Ponpes Wonogiri: Santri Unjuk Nalar Kritis dalam Diskusi Demokrasi bersama Wabup

WONOGIRI - Pondok Pesantren Al Barru Bulusulur menjadi pusat perhatian saat menggelar Sabdatama, Senin (29/9/2025), dengan kehadiran Wakil Bupati Wonogiri, Imron Rizkyarno. Kehadiran Wabup menjadi momentum penting untuk menyampaikan pesan krusial tentang peran strategis generasi muda dalam menjaga pilar demokrasi, khususnya dalam forum pendidikan politik.

Antusiasme Pelajar dan Santri dalam Diskusi Demokrasi

Sebanyak 413 pelajar SMP-SMA Bina Insani Wonogiri, berbaur dengan santri Ponpes Al Barru, menunjukkan antusiasme tinggi dalam acara tersebut. Diskusi demokrasi dikemas secara interaktif, memicu gelombang pertanyaan, tanggapan cerdas, dan pandangan kritis dari para peserta.

Ketua KPU Kabupaten Wonogiri, Satya Graha, mengungkapkan kekagumannya atas semangat para santri. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pelajar dan santri memiliki kepekaan mendalam terhadap isu-isu demokrasi dan politik yang berkembang.

“Di luar dugaan, ternyata para santri sangat kritis mengenai politik. Antusiasme ini menunjukkan bahwa murid-murid yang ada di pesantren tidak kalah kritis dalam menyoroti isu demokrasi dibandingkan pelajar di sekolah umum. Mereka mampu memberikan pandangan segar, argumentatif, dan bernas,” ujar Satya.

Peran Strategis Generasi Muda Pesantren dalam Demokrasi

Satya menambahkan, generasi muda pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak demokrasi yang sehat, adil, dan berintegritas. Bekal nilai-nilai agama yang kuat memungkinkan mereka untuk menempatkan politik sebagai wahana perjuangan demi kemaslahatan masyarakat luas.

Wakil Bupati Wonogiri, dalam sambutannya, menegaskan pentingnya pendidikan politik sejak usia dini. Menurutnya, santri tidak hanya dituntut untuk menguasai ilmu agama, tetapi juga harus memiliki kepekaan terhadap dinamika kebangsaan yang terus berkembang.

Sabdatama: Bukti Pesantren sebagai Ruang Nalar Kritis

Kegiatan Sabdatama di Ponpes Al Barru mendapatkan sambutan positif dari seluruh peserta. Suasana diskusi yang cair dan terbuka menciptakan kedekatan antara santri dan dunia politik yang sering dianggap kompleks. Banyak dari mereka menyampaikan gagasan kritis mengenai peran generasi muda dalam menyukseskan pemilu, menekan praktik politik uang, dan membangun partisipasi politik yang sehat.

Semangat yang ditunjukkan para santri dalam Sabdatama menjadi bukti tak terbantahkan bahwa pesantren adalah ruang yang kaya dengan nalar kritis. Kegiatan ini sekaligus memperkuat harapan bahwa generasi muda pesantren mampu menjadi agen demokrasi yang cerdas, berintegritas, dan memiliki kepedulian tinggi terhadap masa depan bangsa. (Ag)

Lebih baru Lebih lama