
PALU. DPD LDII Kota Palu menggelar seminar "Parenting Skill dan Pranikah" sebagai upaya membekali orang tua dan generasi muda dengan pengetahuan esensial untuk membangun keluarga harmonis dan berkualitas di tengah tantangan zaman.
LDII Palu Fokus Pembinaan Keluarga Harmonis
Seminar yang berlangsung selama dua hari ini menyasar dua fokus utama: peran orang tua dalam menanamkan karakter luhur pada anak dan persiapan generasi muda menghadapi pernikahan. Seminar Parenting Skill bertema “Peran Orang Tua dalam Menanamkan 29 Karakter Luhur Anak” diadakan di Gedung Pogombo, sementara seminar Pra Nikah bertema “Menikah Siapa Takut?” digelar di Aula SMKN 3 Palu.
Ketua DPD LDII Kota Palu, Ilyas Pasaribu, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bagian dari pembinaan karakter yang komprehensif.
Seminar ini merupakan bagian dari pembinaan karakter bagi orang tua dan generasi muda, agar mampu menjalani kehidupan berumah tangga dengan tanggung jawab dan landasan agama yang kuat.
Bekal Mental dan Spiritual untuk Keluarga Sakinah
Ilyas Pasaribu menambahkan bahwa pernikahan bukan sekadar urusan cinta, melainkan juga kesiapan mental, spiritual, dan kemampuan mengasuh anak secara bijak.
Melalui seminar ini, kami ingin membekali bagi orang tua dan calon pasangan agar dapat membangun keluarga sakinah, mawaddah, warahmah,
ujarnya.
Ratusan Peserta Antusias Ikuti Seminar
Ratusan peserta dari kalangan orang tua dan remaja LDII aktif mengikuti kedua seminar tersebut. Materi yang disajikan meliputi pendidikan karakter anak, persiapan mental pranikah, komunikasi efektif dalam rumah tangga, hingga pola asuh anak yang selaras dengan nilai-nilai Islam.
Pakar Berbagi Strategi Hadapi Tantangan Keluarga Modern
Seminar menghadirkan fasilitator parenting dan pranikah, Rio Azadi, serta psikolog Sovia Sahid. Keduanya memandu sesi interaktif yang melibatkan diskusi dan simulasi mengenai berbagai tantangan keluarga modern, termasuk dampak media sosial terhadap hubungan suami-istri dan anak.
Rio Azadi menyoroti urgensi materi parenting yang relevan dengan tantangan generasi Z.
Materi ini sangat dibutuhkan sekali bagi orang tua, karena saat ini Gen Z tantangannya sangat luas. Maka cara mendidiknya pun juga harus berubah.
Sovia Sahid menambahkan bahwa seminar pranikah bertujuan merespons kekhawatiran generasi muda terhadap pernikahan akibat standar sosial yang seringkali tidak realistis di media sosial.
Tidak ada pernikahan yang sempurna, tetapi kita berusaha yang terbaik agar pernikahan ini sesuai dengan nilai-nilai Islam dan bisa memberikan kebahagiaan,
tutur Sovia Sahid.
Respon Positif dan Harapan Keberlanjutan
Kegiatan ini menuai respons positif dari para peserta. Hamid, salah seorang peserta, berharap seminar serupa dapat diselenggarakan secara rutin untuk meningkatkan pengetahuan dan kesiapan dalam menghadapi kehidupan rumah tangga.
Ya harapannya bisa dilaksanakan setahun dua kali, karena materi seperti ini sangat dibutuhkan sekali bagi para generasi muda. Tentu ini menjawab semua keresahan anak-anak muda yang takut menikah,
kata Hamid.