
JAKARTA. DPP LDII menggelar "Sharing Session Diaspora Cendekiawan LDII 2025" secara hybrid, dengan fokus membangun jejaring global dan memperkuat Indonesia. Acara ini menjadi wadah silaturahmi antara warga LDII di tanah air dengan para diaspora yang berkiprah di berbagai negara.
Bekal Utama Diaspora: Bahasa, Mental, dan Spiritual
Sekretaris Umum DPP LDII, Dody Taufiq Wijaya, menekankan bahwa hidup sebagai diaspora membutuhkan persiapan matang, terutama penguasaan bahasa Inggris.
“Generasi muda LDII yang ingin melanjutkan studi atau bekerja di luar negeri perlu dilatih bahasa Inggris sejak dini, sebab itu menjadi bekal utama. Bahkan mereka yang nilai IELTS-nya tinggi pun tetap perlu membiasakan diri dengan praktik komunikasi,” ujarnya.
Selain kemampuan akademik, Dody juga menyoroti pentingnya mental dan spiritual yang kuat.
“Hidup di luar negeri mengajarkan kemandirian, kedisiplinan, serta kemampuan mencari solusi sendiri. Tapi yang paling penting, jangan melupakan ibadah. Carilah negara atau lingkungan yang memudahkan kita dalam beribadah,” imbuh Dody.
Ia menambahkan bahwa peluang menjadi diaspora sangat beragam, salah satunya melalui Working Holiday Visa (WHV) di Australia.
“Sebagai contoh ada Working Holiday Visa (WHV) di Australia yang cocok digunakan untuk pengalaman dan jejaring internasional sementara, meski biasanya ditempatkan di kota-kota kecil,” imbuhnya.
Kemudahan Beribadah bagi Muslim di Australia
Dody juga menyoroti kemudahan yang didapatkan umat Muslim di Australia dalam menjalankan ibadah.
“Kalau di Australia itu, intinya komunikasi dua arah sangat penting, baik di lingkungan kerja maupun masyarakat sekitar, sehingga kita dipermudah dalam hal apapun, seperti mendapat izin waktu salat Jumat bagi kaum laki-laki,” katanya.
Peran Aktif di Kancah Global dengan Karakter Luhur
Dicky Budiman, peneliti Indonesia dari Universitas Griffith, Australia, menekankan pentingnya generasi muda LDII berperan aktif di kancah global dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan karakter.
“Waktu era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, saya terlibat dalam pembangunan masjid di Gaza, Palestina. Alhamdulillah, ketercapaian itu semua karena pertolongan Allah SWT. Jadi jika kita melakukan sesuatu dengan niat ikhlas insya Allah pertolongan itu pasti ada.” ujarnya.
29 Karakter Luhur LDII Sebagai Solusi
Dicky menambahkan bahwa program 29 karakter luhur yang diusung LDII menjadi solusi bagi warga atau generasi muda LDII yang ingin menjadi diaspora.
“Sehingga diharapkan agar selalu istiqamah, berpegang pada nilai-nilai kebenaran, serta mampu memberi pengaruh positif di lingkungan manapun. Dengan menjunjung kejujuran, integritas, dan karakter luhur, dapat menjaga nama baik bangsa dan menjadi teladan bagi masyarakat global,” tambah Dicky.
KBRI London Dorong Generasi Muda LDII Menembus Peluang Global
Bustanul Rifai Hamzah, Administrative and Technical Staff di KBRI London, turut hadir dan memotivasi generasi muda LDII untuk memperluas wawasan dan meraih peluang global.
Ia menjelaskan bahwa Inggris adalah negara yang ramah terhadap umat beragama, sehingga banyak komunitas keagamaan yang berkembang, salah satunya melalui IMAD (Indonesian Moslems Association of Da’wah).
“Sewaktu saya menjadi santri, selalu dinasihati untuk ‘Dadio Gurune Jagad’. Karena itu, saya kuliah sambil berdakwah hingga ke Inggris, dan Alhamdulillah banyak kemudahan yang saya temukan. Untuk itu generus tidak perlu khawatir, apalagi jika ada generasi penerus (Generus) lulusan Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) yang hendak lanjut ke UK, semua sudah difasilitasi,” ungkap Rifai.
Strategi Menjadi Warga Inggris
Rifai juga memberikan strategi untuk menjadi warga Inggris, salah satunya melalui Graduate Visa.
“Tidak hanya mendapat pengalaman kerja di Inggris, tetapi juga sebagai jembatan untuk beralih ke Skilled Worker Visa atau jika sudah lima tahun bekerja di Inggris, bisa mengajukan Permanent Residency. Kesempatan ini besar jika dimanfaatkan secara maksimal,” tambahnya.
Acara ini menegaskan bahwa dengan persiapan yang matang, generasi muda LDII tidak hanya mampu meraih peluang global, tetapi juga memberikan dampak positif bagi bangsa dan negara.