Setiap tanggal 18 Agustus, bangsa Indonesia memperingati Hari Konstitusi Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum refleksi untuk memperkuat kesadaran hukum masyarakat. Hal itu ditegaskan oleh Ketua DPP LDII Bidang Hukum dan HAM, Ibnu Anwarudin, di Jakarta pada Minggu (17/8/2025).
“Konstitusi bukan hanya teks normatif, tetapi pedoman hidup berbangsa dan bernegara. Memahami dan mengamalkannya tidak harus dimaknai dengan pengetahuan mendalam tentang pasal-pasal konstitusi atau aturan formal lainnya. Banyak hal kecil dalam keseharian kita yang sebenarnya merupakan pengamalan konstitusi,” ujarnya.
Implementasi Konstitusi dalam Kehidupan Sehari-hari
Ibnu mencontohkan, sikap menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan antarumat beragama merupakan implementasi Pasal 28E dan Pasal 29 UUD 1945 tentang kebebasan beragama.
“Bahkan, membuang sampah pada tempatnya juga merupakan wujud nyata dari Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 tentang hak atas lingkungan hidup yang sehat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ibnu menegaskan bahwa berbagai program LDII, khususnya delapan klaster pengabdian, berakar dari nilai konstitusi.
“Semua itu adalah bentuk peran serta LDII dalam mengamalkan konstitusi bernegara,” tegasnya.
Tantangan Generasi Z dalam Literasi Konstitusi
Menurut Ibnu, pemahaman konstitusi di kalangan generasi muda, terutama Generasi Z, menghadapi tantangan cukup kompleks. Generasi ini hidup di era digital yang penuh distraksi, namun memiliki kreativitas dan akses teknologi yang luar biasa.
“Potensi itu bisa dimanfaatkan untuk memperkuat literasi konstitusi, misalnya melalui e-book, podcast edukasi, atau konten kreatif berbasis pengetahuan. Setiap karya kreatif yang produktif dan bertanggung jawab pada dasarnya sudah menjadi bagian dari pengamalan konstitusi,” pungkasnya.