Musyawarah, Menggali dan Menyatukan Energi Positif

Musyawarah, Menggali dan Menyatukan Energi Positif

Musyawarah, Menggali dan Menyatukan Energi Positif

Mengelola umat dalam organisasi tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan perencanaan matang dan tindakan yang terstruktur agar tujuan organisasi dapat tercapai. Salah satu metode paling efektif adalah melalui musyawarah.

Musyawarah memungkinkan setiap anggota berbagi ide dan perspektif, sehingga potensi terbaik dapat muncul dan digali. Dengan energi positif yang terfokus, organisasi dapat mengambil keputusan yang bermanfaat secara bersama-sama untuk kemaslahatan umat

Musyawarah dalam Perspektif Al-Qur’an

Dalam Islam, musyawarah bukan hanya sekadar metode, tetapi juga bagian dari etika kepemimpinan yang diridhoi Allah. Allah SWT berfirman:

“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” — QS. Asy-Syura [42]: 38

Ayat ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil secara kolektif memiliki keberkahan. Musyawarah menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan agar hasilnya adil dan bijaksana.

Manfaat Musyawarah

  • Menggali Potensi Pengurus: Ide-ide terbaik muncul dari setiap individu dan menjadi solusi kreatif.
  • Meningkatkan Kerukunan dan Kekompakan: Musyawarah membangun rasa saling menghargai dan kompak.
  • Sarana Evaluasi: Keputusan yang diambil dapat dievaluasi bersama, mengurangi risiko kesalahan.
  • Memperkuat Kerja Sama: Mengutamakan kolaborasi daripada persaingan yang merugikan.

Rasulullah SAW menekankan musyawarah sebagai sarana untuk memperkuat umat dan menghindari keputusan sepihak. Salah satu hadis menyebutkan:

“Sesungguhnya Allah menyukai bila seorang hamba melakukan sesuatu, ia melakukannya dengan kesungguhan dan musyawarah dengan orang lain.” — HR. Tirmidzi

Hadis ini menekankan bahwa keputusan yang diambil bersama lebih berkah dan cenderung tepat dibanding keputusan pribadi yang terburu-buru.

Etika Musyawarah

Untuk menjaga efektivitas musyawarah, beberapa etika penting harus diterapkan:

  • Bersikap rendah hati dan menghargai pendapat orang lain.
  • Fokus pada tujuan bersama, bukan kepentingan pribadi.
  • Menghindari iri, dengki, atau menjatuhkan sesama.
  • Mendahulukan maslahat umat secara keseluruhan.

Menerapkan Musyawarah dalam Organisasi

Praktik musyawarah dalam organisasi membutuhkan disiplin dan kesabaran. Setiap peserta harus memiliki mindset untuk bekerja sama, menerima kritik, dan memperkuat keputusan bersama. Ketika setiap orang memahami bahwa tujuan utama adalah keberkahan dan manfaat bagi seluruh anggota, energi positif akan mengalir lebih maksimal.

Praktik Musyawarah di LDII

Dalam LDII, musyawarah menjadi forum tertinggi dalam setiap kebijakan penyusunan program kerja. Forum ini memastikan bahwa setiap keputusan diambil secara kolektif dan berdasarkan pertimbangan matang dengan mengikuti konsep dasar rencana, kerja, kontrol.

Contohnya, LDII Kalimantan Tengah baru-baru ini mengadakan Rapat Koordinasi Wilayah bersama lintas organisasi yang sebelumnya telah ada MOU, yaitu Persinas ASAD dan Senkom Mitra Polri pada Kamis (25/12/25) di Sampit. Rapat ini bertujuan untuk:

  • Evaluasi kinerja selama satu tahun berjalan.
  • Penyusunan program kerja untuk tahun 2026.

Melalui forum musyawarah seperti ini, LDII memastikan bahwa setiap program kerja selaras dengan visi organisasi, membawa manfaat maksimal bagi umat, dan memupuk energi positif di antara seluruh anggota dan mitra kerja.

“Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” — QS. Asy-Syura [42]: 38

Musyawarah menjadi sarana terbaik untuk menggali dan menyatukan energi positif. Dengan dasar niat yang baik, kompak, dan kerja sama yang sehat, musyawarah akan menghasilkan keputusan yang adil dan membawa keberkahan.

Dalil Al-Qur’an dan Hadis menegaskan pentingnya musyawarah. Oleh karena itu, setiap organisasi dan individu hendaknya menjadikan musyawarah sebagai praktik utama dalam pengambilan keputusan agar tercipta kerja sama yang harmonis dan produktif.

Lebih baru Lebih lama