MUI Sulawesi Utara Dorong Dialog Terbuka Lewat Bedah Buku Kebajikan LDII

Manado, 9 Desember – Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara, KH Abid Takalamingan, menghadiri bedah buku berjudul Nilai-Nilai Kebajikan Jamaah LDII: Dari Amal Saleh hingga Kemandirian. Kegiatan yang digelar di Swiss-Belhotel Manado pada Kamis (27/11) ini menghadirkan Ahmad Ali, cendekiawan muslim dan penulis buku tersebut.

Abid Takalamingan, yang juga bertindak sebagai pembahas, menegaskan bahwa persepsi negatif terhadap LDII selama ini lebih banyak didasarkan pada kurangnya informasi yang akurat. “Banyak salah faham tentang LDII berasal dari ketidaktahuan,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Abid menceritakan pengalaman positifnya terkait pembinaan pemuda LDII, terutama dalam olahraga sepak bola. “Saya lihat sendiri anak-anak muda LDII bermain sepak bola dengan disiplin ibadah. Waktunya sholat, mereka berhenti sepak bola untuk sholat. Saya kagum di LDII ada FORSGI,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Abid mengapresiasi buku tersebut yang membukakan pemahaman baru, khususnya soal penggunaan istilah amal saleh dalam kehidupan sehari-hari warga LDII. “Dalam buku ini saya baru tahu bahwa ‘amal saleh’ menjadi istilah ketika meminta tolong. Misalnya amal saleh, tambahkan kopi,” jelasnya, yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Syarikat Islam Korwil Sulut–Gorontalo–Maluku–Kaltim.

Menurut Abid, LDII masih memegang teguh nilai-nilai penting yang kini mulai terkikis di banyak organisasi keumatan. “Roh yang hilang dari gerakan Islam saat ini, itu ada di LDII,” tegasnya.

Mengakhiri penyampaiannya, Abid menyerukan agar semua elemen umat membuka diri untuk berdialog dan saling memahami. “Perbedaan tidak menuntut keseragaman, tetapi kedewasaan untuk saling memahami,” pungkasnya.

Sementara itu, Ahmad Ali menjelaskan latar belakang penulisan bukunya. “Ada sekitar sebelas poin yang saya tuliskan dalam buku ini, berdasarkan riset saya di beberapa tempat warga LDII,” katanya.

---

Lebih baru Lebih lama