
Surabaya - Tiga kunci utama ukhuwah Islamiyah ditekankan: persaudaraan, menghindari kebencian, dan saling mendoakan. Dakwah pun harus dilakukan dengan hikmah, tutur kata santun, dan penguatan jamaah lewat pengajian rutin.
Pentingnya Ukhuwah Islamiyah dan Peran LDII
Hal tersebut disampaikan Buya Amiruddin MS, Pendiri sekaligus Pembina Ponpes Baitul Mustaghfirin Al-Amir, Medan, saat bersilaturahim dengan pengurus DPW LDII Jawa Timur, Kamis (18/9). Buya mengingatkan upaya memecah belah umat Islam, seraya mengapresiasi konsistensi LDII dalam menggelar pengajian minimal dua kali seminggu.
“Merawat persatuan umat tidak cukup hanya dengan rutin berkumpul, tetapi juga harus diwujudkan melalui dakwah yang penuh kebijaksanaan. Dengan tutur kata yang santun, nasihat yang menyejukkan, serta semangat merangkul, dakwah diyakini mampu menjadi jembatan yang menyatukan hati umat. Saya menilai LDII sebagai salah satu organisasi Islam yang konsisten menerapkan prinsip tersebut,”ungkapnya.
Buya juga menekankan fungsi masjid sebagai pusat pembinaan dan simbol kedamaian. Ia mengapresiasi pembangunan masjid LDII di setiap kecamatan. Lebih lanjut, Buya menegaskan pentingnya komunikasi dalam syiar Islam, mengapresiasi Majalah NUANSA LDII sebagai catatan sejarah.
“Kalau kita tidak menulis sejarah, maka orang lain yang akan menuliskannya sesuai versinya. Anak cucu nanti tidak akan bisa melihat jejak kita secara literatif kalau tidak ada tulisan,”ujarnya, mengutip pesan Buya Hamka.
LDII Terus Berbenah
Ketua DPW LDII Jatim, Amrodji Konawi, menyambut baik kunjungan tersebut. Ia mengakui kekurangan LDII dan menerima masukan demi perbaikan. Amrodji menegaskan pentingnya membangun ukhuwah, tak hanya antar-muslim, tetapi juga dengan non-muslim.
“Jangankan dengan sesama muslim, dengan non-muslim pun kita membangun persaudaraan dalam koridor tertentu. Apalagi dengan sesama muslim, kita ini ibarat satu pohon yang bermuara kepada Allah SWT. Membangun ukhuwah dalam Islam itu bukan hanya perlu, tapi wajib,”tegasnya.