Ada sebuah kisah yang jarang kita sadari. Kisah yang tidak dimulai pada hari kita lahir, bukan saat kita menangis pertama kali, bukan juga pada saat kita mulai mengerti arti kehilangan, cinta, atau perjuangan. Kisah itu dimulai jauh sebelum kita memiliki tubuh, nama, atau keluarga.
Ini adalah kisahmu—kisah tentang siapa kamu sebelum lahir, siapa kamu saat hidup, dan siapa kamu pada akhirnya. Sebuah perjalanan panjang yang penuh rahasia, penuh air mata, penuh cinta, dan penuh janji antara kamu dan Tuhanmu.
1. Sebelum Segalanya: Saat Jiwamu Berdiri di Hadapan Allah
Bayangkan sebuah alam yang tidak memiliki batas. Tidak ada waktu, tidak ada matahari, tidak ada tanah. Hanya jutaan—bahkan miliaran—ruh manusia yang berdiri di hadapan Allah. Di antara ruh-ruh itu ada kamu. Ya, kamu yang membaca tulisan ini.
Di saat itulah, Allah bertanya sebuah pertanyaan yang mengikat seluruh hidup manusia:
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ ۚ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ شَهِدْنَا
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Dan seluruh ruh—termasuk dirimu—menjawab: “Betul, Engkau Tuhan kami.”
Itulah hari ketika engkau bersaksi. Hari ketika engkau berjanji kepada Allah, bahkan sebelum kamu diberi kesempatan melihat dunia. Kau berdiri, menjawab, dan menjadi saksi atas dirimu sendiri.
Dan sejak saat itulah perjalananmu dimulai.
2. Dalam Ketenangan Rahim: Saat Takdirmu Dituliskan
Setelah alam ruh, Allah menitipkanmu ke rahim ibumu. Tempat paling aman, paling tenang, dan paling gelap—namun penuh kasih sayang. Di sanalah, malaikat diutus untuk mencatat takdirmu:
- Berapa lamamu hidup
- Bagaimana rezekimu
- Amal apa yang kau lakukan
- Dan apakah engkau bahagia (ahli surga) atau celaka (ahli neraka)
Semua itu ditulis, bukan untuk mengekangmu, melainkan agar kau tahu bahwa hidupmu tidak pernah terjadi tanpa tujuan. Kau datang ke dunia dengan misi, dengan rencana, dengan skenario yang Allah siapkan khusus untukmu.
Di tempat sempit itu, jantungmu berdegup untuk pertama kali. Tulangmu terbentuk. Wajahmu disempurnakan. Dan tanpa kau tahu, ada dua insan—ayah dan ibu—yang menunggu kehadiranmu dengan harapan dan doa.
3. Ketika Lahir Engkau Menangis
Sejak saat itu, manusia memulai perjalanan panjang untuk mengingat kembali apa yang pernah ia akui sebelum lahir.
4. Dalam Perjalanan Hidup: Antara Cahaya dan Gelap
Dunia adalah panggung ujian. Di sinilah air matamu jatuh. Di sinilah engkau belajar tentang kecewa, tentang patah hati, tentang kehilangan, tentang perjuangan. Di sinilah engkau belajar bahwa setiap tawa selalu diikuti sedih, dan setiap sedih selalu disusul harapan.
Dan di sepanjang jalan itu, Allah mengujimu dengan dua hal:
- Kenikmatan — apakah kau bersyukur?
- Kesulitan — apakah kau bersabar?
Jika engkau termasuk orang yang Allah takdirkan sebagai ahli surga, jalan hidupmu akan diarahkan menuju kebaikan. Mungkin tidak mudah, mungkin penuh luka, tetapi selalu ada pintu cahaya yang Allah bukakan agar engkau tetap berjalan menuju-Nya.
Engkau bisa saja jatuh, tersesat, atau terluka. Namun hati yang ditetapkan Allah untuk kebaikan akan selalu rindu kembali.
5. Ajal: Ketika Semua yang Kau Cintai Harus Kau Tinggalkan
Lalu datanglah hari yang paling sunyi: hari ketika malaikat maut mendatangimu. Hari ketika semua aktivitas terhenti. Hari ketika tubuhmu tak lagi mampu bergerak. Hari ketika nama yang selama ini disebut orang akhirnya dipanggil untuk terakhir kali.
Engkau akan meninggalkan:
- Rumah yang kau bangun
- Hartamu
- Mimpimu
- Orang-orang yang kau cintai
Hanya tiga hal yang terus mengalir setelahmu:
Dan saat ruhmu keluar, engkau memasuki alam baru—alam yang tidak menerima kepalsuan, yang tidak menerima alasan, yang tidak menerima penundaan.
6. Setelah Kematian: Ketika Semuanya Menjadi Nyata
Setelah mati, manusia akan melihat dengan mata yang lebih tajam. Ia akan memahami apa yang sebelumnya tidak ia mengerti. Ia akan menyesal atas yang tidak ia lakukan, dan ia akan bersyukur atas amal-amal kecil yang pernah ia kerjakan.
Dan pada akhirnya, engkau akan dihadapkan pada dua pintu:
- Pintu surga — tempat penuh cahaya, ketenangan, kasih sayang, dan kebahagiaan abadi.
- Pintu neraka — tempat penuh kehinaan, penyesalan, dan siksaan yang tidak tertahankan.
Tidak ada lagi jawaban yang bisa diberikan selain dari amalmu sendiri. Tidak ada lagi peluang untuk memperbaiki.
Semoga Kita Menjadi Orang yang Ditetapkan Bahagia
Semoga kita termasuk orang yang Allah bimbing sejak dalam rahim, dijaga hatinya saat hidup, ditenangkan ajalnya saat mati, dan dimuliakan tempatnya di akhirat.
Semoga kita mampu mengingat kembali janji yang pernah kita ucapkan lama sekali: bahwa Allah adalah Tuhan kita—dulu, sekarang, dan selamanya.


