruang aman bagi umat Islam untuk menjaga diri, keluarga, dan lingkungan dari potensi mudarat.
Dalam pandangan LDII, pergantian tahun hanyalah perubahan waktu. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana manusia mempertanggungjawabkan waktu tersebut di hadapan Allah SWT. Maka, pengajian akhir tahun menjadi sarana refleksi kolektif untuk menata ulang niat dan arah hidup.
Al-Qur’an: Waktu sebagai Amanah dan Ujian
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh...”
(QS. Al-‘Ashr: 1–3)
Ayat ini menjadi fondasi filosofis pengajian akhir tahun LDII. Waktu tidak boleh berlalu tanpa makna. Setiap detik adalah ladang amal, dan setiap pergantian tahun adalah titik evaluasi: apakah kita semakin dekat kepada Allah, atau justru semakin jauh?
Menuju 31 Desember 2025
Mari persiapkan akhir tahun dengan iman, muhasabah, dan amal saleh.
Fenomena Malam Tahun Baru dan Tantangan Moral Generasi Muda
Tidak dapat dipungkiri, malam pergantian tahun di banyak tempat identik dengan pesta kembang api, hiburan berlebihan, konsumsi minuman keras, pergaulan bebas, hingga aktivitas yang melanggar norma agama dan sosial. Kondisi ini menjadi tantangan serius bagi pembinaan generasi muda.
LDII memandang bahwa pembiaran terhadap fenomena ini sama artinya dengan melepas generasi penerus ke dalam arus yang berbahaya. Oleh karena itu, pengajian akhir tahun dirancang bukan hanya sebagai acara seremonial, melainkan sebagai benteng moral dan spiritual.
Tujuan Utama Pengajian Akhir Tahun LDII
- Mencegah Maksiat – Menghindarkan generasi muda dari aktivitas negatif yang marak terjadi pada malam tahun baru.
- Penguatan Iman dan Takwa – Menanamkan kesadaran beragama yang kokoh dan berkelanjutan.
- Pembentukan Akhlak Mulia – Membiasakan adab, kedisiplinan, dan tanggung jawab.
- Muhasabah Kolektif – Mengevaluasi amal setahun dan merancang perbaikan.
- Penguatan Ukhuwah – Menjalin kebersamaan lintas usia dan generasi.
مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
“Di antara tanda baiknya Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.”
(HR. Tirmidzi)
Hadis ini relevan dengan semangat pengajian akhir tahun LDII. Umat diajak untuk cerdas memilih aktivitas, tidak larut dalam tren sesaat, dan memprioritaskan amal yang berdampak jangka panjang bagi kehidupan dunia dan akhirat.
Rangkaian Kegiatan Pengajian Akhir Tahun LDII
Kegiatan dimulai dengan shalat Maghrib dan Isya berjamaah, dilanjutkan dengan kegiatan positif hingga pukul 23.00. Pada sepertiga malam terakhir, peserta dibangunkan untuk melaksanakan shalat Tahajud—sebuah momen spiritual yang jarang didapatkan dalam keseharian.
;Materi pengajian mencakup pemantapan aqidah, pemahaman ibadah, serta nasihat tentang tantangan akhir zaman. Bahasa yang digunakan lugas, kontekstual, dan relevan dengan realitas generasi muda.
Pembinaan Generasi Muda LDII
Inilah kekuatan utama LDII. Generasi muda tidak hanya menjadi objek dakwah, tetapi subjek pembinaan. Mereka dilatih kepemimpinan, organisasi, manajemen kegiatan, hingga etika bermedia sosial.
Kegiatan Kreatif dan Edukatif
Pengajian dikemas hangat melalui lomba cerdas cermat, diskusi kelompok, pentas seni Islami, pencak silat, dan kebersamaan makan bersama. Semua dikendalikan dalam koridor adab dan kesederhanaan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.”
(QS. Al-Hasyr: 18)
Waktu Pelaksanaan Pengajian Akhir Tahun LDII
Pengajian biasanya berlangsung dari sore atau malam tanggal 31 Desember hingga setelah shalat Subuh 1 Januari. Setelah Subuh, acara ditutup dengan nasihat agama dari Dewan Penasihat LDII setempat.
Mengapa Pengajian Akhir Tahun LDII Relevan Sepanjang Zaman?
Karena tantangan moral tidak pernah usang. Setiap zaman memiliki bentuk godaannya sendiri. Pengajian akhir tahun LDII menjawab tantangan itu dengan pendekatan preventif, edukatif, dan berkelanjutan.
Menata Waktu, Menjaga Iman, Menyongsong Masa Depan
Pengajian Akhir Tahun LDII bukan sekadar agenda tahunan, melainkan ikhtiar dakwah yang konsisten. Ia mengajarkan bahwa perubahan hidup tidak dimulai dari pesta, tetapi dari niat, ilmu, dan amal saleh.
Dengan mengisi malam pergantian tahun melalui ibadah dan muhasabah, LDII menegaskan bahwa masa depan umat Islam hanya akan dimiliki oleh mereka yang menjaga iman dan berbudi pekerti luhur.
Inilah hakikat pengajian akhir tahun LDII—menjadikan waktu sebagai ladang pahala, bukan sumber petaka.

