
Jakarta. LDII Gambir menggelar program Cinta Alam Indonesia (CAI) 2025, Minggu (14/9), di Masjid Baitul Manshurin, Jakarta. Acara diikuti 72 pemuda LDII dan 20 pengurus.
Pembinaan Generasi Muda Berkarakter
Membangun Karakter dan Cinta Lingkungan
Program CAI 2025 bertujuan membina generasi muda LDII agar memiliki 29 karakter mulia, mencintai alam, dan memiliki semangat kebangsaan. Ketua LDII Gambir, Kundari, menegaskan tujuan pembinaan ini.
“Pengurus berharap setelah acara ini selesai, semua peserta bisa menerapkan materi yang disampaikan oleh para pemateri sehingga bisa dijalankan dalam kehidupan tiap harinya, termasuk nilai-nilai luhur dan bisa lebih bijak dalam menyikapi akhir zaman ini,”ujar Kundari.
Wakil Ketua MUI Kecamatan Gambir, Ustadz Babay Sobari, dalam sambutannya menekankan pentingnya persatuan dan kontribusi nyata generasi muda LDII untuk kemajuan bangsa. Ia juga menambahkan pentingnya menjaga lingkungan, khususnya masjid.
“Generasi muda LDII agar mempererat persatuan & kesatuan serta memberikan kontribusi yang manfaat untuk bangsa, agama dan negara. Jalin silaturahmi yang berkesinambungan, jangan sampai hanya acara disini saja, tetap beramal sholih, kedepankan akhalak-akhlak mulia sehingga bisa menjadi contoh bagi umat-umat lain,”ujarnya.
Ustadz Babay Sobari juga menambahkan pentingnya kepedulian terhadap lingkungan.
“Agama itu mengajarkan pada kita agar melakukan semesta ini dengan baik sesuai anjuran Al-Qur’an, sebab betapa banyak kerusakan oleh manusia yang tak berkarakter sehingga dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa,”katanya.
Simulasi dan Permainan untuk Karakter Luhur
LDII Gambir ingin mencetak generasi yang taat beragama, kritis, kooperatif, dan peduli lingkungan. Ketua panitia, Aziz Purnomo, menjelaskan acara ini diikuti pelajar dan pemuda LDII Gambir.
“Kami berupaya maksimal agar seluruh peserta merasa nyaman selama kegiatan berlangsung, acara ini kami siapkan banyak doorprize dan materi yang bisa diterapkan oleh peserta dengan simulasi karakter luhur ini,”ucap Aziz.
Peserta melakukan simulasi penerapan karakter luhur dan berbagai permainan untuk melatih komunikasi dan kolaborasi.
“Keseimbangan pola berpikir juga diperhatikan melalui permainan yang sederhana agar peserta tetap berjalan komunikasinya dengan baik dan fokus dalam setiap sesi,”pungkasnya.