Pelatihan Zero Waste di Ponpes Al Ubaidah Kertosono Dorong Lingkungan Pesantren Berkelanjutan

Pelatihan Zero Waste di Ponpes Al Ubaidah Kertosono | LDII Sampit
Pelatihan Zero Waste di Ponpes Al Ubaidah
Nganjuk • 20 Desember — Sumber: LINES

Pondok Pesantren Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur bekerja sama dengan Departemen Litbang, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (LISDAL) DPP LDII menggelar pelatihan zero waste untuk menciptakan pondok pesantren ramah lingkungan, pada Selasa (17/12). Kegiatan tersebut menghadirkan pengurus Departemen Litbang, IPTEK, Sumberdaya Alam, dan Lingkungan Hidup (LISDAL) Atus Syahbudin dan Erni Suhaina Ilham Fadzry.

Atus Syahbudin yang juga akademisi Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa pelatihan zero waste khususnya dalam pengelolaan limbah anorganik bertujuan agar sampah tidak dibuang begitu saja, tetapi diolah kembali sehingga memberikan manfaat nyata bagi lingkungan pesantren.

“Ini sangat luar biasa karena mereka sebagai garda terdepan yang nanti akan memberikan contoh kepada putra-putrinya dan keluarga besarnya bagaimana mengelola sampah itu,”

Atus memberikan apresiasi terhadap perwakilan para ibu dan santri Ponpes Al Ubaidah yang menjadi ujung tombak implementasi program zero waste. Selain itu, pelatihan juga melibatkan pendampingan pengolahan limbah plastik agar warga tidak lagi mencampur sampah plastik dengan limbah organik. Pemilahan tersebut membuat sampah organik tidak mengotori plastik sehingga bisa diolah kembali.

Pengolahan ulang sampah anorganik menjadi salah satu elemen penting dalam ekonomi sirkular yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan bagi rumah tangga pesantren.

Terkait penanganan sampah plastik, Erni menegaskan bahwa limbah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi produk kreatif yang memiliki nilai jual. Ia mendorong masyarakat untuk mulai memilah sampah sejak dari rumah.

“Pemilahan dan pemilihan sampah tersebut, agar bisa dimanfaatkan dan mengurangi timbunan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA),”

Para ibu dan generasi muda Ponpes Al Ubaidah menunjukkan antusiasme tinggi selama kegiatan berlangsung. Mereka sadar bahwa masalah sampah tidak dapat diselesaikan tanpa adanya aksi nyata.

“Kami sebut mereka adalah bidadari perubahan yang siap mengubah dunia dengan cara mengelola sampah. Kegiatan ini tidak cukup sekali, agar mereka bisa membuat komunitas perempuan yang berperan di dalam pengelolaan sampah,”

Erni Suhaina berharap Ponpes Al Ubaidah dapat berkembang sebagai pondok pesantren berwawasan lingkungan melalui program kampung iklim (Proklim). Program tersebut mendorong perempuan untuk membentuk kelompok tani, kelompok zero waste, dan penggerak circular economy.

“Sampah bisa menjadi rupiah dan menjadi penghasilan baru buat masyarakat,”
Lebih baru Lebih lama