
Bengkulu - Musyawarah Wilayah (Muswil) VII DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Bengkulu menetapkan kembali Meri Sasdi sebagai Ketua DPW LDII Bengkulu periode 2025-2030. Muswil yang berlangsung di Balai Raya Semarak, Bengkulu, berjalan tertib dan menghasilkan keputusan aklamasi.
LDII Bengkulu: Aset Berharga untuk Pembangunan Daerah
Dukungan Pemerintah Provinsi Bengkulu
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, menyambut baik hasil Muswil tersebut. Ia menilai LDII sebagai aset berharga yang dapat berkolaborasi dengan pemerintah.
“Suksesnya konsolidasi organisasi LDII Provinsi Bengkulu ini adalah bukti kompetensi. LDII menjadi aset bagi Provinsi Bengkulu untuk berkolaborasi bersama pemerintah dalam semangat Bantu Rakyat,”ungkap Mian.
Mian juga mengapresiasi kontribusi nyata LDII dalam pengembangan ekonomi kerakyatan, khususnya melalui UMKM dan koperasi berbasis syariah di Kabupaten Bengkulu Utara.
“Kami sudah melihat bagaimana upaya-upaya jitu warga LDII, yang paling menonjol adalah pengembangan UMKM dan koperasi berbasis syariah, salah satunya di Kabupaten Bengkulu Utara,”tambahnya.
Kepemimpinan Kreatif di Era Dinamis
Ketua Umum DPP LDII menekankan pentingnya kepemimpinan yang kreatif dan adaptif di tengah dinamika global.
“Lingkungan strategis kini sangat dinamis, terlebih dengan kondisi geopolitik dan ekonomi global. Karena itu, kita harus semakin kreatif, selalu belajar, dan berkontribusi positif kepada masyarakat Bengkulu, sejalan dengan moto Pemerintah Provinsi Bengkulu, Bantu Rakyat,”ujarnya.
Meri Sasdi: Siap Berkontribusi untuk Bengkulu
Ketua DPW LDII Bengkulu terpilih, Meri Sasdi, menyampaikan rasa syukur dan komitmennya.
“Alhamdulillah, saya kembali mengemban amanah sebagai Ketua DPW LDII Provinsi Bengkulu. Dengan kekompakan dan koordinasi yang baik, insyãAllah LDII akan terus memberi kontribusi untuk bangsa dan negara, khususnya bagi Provinsi Bengkulu,”tegas Meri Sasdi.
Muswil VII LDII Bengkulu diharapkan memperkuat peran LDII dalam pembangunan daerah melalui sinergi dengan pemerintah di bidang sosial, ekonomi, dan keagamaan.