
Gubernur Lemhannas RI, TB Ace Hasan Syadzily, dan Ketua Umum DPP LDII, KH Chriswanto Santoso, sepakat bahwa pendidikan karakter yang menyeluruh dan terintegrasi sangat penting untuk mencetak generasi unggul dan cinta tanah air. Keduanya menekankan perlunya menghindari pendekatan militeristik dalam pendidikan.
"Kita percaya, tidak ada anak yang benar-benar nakal. Masalah perilaku biasanya berasal dari lingkungan—baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Maka, yang perlu diperbaiki adalah lingkungan itu sendiri,” ujar Ace Hasan. Senada dengan itu, KH Chriswanto Santoso menyatakan, “Kami khawatir jika pendekatan militeristik malah berujung pada kekerasan. Disiplin bisa dibangun tanpa tekanan fisik. Di LDII, kami punya 29 karakter luhur sebagai fondasi pendidikan santri,” jelasnya.
LDII telah mengambil langkah konkret, seperti pelatihan untuk para pamong lewat program Sekolah Pamong, pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK), serta pengembangan Sekolah Virtual Kebangsaan. "Santri kami didampingi oleh para pamong. Maka yang harus dibekali terlebih dahulu adalah para pamong itu sendiri,” tambah KH Chriswanto. LDII siap berkolaborasi lebih luas dengan Lemhannas untuk memperkuat pendidikan karakter dan nilai-nilai kebangsaan di pesantren.
Kerja sama ini bertujuan mencetak generasi penerus bangsa yang tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga stabil secara emosional dan teguh secara spiritual, siap menjadi pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan mencintai Indonesia.