[GORONTALO] Dr. Ahmad Ali, cendekiawan NU dan dosen Universitas PTIQ Jakarta, melakukan riset mendalam tentang perkembangan organisasi Islam di Gorontalo. Kunjungan ini, yang didampingi Dwi Pramono dari DPP LDII, menyoroti sejarah, struktur, dan kontribusi ormas Islam di "Serambi Madinah".
Menelusuri Jejak Islam di Gorontalo Bersama Tokoh NU
Penelitian Dr. Ahmad Ali difokuskan pada kajian komprehensif mengenai sejarah Islam di Gorontalo, struktur organisasi kemasyarakatan Islam, sejarah pendirian organisasi Islam di wilayah tersebut, serta kontribusi nyata ormas Islam terhadap kehidupan sosial dan keagamaan masyarakat setempat.
Kunjungan ini juga melibatkan Wakil DPW LDII Gorontalo, H. Baso Desra, dan Ketua Biro Hubungan Antar Lembaga DPW LDII Gorontalo, Dr. Sri Yulianti Mozin.
Diskusi Mendalam dengan Rais Syuriah PWNU Gorontalo
Agenda silaturahim dimulai dengan kunjungan ke kediaman K.H. dr. Burhanuddin Umar, Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Gorontalo sekaligus Ketua FKUB Kota Gorontalo. Diskusi hangat terjalin mengenai sejarah dan perkembangan Islam di Gorontalo, serta dinamika organisasi Islam di daerah tersebut.
Penyebaran Islam di Gorontalo pada masa awal terjadi melalui jaringan ulama dari Ternate dan Bone yang singgah dan berdakwah di wilayah ini. Inti Islamisasi Gorontalo adalah penyelarasan antara adat dan ajaran Islam, di mana adat istiadat tidak bertentangan dengan syariat, bahkan berlandaskan pada Al-Qur’an.
Asal-Usul Julukan "Serambi Madinah"
Dr. Ahmad Ali juga menggali informasi mengenai julukan Gorontalo sebagai "Serambi Madinah". K.H. dr. Burhanuddin Umar menjelaskan bahwa:
Salah satu versi menyebutkan bahwa julukan tersebut berawal dari upaya masyarakat Gorontalo di masa lalu dalam membangun budaya kebersihan. Melalui musyawarah dewan adat dan pemerintahan setempat, nilai kebersihan yang merupakan bagian dari ajaran Islam kemudian dijadikan slogan dan gerakan bersama, hingga menjadi identitas moral masyarakat Gorontalo.
Pandangan Tokoh NU tentang Perkembangan Ormas Islam
K.H. dr. Burhanuddin Umar, meskipun berlatar belakang dokter, terus memperdalam pemahaman tentang Islam dari berbagai aspek. Ia mengamati perkembangan pesat organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah, terutama dalam bidang pendidikan dan administrasi keagamaan. Mengenai LDII, ia menekankan pentingnya saling menghormati antarlembaga dakwah:
Selama tujuan dakwah sama, yakni memperjuangkan nilai-nilai Islam, maka perbedaan hendaknya tidak menjadi sumber perpecahan.
Kunjungan ini diakhiri dengan penyerahan buku "Nilai-Nilai Kebajikan dalam Jamaah LDII" oleh Dr. Ahmad Ali kepada K.H. dr. Burhanuddin Umar, sebagai simbol rasa hormat dan wujud silaturahim.
Penulis : mr Jamal