Musda VII LDII Kota Kediri 2025 – Sinergi Pemkot & LDII untuk Lingkungan, Generasi Muda, dan Masa Depan Kota MAPAN

Musda VII LDII Kota Kediri 2025 – Kolaborasi Pemkot & LDII untuk Lingkungan, Generasi Muda, dan Masa Depan MAPAN

Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) VII LDII Kota Kediri, berbagai agenda strategis antara Pemerintah Kota Kediri dan LDII kembali dipertautkan. Pertemuan silaturahim yang berlangsung pada Kamis (11/12) di Rumah Dinas Wali Kota Kediri menjadi titik penting penyelarasan langkah—mulai dari isu kemiskinan, tantangan sampah, hingga ancaman narkotika di kalangan remaja.

Rombongan LDII dipimpin oleh Ketua DPD LDII Kota Kediri, H. Agung Riyanto, dengan membawa maksud utama: memastikan kesediaan Wali Kota Kediri, Vinanda, untuk membuka Musda VII LDII pada 17 Desember 2025. Pertemuan berlangsung hangat, penuh optimisme, dan menghadirkan arah baru bagi kolaborasi keagamaan dan pemerintahan daerah.

Wali Kota Kediri Apresiasi LDII dan Siap Membuka Musda VII

Wali Kota Vinanda membuka dialog dengan menegaskan apresiasi terhadap kontribusi LDII dalam penguatan kesehatan, kerukunan, hingga pendidikan di Kota Kediri.

"Dalam mengatasi stunting, LDII melalui Ponpes Wali Barokah memiliki Posyandu yang baru saja dikunjungi oleh Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI , dalam kerukunan LDII aktif di FKUB, dan Pendidikan dalam LDII juga baik. Ini adalah percontohan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan," ujar Wali Kota Vinanda.

Meski perkembangan berjalan baik, ia juga menggarisbawahi tantangan besar Kota Kediri yang memerlukan keterlibatan seluruh elemen masyarakat—termasuk LDII.

"Terdapat sekitar 17.000 masyarakat miskin di Kota Kediri yang masih membutuhkan perhatian. Masyarakat kita juga masih ada yang tidak punya MCK dan rumah yang kurang layak. Masalah sampah, Kota Kediri menghadapi volume sampah harian yang masif, per hari mencapai 150 ton. Maka, mari bekerjasama untuk mengatasi permasalahan sampah ini," ujarnya.

Ia kemudian menegaskan bahwa meskipun tingkat kriminalitas umum cenderung rendah, kasus narkotika justru masih mendominasi.

"Kasus narkotika menjadi isu yang mendesak, yang harus ada solusi, karena pemakainya didominasi oleh generasi muda. Ini menjadi tantangan besar bagi masa depan Kota Kediri, apalagi Bandara Dhoho sudah aktif," ungkapnya.

Tak hanya itu, Vinanda meminta dukungan LDII untuk mempromosikan Bandara Dhoho dan mendorongnya menjadi bandara embarkasi haji dan umrah agar warga tidak perlu berangkat dari Surabaya.

"Kami harap LDII bisa saling support dengan Pemerintah Kota Kediri dalam mewujudkan Kediri sebagai kota Pendidikan dan selalu MAPAN," harapnya.

Dalam penutupnya, ia memastikan kesediaannya hadir membuka Musda VII LDII Kota Kediri.

"Selama tidak ada kegiatan dari pusat dan provinsi, saya luangkan Waktu untuk membuka kegiatan Musda VII LDII Kota Kediri di tanggal 17 Desember 2025," tandasnya.

LDII: Perkuat Eco Pesantren, Berdayakan Kader, dan Siap Bantu Atasi Tantangan Kota

Menanggapi berbagai isu yang disampaikan Wali Kota, Ketua DPD LDII Kota Kediri, H. Agung Riyanto, menegaskan bahwa Musda VII LDII akan diarahkan untuk memperkuat delapan bidang pengabdian LDII, terutama penguatan lingkungan melalui Eco Pesantren.

"Kami datang ke sini untuk silaturahim dan menjelaskan bahwa Musda akan memperkuat program Eco Pesantren," jelas H. Agung Riyanto.

Salah satu terobosan unik Musda kali ini adalah mengganti karangan bunga ucapan selamat dari stakeholder dengan bibit tanaman—sebuah langkah konkret untuk mengurangi sampah acara.

"Untuk Musda kali ini, kami akan menerapkan konsep ramah lingkungan dengan memakai tanaman sebagai ucapan Musda dari stakeholder, alih-alih karangan bunga yang berpotensi menjadi sampah. Tanaman tersebut, setelah Musda selesai, dapat langsung ditanam," tegasnya.

Ia juga menegaskan kesiapan LDII dalam kolaborasi penanggulangan masalah kemiskinan dan sanitasi.

"Dalam hal kemiskinan dan sanitasi, LDII siap mengerahkan kader muda kami untuk terjun dalam program bedah rumah layak huni dan pembangunan MCK komunal. Ini selaras dengan program peningkatan kualitas sumber daya manusia dan lingkungan di organisasi kami," ujarnya.

Untuk masalah sampah, LDII berkomitmen memperkuat edukasi pengolahan sampah di pesantren dan kelompok pengajian melalui program 3R.

Tidak kalah penting, ancaman narkotika menjadi salah satu fokus utama LDII dalam pembinaan generasi muda.

"Lalu perihal narkotika, kami akan memperkuat program character building dan pembinaan mental spiritual secara intensif bagi Generasi Penerus LDII, menjadikannya benteng moral agar generasi muda Kota Kediri terhindar dari bahaya narkotika," tegasnya.

Ia menutup dengan optimisme besar.

"Semoga Musda VII LDII Kota Kediri mampu mewujudkan SDM Profesional Religius untuk Kota Kediri Mapan Menuju Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

Kunjungan ini dihadiri pula oleh jajaran pengurus LDII Kota Kediri: Sekretaris Lukman Efendi, Ketua Pemuda LDII Asyhari Eko Prayitno, Wakil Bendahara, perwakilan Wanita LDII, serta Sekretaris Ponpes Wali Barokah, Daud Soleh. Pertemuan tersebut tidak hanya menyusun agenda Musda, melainkan mematri arah sinergi baru antara LDII dan Pemkot Kediri untuk menciptakan Kota Kediri yang lebih maju, bersih, sehat, religius, dan MAPAN.

Lebih baru Lebih lama